Tampak terlihat raut wajah kesal pada Ando karena sejak tadi tak mendapatkan jawaban dari office boy itu.
"Saya bicara dengan kamu loh!"
Anya yang masih belum menjawab karena dia takut jika suaranya dapat dikenali oleh Ando walau dia berusaha merubahnya sedikit.
Ando terlihat sudah pasrah dengan pria yang ada dihadapannya itu, "Saya minta tolong kepada kamu untuk membersihkan ruangan saya sekarang!" Perintah Ando dan langsung saja pergi.
Melihat sikap Ando membuat Anya mengepalkan tangannya, jika Anya tahu kalau Ando bekerja di rumah sakit ini maka dia tidak akan mau bekerja disini walau dirinya membutuhkan pekerjaan sekali pun. "Bahkan pria itu tidak mengucapakan terima kasih kepadaku, dia langsung pergi saja," cetus Anya terlihat kesal dan berjalan pergi untuk menjalankan perintah Ando tadi.
Selama dalam perjalanan menuju ruangan Ando, Anya tiba-tiba saja memikirkan sesuatu. Dia yang penasaran dengan Ando menerima perjodohan itu atau tidak? Tapi jika dilihat tentu saja Ando menolak wanita seperti Anya walau dia terlihat cantik dengan berbeda tapi Anya yakin Ando tidak akan menerima perjodohan ini.
Kini Anya menghentikan langkah kakinya ketika sampai di ruangan Ando. Dia yang telah berada di dalam menatap takjub ruangan Ando yang begitu rapi dan juga dirinya sedikit terheran. "Jika seperti ini apa yang ingin aku bersihkan dan rapikan?" tanya Anya terhadap dirinya sendiri.
Jujur saja Anya juga memiliki cita-cita sebagai seorang dokter. Dia pun melangkahkan kakinya untuk menuju ke meja kerja Dokter Ando. Mencoba duduk di kursi dengan harapan agar dirinya bisa duduk di kursi seperti ini juga suatu hari nanti.
"Jadi ini rasanya menjadi seorang dokter," ucapnya dan lalu Anya melihat pakaian dokter membuat Anya berpikiran sesuatu. "Jika menggunakannya beberapa menit tidak apa-apa kali ya? Lagi pula Dokter Ando sedang keluar dan pasti dia akan kembali lama," ucap Anya kembali dan mengambil pakaian dokter yang digantung itu.
Dia menggunakan jas dokter lalu menatap dirinya dari pantulan cermin.
Ceklek!
"Lancang sekali kamu!"
Baru saja Anya tersenyum takjub melihat dirinya menggunakan jas dokter, namun dirinya tiba-tiba saja terkejut mendengar suara teriakan seseorang yang dia kenal. "Mati aku dokter Ando datang," ucapnya dalam hati dengan takut.
Anya yang masih membelakangi Ando dan belum membalikkan tubuhnya sebab dia terlalu takut jika harus bertatap mata dengan Ando. Bukan karena dirinya yang lancang memakai sesuatu di milik dokter Ando akan tetapi takut jika identitasnya terbongkar.
"Kamu tidak mendengar ucapanku ya?" cetus Ando yang sudah berada di belakang Anya dan memegang pundak Anya.
Sontak tubuh Anya menegang karena Ando yang menyentuhnya. Bahkan jantungnya berdetak dengan begitu cepat.
"Cepat tunjukkan wajahmu!"
Dengan terpaksa Anya membalikkan tubuhnya dari pada nanti identitas dirinya terbongkar.
"Apa yang kamu lakukan tadi, tidak sopan! Apa jangan-jangan kamu telah mencuri sesuatu?" tanya Ando dengan suara yang begitu keras.
Anya tentu saja membulatkan matanya karena terkejut dengan pertanyaan Ando.
Dokter Ando yang mengatakan kalau dirinya tak sopan dan bahkan menuduh dirinya mencuri.
Dengan tangan yang terkepal dan menghela nafasnya sebelum dia membuka suaranya karena dirinya tak bisa diam setelah ucapan Dokter Ando barusan.
"Maaf dokter saya tidak mengambil apa-apa, kalau dokter tak percaya periksa saja saya!" ucap Anya dengan tatapan kesal.
"Oke," Ando menjawab dan menganggukkan kepalanya.
Melihat tangan Ando yang hendak menyentuh tubuhnya sontak Anya langsung saja memutar tangan Ando ke belakang.
