Buku yang terlihat sangat tua dan bertuliskan VAMPIRE ini tidak pernah aku lihat di perpustakaan mana pun sebelumnya. Tapi anehnya, buku ini sama sekali tidak berdebu walau terlihat sangat tua. Aku yakin, Dave pasti seirng ke sini, tapi apa dia suka membaca ya? Banyak buku yang terlihat di meja ini. Tentu saja dia adalah yang membaca, karena selama tinggal di sini, aku sama sekali tidak melihat orang lain.
Aku pun mendudukkan bokongku untuk mencari tahu bagaimana sejarah kehidupan para vampir. Mulai kubuka buku ini an membaca kalimat demi kalimat. Asal mereka dan aku terkejut kalau empat ratus tahun yang lalu ada yang disebut kerajaan vampir di Transylvania.
"Dia pernah sebut dirinya sebagai vampir bangsawan ya? Hm… masuk akal! Tapi apa yang membuat kerajaan vampir hancur? Bukannya mereka sangat kuat?" Tentu saja hal itu membuatku bertanya –tanya. Lembar demi lembaran aku buka dan terlihat sebuah lukisan kastil yang familiar.
'Aku pernah liat gambar kastil ini di internet. Berarti benar kalau ini dulu adalah tempat para vampir berkumpul,' gumamku lagi. Aku dulu merasa kalau keberadaan vampir hanya sekedar mitos belaka. Tapi sekarang sudah tidak ada alasan bagiku untuk tidak percaya. Dan seraya aku membalik buku ini, aku melihat sesuatu yang berbentuk bulat seperti mutiara hitam dalam sebuah kalung.
"Aku… seperti pernah melihat benda ini. Ini benda apa sebenarnya?" tanyaku sambil membaca keterangan yang ada. Tapi yang ada hanya keterangan kalau para vampir ingin menghancurkan benda ini berkeping –keping. Karena benda ini, para vampir banyak membunuh para pemburu vampir sampai habis.
"Benar! Ini seperti… milik Papa dan Mama yang mereka suruh aku telan lima tahun yang lalu sebelum mereka berdua menghilang!" tebakku kembali teringat pada masa lalu.
Flashback…
Aku baru saja pulang dari toko tempatku bekerja. Seperti biasa, aku langsung pulang karena yakin sudah ada makanan lezat yang dipersiapkan oleh Mama di rumah. Tapi sesampainya di rumah, aku melihat semuanya gelap lalu tanganku ditarik oleh Mama.
"Aileen! Apapun yang terjadi, kamu jangan keluar rumah!" kata Mama membuatku bingung.
"Apa yang terjadi, Ma? Kenapa rumah jadi gelap begini juga?" heranku tapi tak lama Mama mengeluarkan sesuatu di dalam kalungnya, seperti mutiara hitam.
"Mereka sudah melacak kita! Mama dan Papa akan pergi untuk mengalihkan perhatian mereka dan kamu cepat telan benda ini!" suruh Mama membuatku terkejut bukan main.
"Ma, itu benda padat dan bisa merusak pencernaanku!" tolakku tentunya.
"Cepatlah, Aileen! Kalau benda ini berbaur dengan darahmu, mereka tidak akan bisa mendeteksinya! Ah, atau Mama haluskan saja dan kamu cepat minum!" Mama dengan cepat mengambil batu lalu menghaluskan mutiara hitam itu dan mencampurkannya ke segelas air putih.
"Ma, tunggu dulu! Mereka itu siapa?" tanyaku ingin tahu.
"Maafkan kami sayang! Kami tidak bisa bilang apapun kepadamu. Tapi cepat minum ini atau kau akan kehilangan nyawamu! Cepatlah!" suruh Mama lagi dan akhirnya aku lakukan. Setelah aku habiskan minuman yang rasanya luar biasa aneh itu, aku merasakan keanehan pada diriku sendiri. Rasanya sangat mual, tapi tidak ada yang keluar. Kepalaku pusing dan pandanganku berkunang. Setelah itu, aku kehilangan kesadaranku sama sekali. Dan paginya, aku sudah berada di rumah sakit dan dinyatakan syok karena kematian kedua orang tuaku yang disebabkan oleh vampir. Tapi waktu itu, aku sama sekali tidak percaya dengan makhluk bertaring itu.
