Chereads / Terjebak dinovel yang kutulis sendiri / Chapter 17 - Bab 17 : Pipi merah.

Chapter 17 - Bab 17 : Pipi merah.

KEDIAMAN TUAN MUDA DION ANGGARA,

"Seru banget yah pesta nya," Keysa duduk di sofa.

"Iya, peluncuran produk nya juga bagus," balas Dion yang tengah duduk di ranjang.

"Kamu suka tempat seperti itu?" Dion menatap Keysa.

Keysa tersenyum balas menatap Dion,

"Iya aku suka tempat seperti itu, seakan berada di istana kerajaan, sangat luar biasa," ucap Keysa tampak girang.

"Aku bisa membuatkan satu untuk mu," Dion tampak serius.

"Benarkah?" Keysa merubah posisi duduk nya.

"Tapi tidak untuk sekarang," Dion beranjak mengambil handuk.

"Yahh," keluh Keysa.

"Kenapa menghela napas panjang?" tanya Dion.

"Menurut mu?" Keysa menatap Dion.

"Lah kenapa aku," Dion tentu merasa heran.

"Aku duluan mandi." Keysa bergegas ke kamar mandi, hingga dia lupa membawa handuk, seperti anak kecil saja berebut kamar mandi.

"Keysa ini," gumam Dion.

selang beberapa waktu, Dion tengah duduk di meja kerja nya, ingat ada berkas yang belum di periksa nya, meski sudah menjadi bos besar tetap saja Dion sangat sibuk.

"Dion tolong ambilkan handuk ku di lemari," Keysa berteriak dengan menongolkan kepala nya di celah pintu.

"Iya sebentar," sahut Dion dari kamar.

Dion pun meninggalkan pekerjaan terlebih dahulu.

"Ini," Dion memberikan handuk kepada Keysa.

"Terimakasih," ucap Keysa.

Dion sesekali melirik Keysa.

"apa yang kamu lihat," Keysa menghentikan Dion yang sejak tadi mencoba melirik.

"Gak ada," Dion pun beranjak meninggalkan Keysa.

*Bahkan tanpa make up dia masih terlihat cantik, tubuh nya juga terlihat manis tanpa pakaian, meski tidak melihat semua nya, aku bisa memperkirakan dengan sekilas melihat bahu nya yang mulus.* batin Dion.

tanpa sadar Dion tersenyum.

"Segar nya selesai mandi, karna terburu-buru aku bahkan tidak membawa pakaian ganti, terpaksa mengambil pakaian menggunakan handuk ini." Keysa membuka pintu kamar mandi.

"Keysa sudah selesai mandi nya," Dion menoleh melihat Keysa.

sontak Dion kaget melihat Keysa mengenakan handuk putih di atas lutut.

"Berbalik," teriak Keysa.

"Iya-iya," Dion pun berbalik.

"Dimana pakaianku,?" Keysa melihat lemarinya kosong.

"Aku suruh pelayan mencuci semuanya." Dion menjawab dengan santai.

"Hah, kenapa dicuci?" Keysa masih tidak habis pikir.

"Iya, aku tidak sengaja menumpahkan parfum membasahi semuanya saat mengambil handuk tadi." Dion masih santai seakan tidak bersalah.

"Dion apa kamu tidak waras," keysa mencoba menenangkan diri nya agar tidak marah.

"Aku?, tentu saja aku waras," balas Dion menatap Keysa.

"katakan, aku harus memakai apa, apa aku harus memakai handuk ini semalaman?, benar-benar tidak bisa diandalkan." Keysa terduduk di depan lemari.

"Apa kamu tidak punya pakaian lain?" Dion mulai menyadari kesalahannya.

"Jika aku punya lemari kenapa aku harus meletakkan pakaian ku ditempat lain, tentu saja tidak ada pakaian lain lagi, semuanya sudah kamu cuci, aku harus memakai apa?" teriak Keysa yang mulai marah.

"Aku-a-ku," Dion bicara dengan gagap.

"Dion aku sedang menstruasi bagaimana mungkin mengenakan handuk seperti ini." keluh Keysa.

"Aku-a-ku tidak tau akan seperti ini, tunggu disini, aku keluar sebentar" ucap Dion.

"Apa kamu berniat melarikan diri," Keysa berteriak menangis.

"Ti-dak, aku mau mengambilkan pakaian.

Dion pun meninggalkan kamar.

"Aku tidak percaya Dion benar-benar bodoh." gumam Keysa yang masih duduk di depan lemari.

Tak lama kemudian Dion kembali, membawa sesuatu ditangan nya.

"Apa itu?" tanya Keysa.

