Chereads / Terjebak dinovel yang kutulis sendiri / Chapter 13 - Bab 13 : Trauma

Chapter 13 - Bab 13 : Trauma

Kediaman tuan muda Dion,

Mobil pun berhenti tepat di halaman kediaman tuan muda Dion.

"Makasih yah," ucap Keysa.

"Iya sama-sama," raja tersenyum menatap Keysa.

"Mau mampir dulu ga?" tany Keysa.

"Lain kali aja, soalnya aku masih ada janji," jawab raja.

"Oh yaudah, aku turun dulu," Keysa pun turun dari mobil raja.

"Bye-bye," Keysa melambaikan tangan ke arah raja.

Kemudian mobil raja pun beranjak meninggalkan kediaman tuan muda Dion.

Ternyata Dion yang tengah duduk di kursi taman sejak tadi melihat Keysa dan raja.

"Huh,, akhirnya sampai rumah," Keysa menghela nafas.

"Diantar siapa?" Dion yang tiba-tiba muncul, sontak membuat Keysa kaget.

"Kamu,, bikin kaget aja," Keysa menghentikan langkah nya.

"Diantar siapa?" Dion kembali bertanya.

"Oh, tadi diantar raja," jawab Keysa dengan santai.

"Aku ga suka yah, kamu diantar cowo kek tadi," Dion menatap Keysa, dengan tatapan menegaskan.

"Iya-iya, nanti aja bahas nya, aku mau masuk capek," Keysa berjalan meninggalkan Dion.

"keysa!! aku belum selesai ngomong, keysa!!!" Dion berteriak, namun Keysa tak menghiraukan sama sekali.

Memang yah rumah tangga, terkadang memiliki begitu banyak masalah, tapi tentu, banyak juga kebahagiaan nya. Jelas nya saat kita merasa benar-benar muakk, coba lah untuk mengingat hal-hal yang menyenangkan bersama pasangan kita.. sebab kunci langgeng nya suatu hubungan adalah saat kita jauh cinta berkali-kali dengan orang yang sama.

"Dasar Keysa, baru sehari bekerja sudah seperti ini tingkah nya," ucap Dion.

Dion duduk di sofa, sedangkan Keysa pergi mandi.

Dion tiba-tiba terpikir sesuatu dikepala nya.

Dion berjalan menuju kamar mandi.

"Aku akan mengerjai nya," Dion pun mengunci pintu dari luar, juga mematikan lampu.

"Kenapa tiba-tiba mati lampu," Keysa bergegas mengambil handuk, berlari kearah pintu.

Ponsel Dion berdering, Dion segera mengangkat telpon nya, berjalan menuju balkon, tanpa sengaja melupakan Keysa.

"Hah, dikunci," Keysa mencoba membuka pintu tapi tetap saja tidak bisa, pintu terkunci dari luar.

"Dion!!! buka pintu nya, disini sangat gelap, aku takut," teriak Keysa.

Namun teriakan Keysa sangat percuma, karna Dion tengah berada di balkon.Tentu tidak akan terdengar oleh Dion.

"Dion!! buka pintu nya,"Keysa masih berteriak ketakutan.

Keysa tiba-tiba meras pusing, melihat sekeliling yang amat gelap membuat Keysa terduduk di lantai.

"Agh," kepala Keysa terasa sakit, seperti rasa di pukuli benda berat, rasa nya sakit sekali, membuat Keysa tiba-tiba sulit bernafas, air mata Keysa mulai menetes.

"Agh...darah,,,banyak sekali darah di sini, tolong buka pintu nya," Keysa menggedor-gedor pintu dengan tenaga nya yang tersisa, namun Dio. tak kunjung membuka pintu.

"Tolong aku, banyak darah disini," suara Keysa mulai terdengar tidak jelas. Tubuh nya yang lemah kemudian terbaring di lantai.

"Tolong aku," Keysa kesulitan bernafas hingga akhir nya Keysa memejamkan mata nya.

..........

"iya-iya ma, nanti pas ada waktu Dion ajak Keysa nginep dirumah mama, Dion tutup dulu yah," Dion pun menutup telponnya.

"key," Dion memanggil Keysa, tapi Keysa tak menjawab sama sekali.

"Oh iya lupa, pintunya kan aku kunci, lampunya juga aku matiin astagah, becandaan aku kali ini benar-benar kelewatan," Dion menampar wajahnya. Kemudian langsung berlari kearah kamar mandi.

"Keysa kamu udah selesai mandi nya?" Dion menyalakan lampu.

"Key, kok ga nyaut si," ucap Dion.

"Takut nya ada apa-apa lagi," Dion mulai kwatir.

"Aku masuk yah key," tapi Keysa tak menyahut juga.

"Udah a, ga da yang nyaut juga, aku langsung masuk langsung aja," Dion pun membuka pintu kamar mandi.

"Keysa!!" Dion kaget melihat Keysa terbaring dilantai tak sadar kan diri. Dion langsung mengendong Keysa, kemudian membaringkan Keysa di ranjang.

"Haduh,, kenapa jadi gini sih, ga bisa di biarin nih, aku harus telpon dokter sekarang, takut nya terjadi apa-apa," Dion segera menelpon dokter.

