Chereads / CINTA TIGA DIMENSI / Chapter 24 - 24. Kembalinya Nathan dan Rahasianya

Chapter 24 - 24. Kembalinya Nathan dan Rahasianya

Selama Ivory dan Jade berada di luar untuk mencari tahu mengenai surat misterius yang muncul di tengah kegalauan mereka, tanpa mereka sadari bahwa rumah mereka telah kedatangan seorang tamu misterius. Seolah seperti sudah mengetahui bahwa Jade dan Ivory sedang berada di luar maka ia pun mulai bergerak memasuki rumah tersebut dengan leluasa apalagi ia sudah cukup tau akses di rumah tersebut. Tanpa rasa malu dan takut ia pun memasuki kamar Moniq seakan sudah begitu menghafal letak – letak kamar yang ada di setiap ruangan. Ketika dibukanya pintu kamar tersebut, dilihatnya sang penghuni kamar masih terlelap sambil memeluk semua potongan foto - foto yang sudah dihancurkannya kemarin. Melihat itu ia sangat tidak suka lalu mengambil semua potongan foto - foto tersebut dari pelukan Moniq. Dipandanginya wajah wanita yang sedang tidur terlelap tersebut. Wajah yang begitu penuh dengan kesedihan dan penderitaan, sangat disayangkan wanita secantik ini harus menderita karena menikah dengan pria tersebut, harusnya wanita ini bisa hidup bahagia bersamanya pikirnya. Ia mencoba untuk mengusap rambut wanita tersebut dan mencium wanginya yang masih terasa segar, benar – benar mencerminkan sisi berkelasnya, wanita yang begitu memikat hati setiap pria yang melihatnya. Ketika ia hendak mencoba untuk memegang wajah wanita tersebut tiba - tiba wanita tersebut sudah terbangun dari tidurnya. Meskipun ia masih belum bisa sepenuhnya membuka matanya, namun sekilas ia seperti melihat sosok orang asing yang tiba - tiba berada di hadapannya hingga membuatnya begitu terperanjat. Ia lalu berusaha untuk bangkit dari ranjang, berusaha menyingkir lalu berjalan menjauh dari hadapan pria itu dan menanyakan siapa dirinya.

Pria tersebut hanya tersenyum dan segera memasang topeng kulit yang diambilnya dari dalam saku celananya. Setelah topeng kulit tersebut terpasang dengan sempurna, Moniq kembali melihat pria tersebut dan merasa seperti tidak asing melihat wajah pria yang memiliki mata kecil berwarna keabu - abuan dengan wajah yang cukup maskulin dan berhidung mancung dengan sedikit kerutan di bagian bawah mata. Rasanya ia tidak asing dengan wajah ini. "Kamu kan?" Seraya tersenyum penuh kemenangan pria tersebut pun tidak ragu lagi untuk mulai membuka suara sambil membungkukkan badan seolah seperti sedang memberi hormat kepada seorang pemimpin negara, "Masih ingat saya ya, Ibu Moniq Keithleen yang terhormat?" Moniq begitu terperanjat dengan sosok yang berdiri di hadapannya dan ia kenali. Baginya ini terasa mustahil. Bagaimana mungkin, seseorang yang sudah dinyatakan meninggal bisa hidup kembali. Seketika ia kembali teringat mengenai rahasia yang pernah diceritakan oleh Enrique sebelum mereka berangkat ke Paris di gubuk 'Rahasia Cinta' milik James. Ia mencoba untuk memutar kembali kilasan balik mengenai apa yang dikatakan oleh Enrique terakhir kalinya mengenai seseorang di masa lalu yang berusaha untuk merebut apa yang telah diberikan oleh ayahnya kepadanya dan seseorang tersebut merupakan anak dari Charlotte, adik tiri Roderick, yang merupakan ayah angkatnya Enrique, dan sekarang sepupunya itu sudah seusianya, itu berarti ia adalah... "Nathan? Jadi ini beneran kamu? Ini gak mungkin terjadi. Bukannya kamu sudah...?" Nathan lalu tertawa dengan begitu keras hingga bergema ke seluruh ruangan, seakan ia baru saja mendengarkan sebuah cerita yang begitu lucu baginya. "Mati? Aku nggak selemah suami kamu itu Moniqku sayang." Merasa jijik mendengar pernyataan dari bawahan suaminya itu ia lalu berusaha