"Pakaian," Dion memberikan nya kepada Keysa.

Keysa membukanya.

"Hanya ini saja?" Keysa kembali bertanya.

"Iya," jawab Dion.

"Dion apa kamu benar-benar gila, apa akal mu sudah tidak berfungsi lagi," teriak Keysa.

"Apalagi salahku?" Dion tidak terima Keysa meneriakinya.

"Dion aku sedang mentruasi, kamu menyuruhku memakai pakaian ini tanpa Daleman, apa kamu tidak takut rumah mu ini akan banjir." Keysa masih saja marah.

"Aku-a-ku kira kamu punya Daleman," jawab Dion dengan wajah polos.

"kamu ini benar-benar membuat ku marah." teriak Keysa. (Keysa akhir-akhir ini sering sekali berteriak)

"Tunggu sebentar aku belikan Daleman juga pembalut." Dion tanpa menunggu jawaban Keysa Dion langsung meninggalkan kamar.

🌺🌺🌺🌺🌺

"Dimana aku akan membeli Daleman?" Dion tidak pernah membeli barang wanita sendirian apalagi sampai membeli daleman.

"Aku harus cepat, wanita saat menstruasi benar-benar galak," Dion bergegas mengemudikan mobil miliknya.

🌺🌺🌺🌺🌺

Setibanya di mall, Dion langsung mencari tempat yang menjual Daleman wanita.

"Malu sekali seorang seperti ku harus membelikan Daleman untuk wanita, tapi kalo enggak di beli, ntar dia malah mengamuk, malah mengusir aku lagi kamar seperti kemarin," Dion terus bergumam.

Dion berjalan mendekati kasir.

"mbak ambilkan satu set Daleman wanita." Dion berbicara dengan gugup.

"Maaf pak ukuran berapa?" tanya Mbak kasir.

"hah, ukuran?," Dion kebingungan.

"Iya pak, bapak berniat membelikan untuk siapa?"

"untuk istri saya," Dion masih saja gugup, *ukuran Keysa berapa ya, jika aku jawab tidak tahu, itu akan aneh sekali, masa aku tidak tau ukuran istri ku sendiri, bagaimana ini,* batin Dion.

"Berat badan istrinya berapa pak?" tanya Mbak kasir.

"emmm, sekitar 56 mbak," jawab Dion yang masih ragu.

"Sebentar pak," ucap mbaknya.

*Untung saja aku bisa memperkirakan berat badan dengan melihatnya saja.* batin Dion.

"Mau bayar pake kartu debit apa kredit pak" ucap mbaknya.

"Ini mbak," Dion memberikan black card miliknya.

"baik tunggu sebentar pak,"

*tinggal ke supermarket untuk membeli pembalut* batin Dion.

"Ini pak," mbak itu pun mengembalikan black card Dion, juga memberikan belanjaan Dion.

"Baik mbak terimakasih," Dion pun mengambilnya.

🌺🌺🌺🌺🌺

Dion berjalan memasuki supermarket mulai mendekati Mbak kasir.

"Mbak ambilkan pembalut," Dion bicara pelan.

"Apa pak,"

"Ambilkan pembalut" Dion masih berbisik.

"Pembalut pak?" Mbak kasir berbicara lantang.

Tentu membuat pelanggan lain menoleh kearah Dion.

Dion yang menyadari pun merasa malu.

"Jangan kencang-kencang ngomongnya." Dion merasa malu.

"Maaf pak,"

"Buruan ambilkan." ucap Dion.

"Mau model apa pak?" tanya Mbak kasir.

"Hah ada model nya juga,?" Dion kaget, tentu saja ini pertama kalinya.

"Tentu saja ada pak, banyak modelnya ada yang sayap ada juga yang tidak, varian dan merek nya juga banyak." jelas mbak kasir.

"Bukan wanita aja yang rumit, bahkan barang nya juga," celetuk Dion.

Mbak kasir yang mendengar ucapan Dion pun tertawa kecil.

"Bungkus semua varian mbak," Dion memberikan black card miliknya.

"Baik pak,"

*Beruntung banget cewe nya dapet cowo kek gini*

"Antar kemobil yah," ucap Dion.

"Baik pak, segera diantar." mbak kasir pun mengembalikan black card milik Dion.

🌺🌺🌺🌺🌺

Tidak disangka Dion yang begitu dingin terhadap Keysa, sekarang berubah seperti ini begitu penurut dengan Keysa.

pernikahan yang sudah lama terjalin akhirnya mulai tumbuh benih-benih cinta. semoga saja takdir berpihak pada pernikahan mereka berdua agar selalu bersama saling melengkapi satu sama lain.