Chereads / Terjebak Birahi Vampir Ganas / Chapter 9 - Nightmare

Chapter 9 - Nightmare

David terus memandangi wajah cantik wanitanya. Dia selalu saja tersenyum setiap kali melihat kecantikan wanita itu. Bentuk tubuh dan pesona yang disembunyikan oleh Aileen Claresta memang sangat luar biasa, terlebih lagi kekuatan yang dimiliki oleh wanita itu. Setelah puas memandangi wajah cantik itu, dia pun bangkit dari ranjang lalu mengenakan bathrobe –nya untuk berjalan keluar.

Dia bukan manusia yang butuh istirahat. Dia adalah vampir yang hanya hidup dari menghisap darah manusia. Makhluk seperti mereka tidak akan bertahan lama kalau tidak membunuh manusia lalu menghabiskan darahnya. David berjalan di mansionnya lalu merenungi segala tujuannya setelah ini. Hanya untuk bertahan hidup. Berbeda dengan manusia, makhluk yang rapuh dan umurnya sangat singkat.

"Sudah berabad –abad aku lalui dan baru kali ini aku bisa mendapatkan keabadian yang ssungguhnya. Menyesap sedikit demi sedikit darah milik Aileen akan membatku menjadi yang terkuat di antara semuanya. Dan jika aku sudah menjadi yang terkuat, aku akan mengembalikan masa kejayaan para vampir seperti empat ratus tahun silam." Dia bermonolog memikirkan soal rencana yang dia buat. David ingin menjadi pemimpin yang menggantikan ayahnya. Mungkin disebut sebagai Lord. Untuk saat ini, Lord masih menjadi gelar milik pamannya, Fransciscus Grey.

"Karena jika aku yang menjadi Lord, maka tidak ada yang bisa mengaturku," gumamnya lagi.

Walaupun para vampir hidup terpisah, ada peraturan yang mesti sama –sama mereka ikuti. Terlebih lagi, mereka para vampir bangsawan! Tujuan peraturan dibuat adalah untuk memastikan generasi vampir tetap ada walau waktu berlalu. Jika seorang vampir semakin tua, dia akan semakin kehilangan kemampuannya perlahan –lahan. Itu biasa terjadi pada mereka yang sudah melewati usia dua ribu tahun. Saat mereka melemah, maka dipilih lah pimpinan baru dan yang sebelumnya dibuang begitu saja. Terdengar menyedihkan, tapi begitulah cara hidup makhluk kejam ini.

Dan David diam –diam menentang peraturan ini, karena tidak mau jika suatu saat nanti dia akan dibuang. Jika dia memimpin semuanya, maka dia tidak boleh disingkirkan sama sekali. Dan memang, usia David sudah lewat empat ratus lima puluh tahun. Masih terbilang muda untuk ukuran para vampir. Dan soal kekuatan yang dimiliki oleh Aileen, itu adalah rahasia yang diketahui oleh David sendiri. Para vampir biasanya akan selalu menghindari pemilik kekuatan ini, tapi David malah mendekatinya karena pada faktanya dia mendapat kekuatan lebih daripada darah milik Aileen. Dan jika rahasia ini terbongkar, semua akan menyerang David demi merenggut Aileen darinya.

'Tidak, yang seperti itu tidak bisa terjadi!' batinnya.

Setelah selesai memikirkan segalanya, David berjalan ke perpustakaan miliknya. Ia ingin megambil sebuah buku yang berisi mengenai keterangan kekuatan milik Aileen. Harusnya kekuatan itu berbentuk suatu benda padat seperti mutiara. Tapi yang membuat David heran adalah kenapa dia bisa merasakan kekuatan itu sangat kental di darah Aileen. Setiap vampir merasakan kekuatan itu, selalu saja mereka mencari pemiliknya lalu membantai mereka. Tidak ada yang bisa memegang mutiara kekuatan itu sedikit pun, karena mereka akan langsung menjadi debu.

Berulang kali David membaca semua buku yang berhubungan dengan kekuatan untuk membantai para vampir, tapi belum juga dia temukan fakta kenapa darah Aileen bisa mendapat kekuatan tersebut. Dia terdiam karena perasaan kesalnya sambil menyandarkan kepala di sofa baca. Tanpa sadar, ingatan ratusan tahun yang lalu kembali teringat di dalam kepalanya.

