Dirumah Keysa masih tampak ketakutan, Keysa duduk di sofa kamar, sedangkan Dion pergi mengambil kan segelas air. ntah kemana pelayan disini, tak ada satupun yang terlihat, tapi Dion tak terlalu mempedulikan nya, yang terpenting bagi Dion sekarang adalah Keysa baik-baik saja.
Keysa tampak memegangi earphone ditangan nya, terlihat sedikit buluk, seperti nya sudah sangat lama.
----------------
"agh" teriak Keysa.
"kenapa?, kamu takut" Angga sedikit tertawa.
"enggak, aku cuma kaget aja tadi" Keysa membela diri.
"kalo takut bilang aja, lagian ga ada juga yang nyuruh nonton flm horor, mana ada pasangan yang menonton flm seperti ini saat kencan." Angga meledek Keysa.
"ya ini kan tiket paling murah, yang penting bisa nonton aja, bukannya kita ingin berhemat." kedua nya tertawa.
"benar juga, kelak aku akan membawa kamu ke bioskop terbaik dikota" Angga memegang tangan Keysa.
"ayok keluar" ajak Angga.
"eh, jangan, kan sayang tiket nya, kita menabung untuk tiket ini, aku gapapa, kita lanjut nonton aja,"
"dasar keras kepala," Angga mengacak-acak rambut Keysa.
"nih pake ini aja," Angga memasang earphone ke telinga Keysa. "kelak dimasa depan jika kamu merasa takut, dengerin lagu ini aja, anggap semua ketakutan kamu itu ga ada" Angga tersenyum menatap Keysa.
Keysa pun bersandar di bahu Angga.
----------------
"key" suara Dion membuat Keysa tersadar dari lamunannya, dan kembali ke dunia nyatanya.
"iya" jawab Keysa pelan.
"kamu gapapa?" Dion memberikan minum ke Keysa.
"iya, aku gapapa" jawab Keysa, kemudian meminum air yang di berikan Dion.
"itu apa?" Dion melirik tangan Keysa.
"ini--pem-berian" Keysa menatap benda berharga ditangan nya.
"pemberian?" Dion tampak heran.
"iya, pemberian seseorang yang penting." jawab Keysa.
"apa itu teman?" Dion menatap Keysa.
"em-tentu" *sebaiknya aku ga perlu bicara terlalu jauh, takut nya tanpa sengaja menyakiti Dion*
"pasti sangat berharga, bahkan masih disimpan sampai sekarang," Dion mencoba menebak.
"iya ini sangat berharga." Keysa tersenyum.
"yaudah ayok tidur, udah malam banget," Dion pun tidur di sofa, sedangkan Keysa tidur di ranjang.
"iya" jawab Keysa.(meski tak sedingin sebelum nya, tapi tetap saja mereka masih menjaga jarak satu sama lain).
"Keysa,"Dion masih belum tidur.
"iya" ternyata Keysa juga belum tidur.
" mau belanja ga besok?" tanya Dion.
"belanja buat apa?" Keysa balik bertanya.
"buat persiapan kerja kamu." jawab Dion.
"gak ah, aku males keluar sendiri untuk sementara." Keysa tentu masih trauma.
"aku yang temenin." ucap Dion.
"kamu kan sibuk." mereka terus berbicara, sudah seperti wartawan dan artis saja.
"aku bisa cancel buat besok, kosongin semua jadwal buat nemenin kamu belanja." Dion tampak berusaha menyenangi Keysa.
"gimna?" tanya dion.keysa tak menjawab sama sekali, seperti nya Keysa sudah tertidur.
"besok jam delapan yah." Dion kemudian menutup perlahan matanya bergegas untuk tidur.
..........
Dion bangun lebih awal, meminta semua pelaya pulang untuk hari ini, seperti nya Dion ingin memberi kejutan untuk Keysa.
terdengar keributan dari dapur, bahkan rumah sebesar ini masih bisa terdengar.
Keysa terbangun dari tidur nya,
"jam berapa ini?, (melihat jam di ponsel nya), "aku kesiangan lagi, dimana Dion"( Keysa melihat sekeliling).tampak selimut Dion sudah dilipat rapi di sofa.
"seperti nya Dion sudah pergi bekerja."
Keysa keluar kamar hendak turun kebawah mencari makanan, perut nya terasa lapar, melihat meja makan tak ada satu pun makanan.
"dimana para pelayan?, sepi sekali, bahkan makana juga tidak ada" Keysa duduk dikursi.
plakkk.... terdengar kegaduhan dari dapur.