----------------

Ruangan sangat gelap, suasana yang sangat mencekam, seperti nya ini ruangan bawah tanah, tak ada jendela sama sekali, yang ada hanya satu pintu yang tertutup.

Keysa membuka mata nya.

"Dimana aku, gelap sekali, tak terlihat apa-apa" Keysa mulai memperhatikan sekeliling.

"Agh perih sekali, apa yang terjadi terasa banyak sekali luka.

"siapa yang mengikat aku di sini? rantai? ini terasa seperti rantai," Keysa mulai merasakan sakit akibat gesekan rantai yang mengikat nya.

"kaki ku juga di ikat, tempat apa ini," Keysa mulai menggerakkan kaki nya.

Duarrr, suara tembakan terdengar lantang hingga kedalam ruangan.

"Apa itu," Keysa sontak terdiam.

Terdengar suara pintu perlahan terbuka, juga langkah diiringi sedikit cahaya.

Seorang wanita berjalan mendekati Keysa, wanita itu tampak mengenakan pakaian serba hitam, rambut panjang yang di ikat, juga memakai kaca mata hitam, sepertinya dia memakai heels, tentu saja karna jelas terdengar dari langkah kaki nya.

"Kamu udah bangun," wanita itu berjongkok didepan Keysa yang tengah duduk dengan tangan dan kaki yang di ikat rantai.

"Kenapa takut, aku bahkan belum menyentuh mu," suara wanita itu terdengar tidak asing.

Keysa tak bersuara sedikit pun, terlihat Keysa sangat ketakutan.

"Kenapa diam saja, biasa nya kamu sangat suka bicara" wanita itu berteriak membentak, mengangkat dagu Keysa dengan tangan lentik nya. Membuat Keysa berhadapan dengan wajah wanita itu. Keysa tidak mengenali nya, ini pertama kali nya Keysa melihat wajah wanita itu. Tapi suara nya justru terdengar sangat tidak asing.

"Siapa kamu? dan apa mau mu?" tanya Keysa.

"Aku? dan mau ku, apa itu penting," wanita itu menunjukkan senyuman mengerikan.

Wanita itu tiba-tiba melepaskan ikatan rantai di tangan Keysa.

"Tangan ini sangat cantik, tapi terlihat kosong sekali,"

Srett!!! darah mengalir membasahi tangan Keysa. Keysa menangis kesakitan.

"Mengapa menangis cantik, aku hanya memberikan mu sedikit hiasan tangan, apa kamu menyukai nya." tatapan wanita itu sangat mengerikan, wanita cantik yang psikopat.

Keysa diam saja tanpa menjawab sedikit pun, rasa sakit yang dirasa nya sangat kuat, tentu saja karna banyak sekali kehilangan darah.

"Kamu dengar apa tidak!!! apa kamu menyukai hadiah dari ku!!!!" wanita itu lagi-lagi berteriak membentak.

Kemudian memberi sayatan-sayatan lainnya di tubuh Keysa.

Keysa tak sanggup berbicara lagi, banyak darah yang mengalir keluar.

"Ayo lah, ini hanya hadiah kecil, jangan bersikap berlebihan, sebentar lagi aku akan memberikan mu hadiah yang besar." wanita itu menatap tajam mata Keysa.

Wanita itu mengeluarkan pistol dari saku nya, kemudian menodongkan nya tepat di kepala Keysa.

Duarrr, suara tembakan menggema memenuhi seisi ruangan.

----------------

"Agh!!!" teriak Keysa.

"kenapa key," Dion tampak bingung melihat Keysa yang tiba-tiba bangun juga berteriak keras.

Dengan nafas yang tersengal-sengal Keysa berusaha bicara, tapi tak satu pun ucapan nya yang terdengar keluar.

"Ada apa, apa yang membuat mu begitu takut?" tanya Dion yang bingung dengan tingkah Keysa.

Keysa langsung memeluk Dion, kemudian menangis dengan kencang.

Samar-samar terdengar suara Keysa yang terbata-bata.

"Di--a me--megang pisau dan juga pistol di--tangan nya." Keysa berusaha berbicara.

"Dia siapa? tidak ada diapun disini selain kita.

"Wanita itu menyeramkan , di-a dia-- menggunakan pisau kecil yang di si-m-pan di saku-nya," ucapan Keysa terbata-bata.

"Wanita apa yang kamu maksud," Dion mulai kebingungan.

Keysa terus menangis di pelukan Dion, dengan sesekali berbicara.

"menyayat bagian tu-bu-h ku,----da-rah--- mengalir di rua-ngan -itu-- di-a bilang ingin membunuh ku--- aku ti-dak menge--nal nya." Keysa menangis ketakutan.

"Tenang lah, tidak ada yang akan membunuh mu, aku disini, tenang lah," Dion berusaha menenangkan Keysa yang sangat ketakutan.

"Di-a akan membunuh ku, dia membawa pistol." ucap Keysa lagi-lagi di iringi suara tangis nya.

"Sudah-sudah, aku ada disini, tidak ada yang bisa menyakiti mu selagi ada aku di dekat mu," Dion memeluk Keysa yang ketakutan, berharap Keysa akan baik-baik saja.