Flashback

Transylvania, sekitar 1550M

Di tengah acara yang sakral yang disebut sebagai pernikahan, terlihat banyak orang di kastil tersebut. Tapi mereka bukan orang, melainkan makhluk yang disebut sebagai vampir. Semuanya berkumpul di balik tembok tinggi dan kuat yang mereka bangun selama ratusan tahun lamanya di Transylvania. Yang bisa juga disebut sebagai istana para bangsawan vampir.

Terlihat seorang vampir wanita yang sangta cantik dengan rambut pirang panjangnya berjalan di sepanjang altar. Pengantin prianya sudah berdiri dan hanya memandangnya datar. Pria itu, David Atkinson akan menikahi sang wanita yang sama –sama berasal dari kaum bangsawan. Pernikahan yang dilakukan atas dasar perjanjian dua bangsawan dan tanpa cinta dari edua belah pihak. Mungkin lebih tepatnya dari David karena merasa dia terlalu muda untuk hidup hanya bersama satu wanita selamanya. Sedangkan Vallecia yang cantik sangat menyukai pria itu.

"Pengantin wanita sudah tiba! Marilah kita mulai acara penyatuan kalian berdua. Setelah kalian sama –sama menyatakan sumpah untuk satu sama lain, maka kalian adalah pasangan yang akan selalu bersama dansaling melindungi!" ujar sang penghulu pernikahan.

Ritual dilakukan satu demi satu diikuti dengan khidmat oleh semua hadirin. Dan tinggal satu ritual terakhir, yaitu David yang harus menggigit Vallecia dan memberi tanda bahwa wanita itu adalah miliknya. Ia menatap wajah cantik yang tersenyum itu dan kemudian mengeluarkan taringnya. Ia mendekatkan wajahnya ke leher putih mulus wanita itu. Tapi tak lama sesuatu yang mengejutkan terjadi!

'BRAKK!!!'

Perhatian seluruh vampir teralihkan dengan kedatangan tamu tak diundang. David sudah lebih dulu teralihkan sebelum menandai Vallecia menjadi miliknya yang sah. Seorang pria berjubah putih membawa salib dan mengangkatnya di hadapannya semua. Seketika, semua vampir marah dengan kehadirannya. Semua vampir kelas bawah langsung menyerangnya, tapi seketika semuanya berubah menjadi debu. Melihat itu, vampir bangsawan kesal lalu mengeluarkan kekuatan mereka untuk membungkam penyerang itu.

"Kalian para iblis harus lenyap karena membuat kami manusia terancam! Tuhan telah menghukum kalian dan aku lah yang akan menghabisi kalian semua!" teriak pastor itu sambil mengeluarkan sebuah kekuatan berbentuk lingkaran sihir yang langsung membuat para vampir bangsawan tak bisa bergerak karena terperangkap.

"Kekuatan macam apa ini?" Zeriel Atkinson bertanya –tanya karena memerhatikan para vampir bangsawan pun tidak bisa mendekat ke arah sang pastor.

Semakin diperhatikan, lama –kelamaan tubuh para vampir yang terjebak di lingkaran itu memucat dan perlahan menjadi debu. Semua vampir yang melihat itu ketakutan dan memilih mundur teratur. Mereka semua takut mati dan sang pastor semakin berjalan maju tanpa takut sedikit pun. Dia sama sekali tak membawa patok yang biasa digunakan untuk memburu vampir. Datang hanya sendiri menembus pertahanan di luar dengan mudah pastinya membutuhkan kekuatan yang luar biasa.

"Dan sekarang giliran kalian!" Pastor itu menunjuk Zeriel dan istrinya yang berdiri di atas sana. Langsung saja, mereka berdua membuat sihir pelindung untuk diri mereka sendiri.

"Ah, lebih seru jika dimulai dari pengantin baru ini!" katanya lalu mengarahkan kekuatannya ke arah David dan Vallecia.

"Lindungi dirimu!" David mendorong Vallecia menjauh lalu membuat sihir pertahanan. Tapi dalam sekejap, sihir itu terlihat tak ada gunanya. Sang pastor menyeringai dan membuat tubuh David bergerak sendiri lalu mencekik lehernya untuk mati dengan cara yang sadis.

