Chereads / Kesimpulan / Chapter 3 - Awal

Chapter 3 - Awal

~hal yang paling ku takutkan adalah ketika aku tak tahu siapa diriku yang sesungguhnya~

-

-

-

-

-

-

-

⭐⭐⭐

Seperti biasa, aku kembali mencari sebuah koin bertuliskan angka lima ratus. Kumpulan koin itu akan mengisi perutku di hari yang mulai siang ini.

Aku berkeliling dari bus menuju bus, memainkan ukulele yang ku punya dengan suara yang tak berirama yang sedikit membuatku geli. Tapi aku tak peduli, ini risiko yang harus aku tempuh agar aku bisa bertahan di kehidupan yang amat keras ini.

Saat aku sedang beristirahat di tepi jalan yang cukup ramai dengan berbagai mobil mewah yang kesana kemari, tiba-tiba seseorang memanggilku di balik mobil hitam yang terparkir di seberang jalan sana.

Aku memasang wajah bingung, seorang laki-laki berjas hitam dengan kemeja abu lengkap dengan dasi abu tua di lehernya melambaikan tangan nya ke arah ku. Karena tak ada respon dari ku, ia mulai berjalan menghampiriku.

Saat itu, ia memasang wajah bingung dan melihat pakaian yang ku kenakan dari atas sampai bawah. Beberapa kali dia memanggilku dengan nama yang tertulis dalam syal itu. Ismi... Yahh nama itu. Dia memanggilku dengan nama itu.

Beberapa kali dia berbicara padaku dengan omongan kosong yang membuatku mengerutkan kening. Karena tak ingin terlalu lama dengan orang itu, akhirnya aku memutuskan untuk pergi tanpa memedulikan orang aneh itu.

Sepertinya hari masih cukup siang untuk pulang. Aku memutuskan untuk kembali menjelajah kota untuk mendapatkan sekeping logam untuk hidup. Namun hari yang sial sepertinya sedang menimpaku hari ini. Aku bertemu lagi dengan lelaki yang tadi memanggilku dengan nama Ismi dan lagi-lagi dia memanggilku dengan nama itu.

Dia mencoba menarik tanganku tapi aku tepis dengan kasar. Eratan tangannya cukup kuat, sehingga kali ini aku tak bjsa melawan.

"ismi... Kamu kenapa sih? Bukannya harusnya kuliah ya? Kok di sini? "tanya orang itu

Aku menjawab dengan nada kasar "siapa yang lo maksud? "

Dia terlihat kaget dengan jawabanku.

"Kamu... Ismi kan? "tanya nya lagi

"lo salah orang"jawabku sambil menepiskan lagi tanganku kemudian pergi, namun lagi-lagi dua menahan langkahku.

"kalau lo bukan Ismi, terus lo siapa? "tanya nya

Aku menghembuskan nafas kasar  dan mengacak-acak rambutku karena kesal. "lo ini kenapa sih? Gue bukan orang yang lo maksud? Jadi, berhenti manggil gue dengan nama itu"

"gue tanya, kalau lo bukan Ismi, terus lo siapa? "dia menegaskan pertanyaan nya

"perlu gue jawab? " tanyaku dengan nada ketus

"ya perlu lah, karena wajah lo sama kayak wajah pacar gue"jawabnya.

"tapi gue bukan pacar lo"

"iya gue tahu.. Tapi seenggaknya lo kasih tahu lo siapa? "

"buat apa? Toh gue bukan orang yang lo maksud. Mendingan sekarang lo minggir.."ucapku dengan kasarnya sambil pergi dengan kesalnya.

Aku pun pergi tanpa mempedulikan panggilan lelaki gila itu yang sedari tadi masih memanggil orang yang tak dikenal nya itu.