melawan, "Jangan macam - macam dan gak sopan kamu Nat! Aku ini masih majikanmu. Aku baru tau ternyata kamu adalah anak Tantenya Enrique bukan? Kamu mau merebut apa dariku? Enrique sudah meninggal kamu mau apa lagi? Apa masih belum puas kamu? Dan lagi, kenapa kamu bisa kembali?" Mata Nathan lalu membelalak setelah mendengar pernyataan dari Moniq tersebut. Ia sedikit bingung bagaimana Moniq bisa mengetahui akan rahasia yang sudah disimpannya rapat - rapat tersebut selama bertahun – tahun yang padahal akan dijadikan sebagai bumerang untuk menyerang mereka. Tapi baginya, ia tidak peduli lagi apakah Moniq sudah tau secara keseluruhan atau belum karena yang terpenting baginya saat ini, rencananya sudah bisa mulai dijalankan. Ia pun kembali berdrama di hadapan Moniq dan tertawa sekeras - kerasnya. "Moniq... Moniq... Sudah berapa banyak sih yang kamu dengar dari suamimu yang naif itu? Coba kamu ceritakan padaku sekarang juga. Aku ragu, jangan - jangan yang suamimu ceritakan itu adalah cerita hasil karangannya yang sudah ditambahi dengan naskah – naskah tertentu. Kamu itu harusnya dengar cerita itu jangan sepenggal - sepenggal. Kalo mau cari fakta itu harus dari sumber yang terpercaya Mon. Oh, satu hal lagi, jangan pernah kamu anggap aku sebagai bawahanmu lagi. Karena aku akan segera menggantikan posisi suamimu di perusahaan ini dan tidak lama lagi kamu pun akan segera menjadi istriku."

Mendengar pernyataan pria yang menjijikkan tersebut ia rasanya hampir mengeluarkan semua isi dalam perutnya yang masih tersisa. "Gak usah mimpi kamu!" ujar Moniq. "Mungkin kamu akan berubah pikiran setelah melihat wujudku yang asli ya." Seraya melepaskan topeng kulitnya yang sudah dipasangnya sedari tadi, Nathan kini pun kembali ke wujud aslinya dengan mata kecil keabuannya yang sinis dan wajah dengan sedikit bekas brewokan yang sudah tercukur rapi dan bersih. Inilah wujud asli Nathan, yang terlihat lebih fresh bagaikan wajah seorang eksekutif sukses yang sebenarnya terlihat lebih tampan dari wajah bertopengnya yang sebelumnya hanya merupakan seorang karyawan biasa, hanya bedanya ia memiliki sorot tatapan mata yang tajam dan sinis, persis seperti wajah ibunya dulu, itulah wajah yang selama bertahun – tahun ini ia sembunyikan agar tidak mudah dilacak atau ditemukan oleh orang – orang yang berusaha untuk menggagalkan rencananya. Meskipun sekilas terlihat seperti Enrique namun pria ini memiliki sorot mata tajam yang sinis dan penuh dengan api dendam yang membara, beda dengan sorot mata Enrique yang begitu kalem dan lembut.

Nathan kemudian berjalan mendekati Moniq hingga mendekati wajahnya lalu ia mengangkat tangan kirinya dan menyangganya pada dinding di atas kepala Moniq. Pria yang lebih tinggi darinya sekitar 10cm tersebut lalu sedikit menunduk untuk menatap wajah Moniq dari dekat hingga kini wajah mereka hanya berjarak beberapa inchi saja. "Bagaimana? Aku memiliki wajah asli yang cukup tampan bukan? Gak kalah jauh dari suamimu itu kok. Kamu masa gak ingat aku? Dulu kita pernah kuliah bareng di Universitas yang sama. Asal kamu tau, sebelum Enrique, aku itu udah lebih dulu mencintai kamu sayang. Kamu itu harusnya dari dulu udah jadi milikku kalo si culun itu gak pernah hadir dan merebutmu dariku. Bahkan kalo perlu kuakui sebenarnya aku ini jauh lebih pantas untuk menjadi suamimu dan memimpin perusahaan ini. Kamu udah tau sendiri kan, bagian dari pamanku itu sudah diambil oleh suamimu yang bajingan itu," ujar Nathan seraya mengelus wajah halus wanita yang berada begitu dekat di hadapannya tersebut. "Minggir kamu! Menjijikkan! Dan jangan pernah kamu sebut suamiku seperti itu dengan mulutmu yang kotor itu." Moniq lalu