"Kasihan sekali! Malah masih muda ya," gumamnya membuat semuanya terdiam.

"Ukhh!!!" David berusaha bertahan dengan sekuat tenaganya tapi kekuatan itu sungguh mempermainkan dirinya. Pastor itu membuat mental para vampir bangsawan lainnya semakin jatuh karena apa yang mereka lihat.

"Apa yang kalian lihat! Selamatkan putraku!" teriak Zelena Grey langsung maju dengan seluruh kekuatannya. Wanita yang adalah istri pimpinan para vampir itu berhasil membuat sang pastor menghentikan aksi menyiksa David. Melihat David sudah terlepas, Franscisus membawa keponakannya ke tempat aman.

"Kalian semua pergilah! Biar kami yang akan menahannya di sini!" suruh Zeriel langsung memegan tangan istrinya. Keduanya saling bertatapan dan mengerahkan seluruh kekuatan mereka.

Sebagian lari, tapi tak semuanya selamat! Yang setiap kepada Lord mereka ikut bertarung, tapi yang ada semuanya dibantai dengan sadis dan berubah menjadi abu, termasuk kedua orang tua David. Bersama sang paman, David berhasil bersembunyi di hutan dan meninggalkan kastil mereka. David terlalu takut menoleh ke belakang dan diliputi oleh segala rasa takut. Tubuh pria itu melemas lalu terduduk di salah satu pohon besar.

"Yang tadi itu hampir saja ya?" ujar Frans membuat David terdiam. Ia tak tahu bagaimana nasib kedua orang tuanya. Dia yakin, tidak ada yang selamat, karena tak lama melihat kastil mereka terbakar.

"Bagaimana dengan Vallecia? Kau tidak membawanya? Bagaimana kalau dia mati?" tanya Frans kemudian hanya dibalas kebungkaman oleh David.

"Aku tidak tahu," balas David sama sekali tak memikirkan soal Vallecia.

"Dia itu istrimu!" Frans mengingatkan keponakannya.

"Tidak, aku belum selesai menandainya dan pembunuh itu sudah datang! Aku sudah menyelamatkannya dan setelah itu biar lah takdir yang membawa ke mana baiknya," balas David sama sekali tak menunjukkan kepedulian kepada Vallecia Hudson. Dia hanya masih terngiang –ngiang soal kekejaman pembantai itu dan nasib kedua orang tuanya saja. Sisanya, dia sama sekali tidak mau tahu.

"Kita harus pergi dari sini. Kita tak bisa hidup bersama lagi karena jika kita berkumpul, maka dia akan menemukan lalu membantai kita lagi. Tapi aku sebagai Lord yang baru akan membuat peraturan untuk berkumpul setiap malam purnama untuk upacara darah. Jangan berdiam seperti tidak punya harapan! Karena kau selamat, maka kita harus terus bertahan!" ucap Frans lalu menarik tangan David untuk pergi bersamanya.

Setelah itu, mereka meninggalkan Transylvania dan hidup berpindah –pindah.Tak lama, mereka mendengar kematian pastor pemilik kekuatan itu. Tapi ada penerusnya daan mereka selalu saja memikirkan cara licik untuk membunuh pemilik kekuatan itu di saat dia tak memegang kalung mutiara itu. Begitulah para vampir melakukannya hingga saat ini.

End Of Flashback

"Sial! Kenapa aku mengingat mimpi buruk itu lagi? Ah, itu tak akan terjadi sama sekali! Karena sekarang, kekuatan itu akan menjadi milikku!" gumamnya sambil menarik seringaiannya.

***

Aileen terbangun dan melihat matahari sudah tinggi. Ia memerhatikan sekitar dan David sedang tak ada di tempat. Wanita itu mandi lalu menatap dirinya di cermin. Ia memiringkan kepalanya dan memerhatikan kalau lehernya masih mulus tanpa luka sedikit pun. Dia sedikit heran kenapa tak ada sedikit pun bekas luka selain sebuah tanda di punggungnya.

"Padahal aku yakin, dia meninggalkan bekas gigitan di dada dan juga di bawah leherku. Kenapa bisa pulih secepat ini ya? Dan lagi, dia sama sekali tak mau memberi tahu diriku ini sebenarnya apa," gumam Aileen heran sembari mengenakan pakaiannya. Dan ya, ini adalah akhir pekan dan dia tak bekerja.

