Chereads / I LOVE YOU MAS DOKTER / Chapter 9 - Dokter Ando

Chapter 9 - Dokter Ando

Genta yang belum bisa memejamkan kedua matanya karena mengingat ucapan Anya tadi. Dia merasakan sedih pada dirinya setelah mengetahui siapa pria yang akan dijodohkan oleh Anya. Bahkan bagi Genta percuma perasaan ini ada jika Anya akan menjadi milik orang lain, terlebih lagi pria yang akan menjadi Suami Anya adalah seseorang yang hampir dikatakan sempurna sementara dirinya hanya petugas kebersihan di rumah sakit calon Suami Anya.

"Apa aku akan menyerah saja dan membiarkan Anya dengannya?" ucapnya sambil berpikir jika harus membiarkan dan menyembunyikan Anya bersamanya. Walau pun Anya pergi dengan kemauan Anya sendiri tapi seharusnya sebagai sahabat yang baik Genta tidak boleh membiarkan itu. Lagi pula Anya bersamanya hanya akan menderita, berbeda dengan keluarga Anya yang memiliki segalanya.

Malam ini pikiran Genta dipenuhi dengan perasaannya kepada Anya. Dia yang sudah menaruh hati kepada Anya sejak pertama dirinya masuk sekolah dasar hanya saja beberapa Minggu ini Anya kembali bertemu dengannya lagi dan bahkan rasa cinta Genta tak berubah sedikit pun terhadap Anya.

Tubuhnya yang sudah lelah karena Genta sangat bekerja keras mencari uang, namun ditambah dengan beban pikiran terhadap masalah hatinya yang sudah pasti dan yakin kalau cintanya itu bertepuk sebelah tangan.

Walau Genta belum pernah mengungkapkannya namun jika Anya peka terhadap perasaan Genta hanya melalui sikap Genta beberapa Minggu ini pasti Anya tahu kalau Genta menaruh perasaan kepadanya.

"Aku harus menyerahkan Anya kepada kedua orang tuanya. Anya bukanlah seseorang yang sama seperti diriku, bahkan saat Anya pulang aku mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit apa yang telah dilakukan Anya." Genta berucap sambil mengingat ucapan orang rumah sakit terhadap masalah yang dilakukan oleh Anya.

Genta pun berusaha memejamkan matanya tanpa sadar.

***

Matahari masuk ke celah-celah atas jendela. Dia yang harus memulai kehidupan baru dengan keterbatasan uang dan bahkan harus bekerja keras.

Anya menatap wajahnya yang tampak natural tanpa polesan make up sedikit pun. Tampak cantik dan pantas saja banyak orang yang mengejarnya walau sikapnya cuek, dingin bahkan tingkahnya seperti seorang laki-laki tapi tak menutup kemungkinan Anya tak bisa masak. Anya sangat pandai masak, hanya saja dia menyimpan bakat tersebut.

Dalam hitungan beberapa hari lagi adalah hari kelulusannya dan entah Anya bisa melanjutkan kuliahnya atau tidak sebab dia sudah tidak tinggal dengan orang tuanya lagi.

"Aku harus pergi keluar dan berbicara kepada Genta untuk tak memberitahu identitas aku kepada siapapun," ucapnya karena dia yakin kalau Genta sudah bangun sejak tadi pagi.

Anya yang melangkahkan kakinya menuju rumah Genta yang hanya beberapa langkah dari rumahnya.

"Genta ada yang harus aku bicarakan sama kam.... " Anya masuk begitu saja tanpa izin, namun ucapannya terpotong ketika melihat seseorang yang dia kenal.

Anya tanpa penyamaran terkejut melihat Dokter Ando berada di dalam rumah Genta. Dia menatap Genta dengan penuh tanda tanya.

Sedangkan Dokter Ando juga ikut menatap Anya. "Kamu harus pulang dan menerima perjodohan ini!"

Anya yang tengah saling bertatapan dengan Genta terkejut dengan ucapan Ando terhadap dirinya. "Aku tidak akan pulang dan aku tidak akan menerima perjodohan gila itu," jawab Anya dengan tatapan yang tak suka terhadap Ando karena memerintahkan dirinya. Anya pun melangkahkan kakinya mendekati Genta, dia menarik tangan Genta untuk menjauh dari Ando.

"Jangan bilang kamu yang memberitahukan kalau aku ada disini?" cetus Anya yang terlihat mulai kesal dengan Genta.