"apa itu,' Keysa bergegas kedapur.
mata Keysa melongo, sempat tak habis pikir,
"udah bangun?" Dion memulai pembicaraan.
tampak Dion tengah sibuk memasak, pria tinggi itu, terlihat tampan dengan celemek di badan nya, sungguh pemandangan yang langka.
"sedang apa kamu" Keysa masih tidak percaya dengan apa. yang dia lihat.
"tentu saja membuat sarapan", Dion tersenyum.
"oh, aku tau, jadi ini jawaban mengapa tidak ada pelayan sama sekali, tentu saja tuan muda Dion akan merasa malu jika dilihat oleh pelayan saat seperti ini." ledek Keysa.
"pelayan yang meminta cuti, maka nya dengan terpaksa aku membuat sarapan. seharus nya kamu merasa senang, seseorang seperti aku membuat sarapan untuk mu. (Dion mulai mengoceh)
"apa mungkin, semua pelayan tiba-tiba ada urusan. sekali pun ada hal mendadak, mereka tidak akan berani minta cuti, apa yang aku bilang benar tuan muda Dion." Keysa masih saja meledek.
"tentu saja, aku adalah bos yang baik, tidak mungkin kejam dengan para pelayan ku, (Dion tampak tidak mau kalah).
"ohh, ternyata begitu, kalo di analisa dari perkataan mu tadi, bagaimana jika berikan saja mereka waktu libur yang panjang, agar tuan muda Dion leluasa memasak." Keysa tertawa kecil.
"mana bisa, aku harus bekerja, ini kebetulan saja aku sedang libur." *berdebat dengan nya memang tidak pernah menang* batin Dion.
"apa kamu sengaja mencari ribut dengan ku," Dion menatap Keysa. bukan nya takut Keysa malah merasa Dion sangat lucu.
"mana mungkin aku berani, apa daya aku seorang rakyat jelata ini" Keysa mendekati Dion.
"mari lihat sarapan apa yang sedang di buat tuan muda Dion."
*mengapa terasa seperti meledekku* batin Dion.
Keysa tiba-tiba tertawa.
"kenapa tertawa begitu?" Dion berhenti dari kegiatan nya.
"kamu benar-benar lucu yah, mana ada memotong bawang seperti itu, setidak nya kupas dulu kulit nya." jelas Keysa, tapi masih terlihat meledek.
Keysa mengambil kan kursi.
"duduk!" keysa menyuruh Dion untuk duduk.
"kenapa aku harus duduk, sarapan nya masih belum siap,"
"aku masih muda tuan, tentu masih ingin hidup lama."
"apa makanan yang ku buat akan membunuh mu"
"bisa jadi" Keysa tertawa.
"menjengkelkan sekali." Dion tampak begitu kesal.
"mending kamu duduk, biar aku yang masak, kalo nunggu kamu yang masak, bisa-bisa kita ga sarapan sampai malam,"
Keysa mengikat rambut nya, tampak cantik sekali.
*tak disangka Keysa sangat cantik.(Dion menggeleng) apa yang aku pikirkan. sebaik nya aku aku menunggu di meja makan, terus berada disini membuat ku gerah*
"aku tunggu di ruang makan," Dion beranjak meninggalkan dapur.
"tak disangka dia benar-benar konyol" gumam Keysa.
..........
sebaik nya aku menelpon Nadira,
"hallo Dion," Nadira tampak sangat dekat dengan Dion, bahkan memanggil langsung nama Dion, tidak seperti biasa nya saat di kantor.
"iya hallo,"
"ada apa?,"
"aku mau nanya tempat biasa kamu beli baju dimana?"
*hah kenapa Dion tiba-tiba menanyakan ini, apa dia berniat diam-diam memberi ku hadiah* batin Nadira.
"untuk apa?" Nadira bertanya.
"aku berniat membeli sesuatu." jawab dion
"iya nanti aku kirim alamat nya." ucap Nadira.
"baik terimakasih."
*pasti dia ingin memberikan aku sesuatu,* batin Nadira tak henti menebak.
"sarapan nya sudah siap," suara Keysa terdengar.
"sudah dulu, aku ada urusan," Dion menutup telpon.
..........
"ada urusan apa ingin bersenang-senang dengan istri mu, Keysa ini mengganggu saja," Nadira tampak sangat kesal.
"awas saja nanti, aku akan merebut Dion dari mu".