Rapuh. Satu kata ini menggambarkan diriku, terlahir dengan tubuh yang lemah sehingga aku memiliki keterbatasan aktivitas dalam hidupku.
Bahkan hanya berjalan-jalan dilingkungan rumah membuat asma yang kumiliki kambuh karena kelelahan, begitulah stamina yang kumiliki hanya sedikit.
Menghabiskan waktu di dalam kamar yang sempit, walaupun begitu aku menyukai sesuatu yang aku lakukan saat ini.
Menjadi Virtual YouTuber, menghabiskan waktu dengan streaming, free talk, bernyanyi, membuat lagu, dan bermain game.
Namun hal itu masih belum cukup bagiku, ada satu hal yang kuinginkan, apa itu keluar dari rumah dan menyentuh rumput? bukan.
Sesuatu Itu adalah sesuatu yang jauh lebih spesial, sesuatu yang lebih menyenangkan dari apa yang kulakukan saat ini.
Mandi Hujan, setiap hujan datang aku selalu berada di depan jendela melihat rintik hujan yang deras dari dalam rumah sambil menikmati makanan & minuman yang hangat.
Setiap aku memandangi hujan yang deras di depan rumahku, aku selalu melihat sekumpulan anak-anak yang berlarian ke sana kemari menikmati hujan.
Sungguh membuatku Iri, aku juga ingin merasakannya. Namun aku tidak di perbolehkan oleh dokter bahkan kedua orang tua ku.
14 Juni 2046
Suara TV
๐๐ช๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐๐ถ๐ข๐ค๐ข ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ช๐ฏ๐ช ๐ฅ๐ช ๐๐ฐ๐ต๐ข ๐***๐ฎ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ๐ช ๐ฉ๐ถ๐ซ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ข๐ต ๐๐ถ๐ฉ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ข๐ฑ๐ข๐ช 26ยฐ ๐๐ช ๐ฉ๐ข๐ณ๐ข๐ฑ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ด๐บ๐ข๐ณ๐ข๐ฌ๐ข๐ต ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ต๐ช-๐ฉ๐ข๐ต๐ช ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ฉ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ.
"Hujannya deras banget ya, padahal ayah ada rapat meeting dengan klien"
Pria yang duduk didepan tv itu adalah ayahku, seorang manajer perusahaan, beliau orang yang cukup humoris.
Datang seorang wanita dengan secangkir teh tangannya menghampiri ayah.
"Yah mau bagaimana kalau hujan pa, apa kamu akan membatalkan pertemuannya?"
Wanita cantik ini adalah Ibuku, beliau orang yang sabar dan penyayang, namun saat marah bahkan ayah sampai tunduk pada ibu.
"Yah tidak juga, mungkin ayah akan melakukan pertemuannya melalui daring, ngomong-ngomong Kobo apa kamu sudah meminum obat?"
Sambil melihat ke arah perempuan yang duduk di depan jendela menikmati teh nya. Dia adalah Kobo Kanaeru 16th.
"Sudah yah, ga perlu diingatkan sudah kulakukan"
Yah begitulah ayah, walaupun terlihat sibuk dengan pekerjaannya namun ayah selalu meluangkan waktu untukku, dan ayah selalu nampak khawatir padaku.
"Ayah hanya mengkhawatirkan mu, jika penyakitmu tambah parah, bukankah itu sesuatu yang tidak lucu?"
Aku tersenyum sedikit mendengar tanggapan ibu, Ibu pergi ke kamar untuk melanjutkan pekerjaan menjahitnya. Ayah melakukan pertemuannya secara online di ruangan kerjanya.
Hujan masih deras. Ini adalah kesempatan yang jarang muncul, saat ini dan ayah sibuk dengan pekerjaan nya mungkin aku bisa keluar dan bermain hujan.
"Aku sangat ingin melakukannya"
Aku berdiri dari kursi dan membuka pintu rumah, suara derasnya hujan yang menghantam atap rumah begitu kuat saat pintu dibuka, mengulurkan telapak tanganku di bawah air hujan.
"Dingin"
Aku berjalan ke depan rumah, air hujan yang jatuh mengenai tubuhku, rasanya seperti hantaman pasir yang terlempar ke arahku namun dingin.
Jantung ku berdebar-debar dengan sangat kencang, aku mulai berlari ke sana kemari.
"menyenangkan, sangat menyenangkan"
Aku menikmati momen momen ini setiap detiknya, melompat di atas genangan air, berlari dengan anak-anak menerobos hujan, menari seperti di film-film yang aku lihat di bawah hujan.
sampai akhirnya aku mendengar teriakan seseorang.
"Cepat kesini! Kobo pulang sekarang!"
Ibu memanggil ku dengan panik, tapi aku hanya tersenyum dan mendekati ibu namun, aku tiba-tiba pusing dan penglihatan ku kabur, aku terjatuh.
"Cepat panggil ambulan!"
Ibu dengan panik mencoba menyadarkan ku.
"Dok, tolong selamatkan anak saya dok!"
Ibu yang berbicara dengan dokter saat aku sedang dibawa ke ruangan darurat di rumah sakit.
