Chereads / Writer Transmigration / Chapter 3 - CHAPTER 2

Chapter 3 - CHAPTER 2

2. Eloise dan Hantu Vien

Eloise sedang duduk santai di jendela kamar,sambil memakan sandwich kesukaan nya di temani dengan segelas ice Americano.

Seminggu ini dia sedang menikmati kebebasannya, buku terakhir sudah terbit, yaa walau kadang saat keluar rumah dia seperti di incar, maklum saja ini sudah menjadi kebiasaan sehabis Eloise menerbitkan buku nya.

"Cuaca hari ini sangat tidak jelas, tidak hangat, tidak mendung, cuacanya sangat ambigu" Eloise menyesap Ice Americano nya, mata nya menerawang keluar jendela.

Di pagi menjelang siang ini hanya sedikit orang yang berlalu lalang, komplek perumahan nya memang diisi orang orang sibuk, yang selalu berangkat sebelum ayam bangun dan pulang saat bulan pun tidak menampakan diri (tengah malam).

"Apakah awan sedang libur? Langit nya benar benar bersih tanpa awan, sangat cantik, tapi lebih cantik lagi kalau ada sedikit awan" Eloise mendongakkan kepalanya, melihat langit.

Ini merupakan kebiasaannya kalau tidak ada kerjaan, selalu mengomentari apapun.

"Sepertinya Americano dan Sandwich buah bukan perpaduan yang nikmat"

Walaupun seperti itu, Eloise tetap memakan sandwich nya diiringi dengan menyesap Americano nya sedikit demi sedikit.

"Apakah ada sekelompok mafia yang memborong kotak susu? Berita di tv sangat aneh, supermarket juga aneh, dari banyak nya merk susu kenapa habis semua"

Eloise menghela nafas, seharusnya di jam seperti ini dia meminum segelas susu dingin, bukan malah minum kopi pahit, sepahit kehidupan nya.

"Apakah mulut mu tidak lelah? Sepertinya burung pun kalah dengan mu, kau terlalu banyak berkicau"

Eloise menoleh dengan tidak santai, membelalakkan matanya.

"Kau siapa?"

Sosok yang melayang di jendela kamar nya tertawa, menyeramkan.

"Aku hanya kebetulan lewat, lalu melihat mu seperti orang tidak waras yang berbicara sendiri dan terus mengomentari apapun"

Eloise mendengus malas, terserah. Melanjutkan memakan sandwich nya.

"Apa kau gosht writer?" Hantu tersebut berpindah tempat, melayang di dalam rumah nya.

Eloise menggeleng, menoleh sekilas lalu melanjutkan kegiatannya.

"Tapi kau bisa melihat ku, apa aku salah alamat ya?"

Eloise sekali lagi mendengus.

"Aku adalah indigo, bodoh. Kalau yang kau maksud adalah indigo writer baru aku mengangguk"

Hantu tersebut termangu, mengedipkan kedua mata nya.

"Apakah berbeda? Bukan kah sama sama berkaitan dengan hantu?"

"Terserah, jadi ada apa kau mencari ku?"

Hantu tersebut tersenyum lebar, mendekat dengan perlahan

" Perkenalkan aku Vien, aku mencari kau untuk membantu kuu, menuliskan ulang kisah ku"

Eloise menatap hantu Vien sejenak, lalu menghela nafas dalam, sudah ketebak.

Eloise berjalan menuju meja kerja nya, diikuti hantu Vien.

"Jadi, bagaimana kisah hidup mu? Apa yang terjadi? Dan bagaimana kau mau kisah hidup mu di tulis ulang?"

Eloise menoleh, dengan tangan yang siap mengetik.

"Aku, tidak tau bagaimana hidup ku"

Eloise memicingkan matanya

"Maksudmu?"

"Aku melupakan semuanya, entahlah, aku tidak bisa mengingat apapun" hantu Vien melayang memutar, mukanya seperti sedang berpikir.

"Lalu bagaimana caranya aku bisa menulis ulang kisah mu?" Heran Eloise

Hantu Vien terdiam cukup lama, lenggang.

"Coba kau ingat lagi, hanya inti dari hidup mu juga tidak apa apa, tidak harus mengingat keseluruhan nya" Eloise mencoba memancing ingatan hantu di sampingnya.

Hantu Vien mulai melayang layang di kamarnya, hampir terhantuk plafon kamar saking tingginya melayang.

Eloise memutar bola matanya jengah.

"Bisakah kau berfikir dalam diam? Kau tidak akan menemukan emas di atas sana, jangan berputar putar seperti itu"

Hening.

Hantu Vien mendekat, mereka berdua saling bertatapan.

"Aku tau bagaimana cara aku mendapat ingatan" Eloise mengangkat alisnya, bertanya.

Hantu Vien semakin mendekat, dengan sinar yang perlahan keluar dari tubuh hantu Vien.

Semakin mendekat ke arah Eloise yang pucat pasi.

'Apalagi ini ya tuhan' batin Eloise