End Of Flashback…
"Sebenarnya… apa yang aku telan malam itu? Apa benda itu yang membuat Dave selama ini menahanku?" Aku benar –benar khawatir dengan apa yang sebenarnya ada dalam tubuhku.
Aku teringat Dave selalu bilang kalau darahku istimewa dan ia ingin terus memilikiku. Aku sadar sudah dimanfaatkan oleh Dave, tapi sampai detik ini pun aku tidak mau lari karena ingin bersamanya dan berharap kalau dia mencintaiku. Berkali –kali aku membalik buku ini dan berusaha untuk menemukan keterangan mengenai mutiara hitam itu, tapi sama sekali tidak ada. Aku kesal dan berniat menutup buku tua ini. Tapi saat di halaman terakhir, aku melihat gambar salib yang dipegang oleh seorang yang digambarkan seperti pastor. Di tengah salib itu, ada hiasan mutiara hitam yang kuduga sama.
"Apa mutiara itu adalah kekuatan pembunuh vampir? Tapi kenapa aku malah tidak bisa melawan mereka? Dan Dave, dia bahkan bisa menghisap darahku. Apa fungsinya jadi berbeda setelah ditelan?" Terus saja aku bertanya –tanya mengenai kebenaran yang ada. Tapi aku masih merasa semua keterangan masih abu –abu. Harusnya, ada seseorang yang mau menjelaskannya dengan lebih terperinci kepadaku.
***
"Kenapa kalian membuat masalah dengan memanggilku ke sini?" Dave bertanya sinis kepada para vampir yang ada di ruangan ini. Dia pergi dengan cepat ke Olympya karena ada sinyal panggilan dari sang Lord, Frans yang adalah pamannya.
"Kau datang juga, teman! Bagaimana kabarmu?" tanya Aaron sambil menepuk bahu Dave.
"Santai saja, Nak! Kau lupa, ini adalah perayaan malam bulan purnama merah yang bisa menambah umur kita satu abad dan hanya dirayakan satu abad sekali juga. Jangan bilang kamu lupa," jawab Frans membuat Dave mendengus kesal.
Bagaimana bisa dia lupa dengan malam sakral para vampir ini? Di malam ini, mereka bisa menambah umur satu abad dengan berdiri di cahaya rembulan merah dan sekaligus bisa memiliki keturunan dengan vampir wanita walau tanpa cinta. Itu bisa dilakukan hanya di malam ini demi meneruskan keturunan para vampir.
"Aku bisa mendapat sinarnya di tematku sendiri. Kenapa harus sampai datang ke sini?" sinis Dave merasa tidak penting berkumpul dengan mereka semua.
"Sombong sekali! Mentang –mentang, kau dulunya calon putra mahkota yang memimpin kami? Lord, dia ini tersinggung loh!" kata Aaron membuat Dave kesal lalu mendorong sesamanya itu sampai menubruk dinding.
"Dave, jangan beringas!" Frans mengingatkan keponakannya. Adegan kekasaran ini sudah dilihat banyak vampir lainnya. Ah, sebenarnya tidak banyak, hanya delapan termasuk Dave, Aaron, Frans dan lima lainnya. Mereka adalah vampir berdarah murni yang berhasil selamat dari oembantai empat ratus tahun yang lalu.
"Dave, kami ke sini panggil kamu karena ingin kau menjadi pimpinan kami," kata Sally.
"Ya, benar! Ayahku ingin memberi kesempatan buatmu untuk memimpin, karena aku bukan pure blood!" tambah Dion membuat Dave memicing.
"Maksudnya bagaimana? Sally sudah bersama dengan Jack dan Hillary sudah bersama Leon. Aku tidak bisa jadi Lord jika belum punya garis keturunan kan? Harus punya anak bangsawan juga! Apa aku harus mengambil istri sesamaku, paman?" sinis Dave merasa permintaan mereka sama sekali tidak masuk akal. Yang sebenarnya Dave inginkan adalah mengubah peraturan untuk calon Lord yang mesti menikah. Walau bisa saja dia membunuh Frans yang sudah lemah nanti, pasti ada saja yang memberontak kepadanya.
"Siapa bilang kamu harus mengambil istri orang kalau ada istri kamu di sini?" Suara seorang wanita dengan suara heels –nya yang berkelotak terdengar di ruangan ini. Seorang wanita berambut blonde terang menunjukkan diri sehingga membuat Dave terkejut!