~saat satu kepercayaan yang luntur karena sebuah kebohongan mengatasnamakan Kebaikan~
-
-
-
-
-
-
-
⭐⭐⭐
Awan pagi menyambut hariku. Duniaku yang indah terasa lebih indah ketika aku bersama orang-orang yang ku sayangi.
Aku menjalani hariku sebagai mahasiswa kedokteran bersama ketiga temanku, Indah, Risa, dan Alya. Kami berempat adalah teman seperjuangan dari mulai sd, smp, bahkan sma. Dan kami berempat punya tujuan dan impian yang sama untuk menjadi seorang dokter.
Indah adalah satu-satunya wanita berhijab di pertemanan kami. Dwn kabarnya setelah wisuda ia akan segera melangsungkan pernikahan yang telah direncanakan orang tuanya. Dan aku senang ketika salah satu sahabatku bisa segera menikah.
Alya adalah cewek tomboy yang masih single. Karena saking tomboynya, pada waktu perpisahan sma di kala semua cewek dengan bangganya memakai make up dan gaun yang indah, dia malah memakai setelan kemeja dengan celana hitam dan rambut yang dikuncir layaknya bodyguard yang sedang menjalankan tugas.
Dan yang terakhir, Risa. Dia adalah wanita cerewet yang super duper cerewet kalau ketemu sama crush nya. Bisa di bilang dia memang centil, tapi wajah cantiknya memang tak bisa di bantah. Dia memang sangat cantik. Hanya saja setiap orang punya kekurangan bukan? Dan itulah kekurangan sekaligus kelebihan nya.
Aku bersyukur karena memiliki ketiga sahabat yang berbeda karakter tapi justru perbedaan itu menyatukan kita dan membuat setiap waktu yang kita jalani terasa bermakna.
Hari ini jam kelas kami telah selesai. Waktunya untuk pulang karena akhir-akhir ini banyak sekali tugas yang menunggu di dalam laptop untuk segera di kerjakan. Kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing tanpa nongkrong seperti biasanya.
Aku mulai menaiki mobil putih yang selalu ku bawa ke kampus. Namun, saat akan membuka pintunya tiba-tiba langkah ku terhenti. Pikiranku seakan teringat pada Geno yang sudah sebulan ini tak pernah menghubungiku. Aku merasa bahwa akhir-akhir ini, dia berubah padaku. Selama dua tahun pacaran ini, dia tidak pernah seperti ini. Bahkan bisa di bilang kami selalu memberi kabar setiap hari.
Tapi aku tak mau berburuk sangka apalagi terhadap pacarku sendiri. Mungkin pekerjaan di kantor sangat banyak sehingga membuatnya lupa menghubungiku.
Hal buruk yang ada di pikiranku segera ku hilangkan. Aku menaiki mobil, melajukan nya dengan cepat sehingga tak butuh waktu lama bagiku untuk sampai ke rumah keluarga kami.
Hari ini mamah dan papah sedang libur bekerja. Oh ya, Papah ku sekarang adalah pemilik PT ADX, yaitu perusahaan batu bara di Indonesia. Sedangkan Mamah, dulunya adalah seorang model terkenal, namun karena ingin merawatku akhirnya mamah memutuskan untuk vakum dari dunia nya sampai saat ini.
"hallo sayang, kamu udah pulang nak? "sapa Papah yang sedang menonton tv ketika aku membuka kan pintu.
Aku menyimpulkan senyumanku, dan segera menghampiri Papah.
"mamah mana, Pah? Lagi arisan ya? "tanyaku setelah duduk di samping Papah
"enggak,, mamah ada tuh lagi di gudang" jawab Papah
"di gudang? Lagi ngapain, Pah? "tanyaku penasaran
"lagu beresin baju-baju kamu waktu kecil, katanya mau di sumbangin ke panti asuhan"
"ohh gitu ya Pah. Ya udah deh, Ismi bantuin mamah dulu yah"
"ya udah sana"jawab Papah dengan senyuman sumringah nya.
Aku pun segera menghampiri mamah di gudang. Dan benar saja, disana mamah dengan sibuknya membereskan baju baju ku dan memasukan nya ke dalam kardus.
"Mah.. "panggilku sehingga membuat mamah menoleh ke arahku.
"ehh kamu sayang,, udah pulang? "jawab Mamah dengan senyuman bahagia nya.
"Mamah ngapain? "tanyaku seakan tak mengerti
"ini.. Mamah lagi beresin baju kamu waktu kecil. Ya dari pada gak di pake mendingan mamah kasih ke panti asuhan, ya kan? "jawab mamah
Aku hanya menggelengkan kepalaku tanda mengerti, lalu berkata "aku bantuin ya Mah"
"gak usah sayang, banyak debu loh. Mendingan kamu sama Papah aja sana"
"gak papa Mah, aku bantuin biar cepet"
Aku membereskan beberapa pakaian yang terselip di dalam lemari yang sudah banyak debu.
Saat akan membereskan nya, aku menemukan sebuah syal bertuliskan nama Asma. Aku bingung, mamah tak pernah memberikan syal ini padaku, dan kenapa syal ini bertuliskan nama Asma bukan namaku.
"Mah"panggilku sambil memandangi syal itu di tanganku.
"iya sayang"jawabnya namun tak menoleh ke arah ku.
"ini... Punya siapa?"tanyaku
Mamah menoleh dan ekspresi nya kaget seketika dan langsung membawa syal yang ku pegang.
"itu punya siapa Mah?"tanyaku lagi
"ini.. Ini... "
"punya siapa Mah? Kok namanya Asma? "aku memotong perkataan Mamah
"i iini punya kamu sayang, tapi.. Namanya salah harusnya nama kamu. Makanya.. Mamah gak kasih ini sama kamu.. Tadinya mamah mau bikin lagi yang baru, tapi... Pembuat syal nya.. U uudah pindah keluar negri" jawab Mamah dengan wajah khawatir
"ohh gitu mah,, padahal gak papa kali, harusnya mamah kasih sama aku"
Mamah hanya tersenyum.
"tapi aku boleh nyimpen syal nya gak Mah?"tanya ku
"hah? Emm... Kalau kamu mau mamah bisa kok beli yang baru lagi yang bertuliskan nama kamu"
"gak papa Mah, aku mau syal ini. Warna syal nya indah banget. Aku gak perlu kok syal yang baru. Gak papa ya Mah? "tanyaku
"ya udah... "Mamah memberikan syal itu dengan ragu
"makasih mah" ucapku dengan bahagia nya sambil mencium pipi mamahku.