Genta pun menganggukkan kepalanya sehingga membuat Anya terlihat sangat kecewa. "Arghhh... kenapa Genta? Aku tidak ingin menikah dengan dia, kamu tahu itu Genta."

"Maaf, tapi akankah lebih baik kamu bersamanya Anya."

Mendengar ucapan Genta barusan justru membuat Anya semakin kesal. "Sahabat bodoh, membiarkan sahabatnya sendiri menikah dengan pria yang tak dikenal."

"Bahkan kita hanya sahabat Anya.... " Teriakan Genta membuat Anya terkejut bahkan Ando yang tengah bermain ponsel untuk memberikan kabar kepada kedua orang tua Anya terkejut dengan suara Genta yang amat kencang.

"Kita memang sahabat Genta, kecewa aku sama kamu!"

"Aku yang kecewa sama kamu Anya dan bahkan kamu sangat jahat."

Seolah tak ada yang ingin kalah dengan ini semua hingga Ando mendekati mereka. "Genta saya ucapkan terima kasih sudah memberitahukan keberadaan Anya, dan ini sebagai imbalan. Saya tahu kamu membutuhkannya untuk biaya sekolah adik kamu kan?"

Anya melihat Ando menyodorkan segepok uang yang jumlahnya tentu tak sedikit kepada Genta. Jujur Anya sangat berharap kalau Genta tak menerima dan mengambil uang yang diberikan oleh Ando. Namun dia terkejut ketika melihat Genta rupanya mengambil uang tersebut.

Entahlah Anya merasa kalau dirinya telah dijual oleh Genta. Bahkan tanpa sadar air matanya menetes.

"Baik, aku akan pulang dan menerima perjodohan ini."

Terkejut dengan ucapan Anya, Ando mendadak tersenyum kecil. Bukan karena dia merasa senang dengan perjodohan yang terjalin ini, tetapi karena Ayah Anya pasti akan sangat bahagia dan kesehatannya membaik.

Anya pergi dari rumah Genta ke rumahnya untuk merapikan pakaiannya.

Beberapa menit kemudian dia keluar dengan membawa sebuah koper besar, tanpa pamit dan tanpa menatap Genta Anya masuk ke dalam mobil Ando.

Hatinya sangat tercabik-cabik hari ini, entah bahkan dia bingung kenapa ini terjadi. Anya sangat kesal ketika mendengar kalau Genta merelakan dirinya dengan Dokter Ando.

Selama perjalanan menuju jalan pulang wajah Anya tampak murung dan bersedih.

"Kamu bersedih berpisah dengan pria tadi?" Ando yang bertanya kepada Anya karena sejak tadi memperhatikan raut wajah Anya yang terus saja murung menatap luar jendela.

Hening!

Anya tak menjawab pertanyaan Ando, bahkan selama perjalanan keduanya tak membuka suara mereka.

***

Matanya yang tertutup kini terbuka karena terkejut saat merasakan mobil tiba-tiba saja berhenti.

"Apa aku benar-benar akan kembali pulang ke rumah?" ucapnya dalam hati padahal baru beberapa hari Anya merasakan sebuah kebebasan dalam hidupnya saat bersama dengan Genta.

Namun wajahnya menatap bingung melihat sekelilingnya karena dia tak berada di depan rumah melainkan sebuah rumah sakit.

"Aku membawa kamu ke sini karena Ayahmu sedang sakit," ucap Ando yang berdiri di samping Anya.

Terdiam sejenak setelah mendengar ucapan Ando. Anya yang bingung padahal sewaktu dia pergi Ayahnya terlihat baik-baik saja. Apakah Ayahnya sakit karena kepergian Anya?

"Ayo ikut aku!"

Anya mengikuti langkah kaki Ando yang melangkah menuju ruangan rawat sang Ayah.

Namun saat hendak sampai di depan ruang rawat Ayah Anya, dari kejauhan mereka berdua melihat kedua orang tua Ando tampak murung bahkan Ibu Anya menangis tersedu-sedu.

Anya yang melihat kejadian itu hanya bisa berpikir buruk, dia pun berlari mendekati sang Ibu. Begitu juga dengan Ando yang menyusulnya.

"Bu, ada apa?"

"Kamu kemana saja? Mungkin kamu sebentar lagi akan menyesal karena telah meninggalkan kami!"