mendorong tubuh Nathan agar menjauh dari dirinya, namun tangan Nathan bergerak lebih cepat dan menangkap tangan Moniq lalu mencengkeramnya dengan begitu erat. "Jangan macam - macam sama Nathan. Aku bukan suamimu yang lemah itu Mon. Aku bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang kuinginkan. Tak mengapa kalo kamu masih belum mau bersamaku sekarang. Aku akan menunggu. Tapi kalo sampai kesabaranku habis, aku mungkin akan lebih sedikit memaksa. Lihat ini." Nathan seraya menunjukkan video Ivory dan Jade yang sedang berjalan berduaan di rumah kakeknya. Moniq begitu kaget, ternyata sedari pagi putrinya dan Jade sedang mengunjungi kakeknya. Akan tetapi ia sedikit bingung bagaimana caranya Nathan bisa memantau mereka sedetail itu. Nathan seakan mengetahui apa yang dipikirkan oleh Moniq, lalu menjelaskan kepadanya, "Bingung ya, bagaimana aku bisa memantau kalian sekeluarga dengan sebegitu detailnya? Oh ya, sebelum kujelaskan sebelumnya aku ingin berterima kasih banyak kepada kalian bertiga karena sudah mau membantuku merawat kedua anak - anakku ini dengan begitu baik hingga yang satunya sudah tumbuh menjadi seorang pria dewasa dan yang satunya sudah menjadi wanita remaja sekarang. Mereka tumbuh dengan begitu baik hingga aku merasa bangga sekali bisa menjadi ayah mereka. Sayangnya, putraku tersebut begitu bodoh dan selalu menjadi anak yang pecundang dan pembangkang terhadap orang tuanya. Aku gak tau bagaimana selama ini kalian merawatnya hingga ia menjadi seperti itu. Gak seperti putriku, ia tumbuh seperti apa yang kuinginkan. Ia begitu penurut dan menjadi seperti apa yang kuharapkan." Seketika ia bertepuk tangan dua kali dengan begitu keras lalu muncullah sosok Catherine dibalik pintu masuk kamar tersebut. Nathan mempersilahkan putrinya masuk dan mengajak Catherine untuk bergabung bersama menyaksikan Moniq yang sudah terlihat seperti seekor tikus yang sedang ketakutan sendirian di dinding seakan hampir dimangsa oleh musuh besar di hadapannya. "Cath? Jadi kamu udah tau kalo papamu masih hidup? Dan kamu membohongi kami semua?" "Gak lama ini juga sih aku taunya," ujar Catherine. "Lalu apa kakakmu Jade juga tau soal ini?" Moniq kembali bertanya. "Huh! Kakakku itu udah terlalu bucin sampe - sampe gak pernah nyadar kalo orang tuanya sendiri masih hidup. Dasar anak durhaka. Heran aku sama dia. Apa spesialnya cewek itu? Oh iya, jadi pa, kapan papa akan mulai tinggal di sini? Cath udah gak sabar mau papa tinggal bareng kita semua di sini." Catherine terlihat bermanja - manja dan memeluk ayahnya di hadapan Moniq. Seraya tersenyum memandang Moniq yang masih kebingungan dengan semua yang dilihatnya, ia hanya menjawab, "Semuanya tergantung mama kamu ini nak. Kalo dia bersedia menikah sama papa ya papa bisa segera tinggal di sini. Tapi sepertinya mama kamu gak mau nih. Gimana dong? Apa perlu kita paksa lagi? Sepertinya kematian suami papa angkatmu itu gak cukup buat dijadikan peringatan untuknya. Mungkin harus ditambah satu lagi anak kesayangannya ya sayang? Kita kan udah punya akses atas semua yang ada di dalam rumah ini, jadi bisa pantau mereka secara detail." Nathan sembari menjawab pertanyaan Moniq yang sebelumnya dan meskipun ia menanyakan hal tersebut kepada Catherine, namun matanya masih belum berpaling dari wanita yang sedari tadi ditatapnya lekat - lekat. "Apa maksud ucapanmu itu Nat?" tanya Moniq. "Aku rasa kamu itu gak cukup bodoh untuk menyadari siapa dalang dibalik kematian suamimu itu. Atau masih perlu kujelaskan lebih detail? Tapi sepertinya harus. Karena menurutku kamu itu tipe wanita yang menyukai sesuatu yang sangat detail dan perfeksionis. Benar bukan?" tanya Nathan kembali.

