Yan Fei melihat kearah perginya Nangong ZiXun dengan mata merah dan ketakutan dimata hijaunya. Ingatan yang ingin dia kubur didalam hatinya perlahan terbuka kembali karena perkataan Nangong ZiXun.
"XiaoFei, kenapa?" Suara Dewa Dewa yang biasanya hangat dan penuh senyuman kini penuh dengan kesedihan dan kebenciannya, saat Feng Yuan menatap Yan Fei datang bersama Xu GuangXin dan dewa-dewa lainnya.
Yan Fei menatap Dewa Dewanya yang keadaannya ini sangat memalukan dengan rantai abadi yang bisa membatasi kekuatan dewa disekujur tubuhnya dengan perasaan bersalah tapi saat memikirkan pria itu, Yan Fei berkata dengan lembut dan benar menurutnya.
"Dewa Dewa, aku tidak ingin melakukan ini, kamu tidak bisa bersama orang itu, orang itu pasti memikatmu untuk menyukainya. Bahkan akan membawamu kejurang bersamanya dan..... Kekuatan dan posisimu akan jatuh mungkin saja kamu akan menghilang tanpa jiwa tersisa."
Feng Yuan menatap Yan Fei dengan tidak percaya dimata emasnya, bahkan kilau terakhir dimatanya kini meredup. Yan Fei yang dia anggap sebagai adiknya sendiri yang dia besarkan mengatakan sesuatu yang membuatnya tak bisa menerimanya.
"Dewa Dewa lupakan orang itu mengapa kamu selalu ingin bersamanya yang bisa membuatmu jatuh." Ling Yi bawahan terpercaya Feng Yuan kini menatap Dewa Dewa yang dalam keadaan malu.
"Ya, Ya Tuhan... Jangan biarkan jurang itu bersamamu setiap saat yang bahkan bisa mengikis mu sedikit demi sedikit dalam kesakitan."
"Jalang itu pasti memikat Dewa Dewa."
"Huh! Jika sudah merosot dia ingin mengikat Dewa Dewa untuk merosot bersamanya dijurang."
"Penjahat tercela!"
"A'Yuan dengarkan mereka jangan selalu menatap orang itu. A'Yuan aku menyukaimu, bukankah kamu tahu itu? Kenapa?" Xu GuangXin menatap dengan sedih kearah Feng Yuan yang masih terikat oleh rantai abadi.
"A'Yuan lupakan orang itu, kamu masih bisa bersama GuangXin yang selalu mencintaimu, bukankah kalian tumbuh bersama wajar jika GuangXin menyukaimu." Suara lembut dan menyenangkan terdengar ditelinga semua orang.
"Ibu Dewa!"
Sosok wanita dengan gaun biru muncul didepan mereka. Dengan wajah kecil yang sangat cantik, mata bulat dan jernih, hidung tinggi dan kecil, bibir pink yang lembab dengan temperamen lembut.
Setelah dewa-dewa disekitarnya tertegun mereka dengan cepat menyapa dengan hormat.
Feng Yuan menatap ibunya yang dulu selalu mendukungnya kini mendukung mereka yang telah melenyapkan kekasihnya hingga jiwanya hancur berkeping-keping dan membuat alam Dewa setengah hancur dengan mata kecewa dan kaget.
"A'Yuan dengarkan ibumu itu untuk kebaikanmu sendiri."
Feng Yuan menundukkan kepalanya yang membuat orang-orang disekitar tidak mengetahui emosi yang ada diwajahnya. Saat mereka berpikir bahwa Feng Yuan telah menyerah mereka menatap kaget dan ketakutan saat Feng Yuan mulai tersenyum dingin kearah mereka sambil membubarkan kekuatannya yang membuat siapapun iri.
Ibu Dewa bereaksi dengan cepat tapi sudah terlambat untuk menghentikan pembubaran kekuatannya dengan imbalan membuka pintu reinkarnasi.
"Sungguh... Aku bertanya-tanya mengapa A'Xun sangat membenci tempat dan orang-orang disini... Aku tahu... Seharusnya aku juga tahu... Tapi aku tidak ingin percaya...." Feng Yuan yang tubuhnya mulai bercahaya kini menatap jijik kearah orang-orang yang merasa benar sendiri. Lalu Feng Yuan mulai menatap Yan Fei dengan kecewa dan sedih, hatinya merasakan sakit saat jiwa kekasihnya bertebaran.
Saat ditatap oleh Dewa Dewanya dengan tatapan kecewa dan sedih membuat hati Yan Fei bergetar dan jantungnya berdetak karena firasat buruk.
Firasat buruk terbukti benar karena Yan Fei mendengar kata-kata Feng Yuan ucapkan ditelinganya membuatnya mati lemas.
"Yan Fei aku membencimu dan kecewa padamu yang membuat konspirasi untuk membunuh kekasihku. Aku selalu menganggap mu sebagai adikku yang selalu ingin aku lindungi. Penebusan tidak berguna, permintaan maaf tidak akan pernah aku terima. Semuanya telah terjadi, jangan pernah berpikir semuanya tidak pernah terjadi, Itu menjijikan."
"Aku sudah mengatakannya berkali-kali, aku tidak akan pernah menyukaimu... Aku benci pendekatanmu yang agresif, aku benci kalian semua... Aku.... Kenapa?... Ini hidupku... Apakah posisi ini dan kekuatan ini mengekang hidupku?... Jika kalian selalu mengendalikanku apa gunanya hidupku..... Lalu aku akan mengembalikannya... Ya, aku akan mengembalikan semuanya, aku hanya ingin dia... Aku...."
Tubuh Feng Yuan yang telah transparan mulai menghilang. Hanya bisikan terakhir yang terdengar ditelinga mereka semua dengan kemarahan, kesedihan, kecewa, kebencian, dan rasa sakit dalam suaranya yang membuat mereka terkaget dan tidak percaya.
"Jika aku tidak menemukannya, Jiwaku pada akhirnya akan menghilang bersamanya, Dan tempat ini akan hancur bersamaku.... Saat jiwaku menghilang sedikit demi sedikit dan akan bergabung dengan dunia ini, Kekuatanku hanya akan membuat dunia ini yang akan hancur memulihkan diri."
Air mata mulai mengaburkan penglihatannya saat Yan Fei mengingat kembali ingatan itu.
"XiaoFei, apa yang terjadi padamu?" Feng Yuan yang baru saja turun untuk mengambil air minum melihat pangsit kecil meringkuk disofa dengan air mata diwajahnya.
Yan Fei yang mendengar suara Feng Yuan membuat tubuhnya bergetar lalu dengan tergesa-gesa dia melarikan diri.
*
*
*
*
[Bersambung.....]