Chereads / Writer Transmigration / Chapter 4 - CHAPTER 3

Chapter 4 - CHAPTER 3

3. pararel univers

Zziiip

Eloise mengerjap kan matanya, tubuhnya terbungkus sinar terang.

Kamar berplafon putih, lampu gantung yang ia yakini harganya bisa membuat ginjal nya meronta ronta. Tembok biru dengan wallpaper atau apapun itu dia tidak tau, bergambar bintang.

Eloise bangkit dari tidur nya, kepala nya menoleh kanan kiri, dengan mata yang terus menelusuri kamar.

"Ini dimana?" Oh ayolah kamar nya tidak sebagus ini, dia memang tinggal di komplek yang katanya tempat orang orang kaya, tapi percayalah rumah nya yang paling murah dari rumah rumah lain di komplek nya.

Eloise menampakan kaki putih nya

'tunggu kaki ku? Putih sekali, apakah aku vampir?'

Berjalan mengelilingi kamar, mencari sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk dimana dia.

Sampai matanya tertuju pada meja, yang ia yakini merupakan meja belajar.

Tangan nya mengambil asal buku di meja, membaca baca.

"Vien Tara? Ha? Bukankah?" Eloise berdecak keras, dia ingat siapa'Vien' ini.

Eloise menaruh buku tersebut dengan kasar.

"Hantu sialan"

Eloise membuka jendela kamar

"Wouww"

Pemandangan di depan nya sangat wah sekali, langit nya juga bagus, dengan awan tentunya, sesuai selera Eloise.

Mendengus sekali lagi.

"WOY SETAN SIALAN KEMARI LU BEDEBAH" Eloise terengah-engah, dia ini remaja jompo, kerjaannya hanya duduk mengetik, makanya berteriak begini membuat nya sesak.

Plop

Eloise menoleh kebelakang, membelalakkan matanya. Vien Tara hantu yang meminta bantuannya muncul di samping cermin, yang seingatnya di kamar ini tidak ada cermin.

Eloise termangu sejenak.

' Tunggu, wajah ku, kulit ku, tubuh ku' batin Eloise saat melihat bayangan di cermin.

Mendekat dengan perlahan, Eloise menatap Hantu Vien meminta penjelasan.

"Kau tau dunia paralel?"

Eloise memutar bola matanya malas.

"Tentu saja aku tau, jangan bilang kau yang memindahkan jiwa ku ke raga ini hah?!" Eloise maju selangkah.

"Iya aku yang memindahkan mu, kau masuk kedalam tubuh ku, itu adalah raga ku" Hantu Vien berucap dengan nada sendu.

"Kenapa kau melakukan ini?"

Hantu Vien mendekat ke arah Eloise

"Aku tidak bisa ingat apapun, entahlah aku, aku mendapatkan insting untuk membawa mu kesini. Agar kau bisa menuliskan ulang kisah ku"

Eloise mengerutkan dahinya.

"Nulis? Hey!! Bahkan aku tidak bawa laptop ku, yang benar saja, lagipula bagaimana aku menuliiiis kalau kau saja tidak ingat" Eloise frustasi sekarang.

"Itulah mengapa aku membawa mu kesini, kau akan menjalani kehidupan sebagai aku"

Eloise melotot kaget, mengigit bibir nya gemas sebelum menghela nafas pelan.

"Bagaimana?maksudku, aku tidak punya gambaran sama sekali tentang hidup mu"

Hantu Vien melayang ke arah nya

"Sebenarnya, aku sudah mengulang hidup ku dua kali, ini kehidupan kedua ku"

"Aku di kehidupan lalu meninggal karena ego ku"

Eloise menaikan alis

"Kau mengingat nya?"

"Saat membawa mu ke sini, aku terlempar ke ruangan kosong, entahlah, lalu seperti ada yang memutar video, aku bisa melihat nya. Ayah ku, membenci ku. Aku mengulang hidup ku, di kehidupan pertama aku meninggal karena ego ku"

"Lalu, aku tidak bisa melihat dengan jelas kelanjutan video itu, aku hanya bisa lihat sampai aku meninggal untuk kedua kali nya"

Eloise menatap Hantu Vien

"Di kehidupan kedua, kau meninggal karena apa?"

"Aku, tidak tau. Tidak ada ingatan yang membahas alasan kenapa aku meninggal, video itu hanya memperlihatkan kejadian tanpa alasan"

Eloise terduduk lesu di lantai keramik milik Hantu Vien ini, sungguh Vien sangat kaya, kalau ayahnya membenci nya, hidup saja dengan orang yang menyayangi nya.

Hantu Vien menatap Eloise sejenak.

"Aku akan memberi mu komputer untuk menulis kisah ku. Aku berjanji seiring berjalannya waktu, aku pasti akan mendapatkan ingatan ku. Kau mau kan menjalani ini?"

Eloise berdecak pelan, memajukan bibirnya. Berpikir.

"Aku ingin bebas, tidak mau terikat dengan mu. Maksud ku, aku mau mengendalikan raga ini sesuai aku, bukan menjadi dirimu"

Eloise berucap pelan.

"Baiklah, aku juga sudah mati, raga ku sepenuhnya menjadi milik mu sekarang Elos" hantu Vien melayang sambil tersenyum lebar.

"Nama ku Eloise, jangan di ganti. Elos, nama itu mengerikan" Eloise mendengus

Hantu Vien tertawa, menganggukkan kepalanya.

"Selamat datang Eloise, sekarang nama mu adalah Vien Tara"

Eloise membelalakkan matanya,

"AKU TIDAK MAU MENGGANTI NAMA KUUU"