Nathan kemudian mencoba menjelaskan dari awal bagaimana ia menjadi dalang dibalik kematian Enrique. Ia mengakui bahwa sebelum mereka berencana berlibur ia sudah menyusun rencana tersebut matang - matang. Setelah Catherine mengetahui bahwa ayahnya masih hidup, ia lalu mulai mengajari Catherine untuk membantunya menjalankan misinya. Catherine yang sengaja beralasan tidak mau ikut berliburan dengan alasan hendak menginap di rumah temannya merupakan sebuah alibi yang dibuatnya untuk mengelabui seisi rumah tersebut. Mereka tidak mengetahui bahwa ternyata Jade pun kebetulan ada urusan perkuliahan juga sehingga akan menginap di rumah temannya dan lagipula pria yang pemikirannya sudah cukup dewasa tersebut sudah barang pasti tidak akan mau mengganggu acara keluarga Enrique dan kedua istri anaknya sehingga lebih memilih untuk menyendiri. Catherine ternyata bukannya menginap di rumah temannya dan malah bergabung bersama Nathan di tempat persembunyian mereka lalu ketika seluruh penghuni rumah sudah mengosongkan tempat dan mulai berlabuh ke negara tetangga, barulah Nathan mulai menjalankan misinya dengan menyuruh seluruh anak buah mafianya mengacaukan seisi rumah dan mengambil semua barang - barang berharga yang ada di dalam rumah tersebut termasuk harta benda yang tersimpan di dalamnya. Bahkan Nathan sendiri pun ikut melibatkan dirinya dengan dalih ingin merusak semua foto - foto yang ada di dalam kamar mereka hanya karena ia tidak suka melihatnya. Namun Nathan tidak mau memberitahu Moniq bahwa tindakannya tersebut dibantu oleh James. Ia masih menyembunyikan rahasia bahwa James masih hidup karena ia merasa James akan menjadi bumerang baginya jika ia kembali bekerjasama dengan Moniq untuk menghancurkannya. Ia ingin menyembunyikan James untuk keperluannya sendiri dan setelah rumah dikacaukan, ternyata Enrique cukup pintar dan cukup peka setelah menyadari akhir - akhir ini Nathan mulai muncul untuk menjadi bayang - bayang dirinya, hanya saja sangat disayangkan Enrique tidak cukup cerdas untuk mendapatkan bukti mengenai dirinya. Namun ia menyaluti insting Enrique yang cukup peka hingga ia bisa menelepon putranya untuk mengecek keadaan rumah dan dengan bodohnya putranya pun mempercayai bahwa rumah tersebut memang sudah disapu bersih oleh perampok atau orang jahat. Lebih bodohnya lagi, demi untuk mencari tahu sendiri mengenai pelaku dibalik semua kekacauan ini, Enrique rela mengorbankan kebahagiaan keluarganya dan lebih memilih untuk pulang kembali agar bisa mengecek keadaan di sini hingga naasnya, keinginannya tidak terpenuhi karena ia berhasil terperangkap di dalam jebakan yang diciptakan oleh Nathan. Sesuai dengan perkiraannya, mereka bertiga kembali dan Nathan pun segera menyuruh salah satu anak buahnya untuk merusak converter dan mengendorkan baut mobil mereka sebelum dibawa oleh supir tersebut ke bandara dan diperkirakan converter tersebut akan terlepas dengan sendirinya apabila mobil tersebut sudah berjalan menuju bandara lalu kembali menuju ke rumah setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh hingga akhirnya mobil tersebut tidak akan bisa berfungsi lagi seperti seharusnya. Sialnya, Enrique sekali lagi masuk ke dalam rencana jebakan Nathan di mana Nathan telah mengatur agar sebuah truk besar berisi kontainer - kontainer berat yang akan dibawa menuju pelabuhan melewati jalan di mana mobil mereka tersebut mogok, lalu dari kejauhan anak buahnya menembakkan sebuah panah ke arah ban truk tersebut, hingga akhirnya truk kehilangan kendali dan sesuai dengan rencana menghantam Enrique yang naasnya kebetulan sedang berjalan keluar dari mobil tersebut. Sungguh perkiraan yang tepat bagaikan seorang peramal yang mampu melihat dan memperkirakan masa depan yang akan terjadi dan bagaimana terjadinya sesuai dengan yang telah diramalkannya.