Maka dari itu, Aileen keluar melangkah ke dapur. Mansion besar dan mewah ini memang begitu kosong tanpa ada seorang pun selain dirinya. Tapi untungnya, semenjak tinggal di sini, David menyediakan bahan makanan untuk dia masak. Aileen lumayan pandai mengolah bahan makanan dan memasak sesuai seleranya karena bahna makanan di sini sangat berlimpah. Saat sedang sibuk memasak, tiba –tiba sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Ia tertegun dan melihat seorang pria bersandar di bahu kanannya.

"Dave?" Aileen menyebut nama itu pelan dan dibalas anggukan dari empunya.

"Dari mana saja?" tanya Aileen kemudian.

"Hanya berkeliling. Tapi saat merasakan kamu sudah bangun, aku langsung kembali untuk melihatmu karena aku selalu merindukan segalanya yang ada pada dirimu," jawab David dengan suara beratnya yang begitu mempesona. Jantung Aileen berdebar begitu kencang saat mendengar bualan berbahaya dari pria seperti David.

"Hei, kenapa jantungmu berdebar, hm? Aliran darahmu semakin kencang sehingga aku jadi ingin menggigitmu!" katanya sambil memegang dada Aileen, tepat di bagian jantungnya. Tapi pria itu sedikit iseng dengan menggoda wanitanya di pagi hari dengan menyentuh puncak dada Aileen yang tiba –tiba sensitive sehingga empunya melenguh. Oh, godaan seperti ini memang sangat mematikan dan membuat Aileen tidak bisa bertahan.

"Sudah basah ya? Sayang, kenapa kamu selalu siap untukku, hm? Kamu berhasil membuatku merasa senang," bisiknya lalu membalikkan tubuh Aileen di meja dapur dan mendudukkannya. Ia menaikkan kaki jenjang wanita itu sambil merabanya dari bawah ke atas untuk menggoda sang wanita.

"Ahh… Dave! Cukup! Aku mau masak dan makan!" Aileen tidak mau menyerah dalam godaan untuk saat ini. Maka dari itu, dia mendorong David sedikit menjauh lalu membenarkan pakaiannya. Melihat Aileen menolaknya, David memicing kesal dan langsung menarik Aileen mendekat kemudian-

"Akhh!!" pekik Aileen kesakitan saat David menancapkan gigi taringnya dan menghisap darahnya. Aileen jelas merasa sangat kesakitan karena pria itu menggigitnya tanpa peringatan dan setelah puas, David melepasnya begitu saja. Aileen terduduk di lantai marmer itu karena kehilangan sebagian dari tenaganya karena gigitan David.

"Bagaimana kalau kita buat persetujuan, sayang? Setiap kamu menolak sentuhanku, maka aku berhak untuk menghisap darahmu? Ya, itu adalah bayaran yang sempurna untuk rasa kesalku karena tidak mendapat pemuasan saat gairahku sedang di ubun –ubun. Jangan marah ya? Karena sebentar lagi, bekas luka dan rasa sakitnya akan hilang kok." David berujar sambil mengelus pelan wajah Aileen lalu berbalik meninggalkan wanita itu sendirian di dapur.

Aileen yang menerima perlakuan itu terdiam sambil memikirkan semua yang baru saja terjadi. Dia merasakan sakit luar biasa karena sebuah fakta kalau David seperti memanfaatkan dirinya saja. Aileen bersandar di dinding lalu menekuk kakinya karena merasa begitu ketakutan. Di satu sisi, dia sudah jatuh hati. Tapi di sisi lain, pria itu tidak terlihat memiliki perasaan tulus untuknya.

"Kalau aku pergi, dia bisa menemukanku dengan cepat. Aku tidak bisa menolaknya karena dia akan menghisap darahku. Kenapa posisiku jadi tidak berdaya begini? Hikss… dan lagi aku malah jatuh cinta!" rutuknya sambil memukul kepalanya sendiri. Sungguh pilu berada di posisi Aileen yang tak bisa melakukan apapun. Bukannya tak bisa, tapi dia tidak tahu saja apa sebenarnya kemampuan yang dia miliki. Kalau dia sudah tahu, bahkan untuk mengubah David jadi seonggok debu bukan lah sesuatu yang sulit.