"Arghhh sakit!" Teriak Ando dengan kesal.
Sehingga membuat Anya tersenyum. "Jangan sentuh saya Dok!" cetus Anya sehingga membuat Ando mengerutkan keningnya.
"Siapa yang ingin menyentuh kamu? Saya hanya ingin memeriksa apakah kamu mengambil sesuatu dari ruangan saya atau tidak," jawab Ando yang sedang memberontak.
"Tapi Dokter tidak boleh sentuh saya," jawabnya.
"Kenapa saya tidak boleh menyentuh kamu, lagi pula kita sama-sama pria," cetus Dokter Ando sehingga membuat Anya terdiam.
Bodoh! Itulah yang kini ada dipikiran Anya, dengan sikapnya yang seperti ini pasti Dokter Ando akan mencurigai siapa dirinya. Bagaimana jika dokter Ando mengetahui kalau dirinya adalah Anya seseorang yang akan dijodohkan oleh dia.
Sedangkan Ando yang merasa kalau dirinya bisa melepaskan diri karena office boy itu tengah melamun memikirkan sesuatu.
Dengan cepat Ando melepaskan tangannya yang tadi diputar ke belakang dan dia mendorong tubuh office boy tersebut hingga terjatuh.
Bruk!
"Seharusnya rumah sakit ini tidak mempekerjakan pria seperti kamu! Cepat berdiri!"
Wajah dokter Ando yang sudah sangat merah karena kesal dan marahnya terhadap office boy rumah sakit miliknya yang berani lancang dan tak sopan bahkan sepertinya memiliki niat untuk mencuri.
Terkejut itulah yang saat ini Anya rasakan ketika tubuhnya di dorong oleh dokter Ando.
Dia pun berdiri. "Maafkan saya telah tidak sopan dan saya bersumpah kalau saya tidak mencuri apapun," ucap Anya yang mengalah biarkan dirinya direndahkan seperti ini.
Tampak terkejut melihat wajah office boy tersebut yang sedikit memiliki perbedaan dengan yang dia lihat sebelumnya. "Siapa namamu?" tanya Ando.
"Saya Dika," jawabnya.
"Sudah pergi sana!"
***
Ando kini berada di rumah sakit, dia yang berada pada ruang rawat Ayah Anya.
"Om saya sudah menemukan Anya," ucap Ando yang memang sejak kemarin mencari keberadaan Anya sesuai dengan perintah Ayah Anya.
"Benarkah? Dimana dia?" tanya Ayah Anya dengan begitu semangat.
"Rumah sakit saya, namun saya belum pasti dia Anya atau bukan karena melakukan penyamaran," jawab Ando.
"Maksudnya?" tanya Ayah Anya dengan bingung.
Ando pun menjelaskan apa yang terjadi tadi. Dan setelah menceritakan semua kepada Ayah Anya membuat Ando merasa lega ketika melihat wajah gembira Ayah Anya atau calon Ayah mertuanya.
"Tapi apa kamu yakin bisa membawa Anya pulang? Dia itu anak yang keras kepala," jawab Ayah Anya.
"Saya yakin kalau saya bisa membawa Anya, kalau begitu Ando pergi dulu ya Om. Cepat sembuh," ucap Ando dan pamit.
Dia yang pergi harus kembali menyelidiki tentang seseorang yang kini tengah dia curigai benar atau tidak kalau orang itu adalah Anya, wanita yang akan dijodohkan oleh dirinya.
Ando yang berada di dalam mobil masih memikirkan suatu hal tentang kejadian di ruangannya. Dia yang sangat curiga karena sejak pertama bertemu tepatnya di dapur tingkahnya memang aneh.
"Jika benar dia Anya, apa aku bisa membawanya kembali seperti yang telah aku janjikan?" tanyanya dengan bingung karena mengingat sikap dan karakter Anya itu berbeda dengan wanita lain. Dan jika membujuknya dengan sesuatu Anya pasti menolak.
Ando juga harus cepat-cepat bertemu dengan Anya untuk membicarakan kondisi Ayah Anya dan juga perjodohan mereka.
Karena tengah memikirkan keberadaan Anya, Ando tak menyadari kalau dari kejauhan ada seorang anak perempuan yang tengah menyebrang jalan.
Hingga hampir dekat Ando baru menyadarinya dan dengan cepat dia menginjak rem mobilnya.
Ciiiitttttt!