"Gunakan Kejutan Listrik, 1 2 3" *bzzzttt
"sekali lagi 1,2,3" *bzzzttt
Dokter dan suster sudah melakukan yang terbaik namun nyawa anak perempuan tersebut tidak bisa di selamatkan, kabar duka tersebut membuat sang ibu pingsan.
- - - - -
Di sebuah tempat yang gelap tanpa ujung, tubuh perempuan yang bersinar terang di kegelapan tanpa ujung tersebut adalah tubuh dari Jiwa Kobo yang menyimpang dari jalur reinkarnasi.
Jiwa yang masih memiliki penyesalan akan keluar dari jalur reinkarnasi, terdapat 2 Opsi pada jiwa ini, yang pertama jiwa ini akan terjebak di kegelapan tanpa ujung yaitu abyss dan opsi kedua jiwa tersebut akan tetap berada di dunia yang biasa di sebut arwah gentayangan.
Jiwa yang terjebak di abyss akan menghilang saat energi kehidupan dari jiwa tersebut telah habis, namun ada beberapa kasus langka di mana jiwa tersebut diselamatkan oleh dewa.
Dalam kasus ini Dewa Air.
Sebuah cahaya biru dengan gelembung air disekitarnya menghampiri jiwa Kobo, Sosok tersebut mengeluarkan gelombang air yang kuat di abyss dan menghempaskan nya ke sekitar abyss, sosok itu mengucapkan beberapa kalimat.
"Nalad"
"Lindungi"
"Anakku"
Setelah itu keduanya menghilang bersamaan tanpa ada jejak sedikitpun.
kematian, hal yang di takutkan kedua orang tua Kobo terjadi, Kobo yang belum siap untuk meninggalkan keluarganya menyesali perbuatannya.
"Ibu, Ayah maafkan aku"
"Bangun" *bisik-bisik
"ibu...."
"bangun" *bisik-bisik
"ayah..."
seseorang mendekat.
"Yo"
"Uwaaaa!! siapa itu?! siapa kau?! dimana ini?"
Situasi ini membuatku bingung dan tidak tahu harus berkata apa, pertama seingat ku, aku telah meninggal karena mandi hujan, kedua entah bagaimana aku bisa berakhir di sebuah laut yang indah ini bahkan aku tidak merasakan adanya tubuh fisik ku, yang ketiga kakakยฒ cantik dengan senyum mengerikan di depanku dengan ukuran tingginya sekitar 3 meter baru saja menyapaku, tubuhnya terlihat seperti terbuat dari air.
Apa dia Dewi atau semacamnya? Wajahnya cantik, tatapannya yang dingin seperti yandere yang ingin membunuh pacarnya saat ketauan selingkuh, jujur dia membuatku merinding, tapi entah kenapa aku merasa terhubung dengannya.
"aku yakin kau memiliki banyak pertanyaan saat ini, aku akan menjawabnya satu persatu"
Wow apa dia membaca pikiranku.
"Aku memi-!! aku tidak bisa bicara?!"
Ah benar aku tidak merasakan tubuhku, aku seperti mengambang di air dan dapat bergerak sesukaku.
"transmisi pikiran itulah yang kita lakukan, kau dapat menyebutnya telepati atau semacamnya, aku akan menjawab pertanyaan pertama mu.
Aku Nalad, Ratu Roh Air. Aku diutus untuk mengawasimu karena kau telah di pilih oleh sang Dewi. Yang kedua alasan kenapa kau disini karena jiwa mu telah di selamatkan oleh sang Dewi dan di reinkarnasi kan di dunia ini, namun tidak ada tubuh fisik yang cocok untukmu.
Karena pada dasarnya tidak hanya tubuh fisikmu yang dulu lemah, tapi jiwa mu juga lemah.
Jadi sang Dewi memasukan jiwamu kedalam air suci valhalla, air suci itu sangat amat berharga bahkan di antara para dewa, dapat digunakan sebagai tubuh spiritual, karena efek nya yang luar biasa jiwa mu akan diperbaiki seiring berjalannya waktu.
Kau bertanya-tanya terbuat dari apa aku? tubuhku terbuat dari bagian tubuh sang Dewi aku terhubung dengannya layaknya orang tua dan anak, apa kau memiliki pertanyaan lagi?"
"bolehkah aku tau dunia seperti apa ini?"
"Valhearth, jika kau dari bumi mungkin dunia ini digambarkan seperti dunia fantasy dimana sihir, ksatria, monster ada dan mana menjadi pondasi dunia ini"
Bukankah itu keren?! dunia fantasy!! seperti yang sering kulihat dalam film, anime, bahkan manga.
"Aku sangat bersemangat! lalu apa yang harus kulakukan?! apa aku akan mengalahkan monster dan menjadi pahlawan atau-"
"tidak ada"
"eh?"
"tugasku hanya mengawasimu, lakukan semau mu, kalau begitu aku pamit"
Nalad seketika menghilang menjadi partikel kecil.
Dan begitulah ceritaku bereinkarnasi menjadi gumpalan air tanpa bentuk dimulai.