"???"
Feng Yuan menatap kearah perginya Yan Fei dengan bingung tapi mungkin Yan Fei merasa marah karena telah dilupakan dan pergi karena kesal, jadi Feng Yuan hanya mengangkat bahu dan mulai pergi ke dapur untuk mengambil air.
Meskipun mereka para praktisi sudah bisa tidak makan dan minum tapi Feng Yuan masih ingin merasakan perasaan saat makan dan minum dan hanya menganggap kekuatan yang luar biasa sebagai angin lalu, dia menganggap kekuatan hanya untuk melindungi orang yang dia sayangi bukan untuk menjadi rantai yang mengikatnya.
Saat Feng Yuan mengambil air, sekilas ingatan mengalir dibenaknya tapi saat dia ingin melihat, ingatan itu menghilang dibenaknya seakan-akan tidak pernah ada, yang membuktikan ingatan itu ada adalah perasaan yang tidak nyaman meskipun ingatan itu hanya sekilas.
Feng Yuan mengerut keningnya dan mencoba melupakan perasaan tidak nyaman yang ada dihatinya.
"YuanYuan ada apa?"
Suara dingin dan magnetis yang penuh kelembutan membuat Feng Yuan berbalik secara reflek dan perasaan tidak nyaman dihatinya semakin besar. Saat melihat itu adalah ular kecilnya membuat ingatan yang hanya sekilas tiba-tiba menjadi jelas sejenak.
"YuanYuan...."
"YuanYuan..."
"YuanYuan...."
"Hmm?" Feng Yuan yang sedang mengerjakan dokumen menatap pria tampan dengan baju merah-hitam dan bordir emas yang memanggilnya.
"Aku...."
"Ada apa A'Xun? Jika kamu merasa tidak nyaman disini kembali saja aku akan pergi ketempat mu." Feng Yuan dengan cepat menatap kembali dokumennya dan mengabaikan emosi kompleks yang terlintas dimata pria tampan dengan baju merah-hitam dan bordir emasnya.
Feng Yuan yang masih menatap dokumen merasakan pelukan erat ditubuhnya dan mulai menghela nafas tak berdaya tapi dia harus tetap melanjutkan dokumen yang harus dia baca karena dia Dewa Dewa yang tidak suka membaca dokumen dan dia Dewa Dewa yang hanya menyukai berkeliling dengan kekasihnya.
"Jangan membuat masalah." Feng Yuan menepuk pucuk kepala kekasihnya dengan lembut.
Nangong ZiXun mengabaikannya dia hanya ingin mengatakan bahwa dia sedang merasa tidak nyaman.
Feng Yuan kini menatap Nangong ZiXun dengan khawatir dan menunggu Nangong ZiXun mengatakan sesuatu.
Nangong ZiXun membuka dan menutup mulutnya karena saat dia mencoba mengatakan sesuatu tentang orang-orang disini mencoba membuat rencana untuknya dia tidak bisa mengatakannya karena mata emas cahayanya selalu bersinar dengan jernih dan bisa melihat hati orang-orang seperti cermin, karena...
Nangong ZiXun selalu membuat orang-orang disekitar Feng Yuan akan selalu menghormatinya dan tidak pernah ada orang yang tidak bisa tidak menghormatinya jika ada orang itu sudah pergi entah kemana (mati). Jadi Feng Yuan tidak mengetahui sesuatu tentang sekitarnya, bahkan jika Feng Yuan tahu itu hanya permukaannya dan hanya membuatnya curiga dan tidak pernah memikirkan hal-hal lain yang tidak akan pernah dia percaya untuk mereka yang akan mencoba melukai kekasihnya.
"YuanYuan jika aku pergi apa kamu akan sedih?" Pada akhirnya Nangong ZiXun hanya bisa mengatakan sesuatu yang lain secara halus.
"Kemana A'Xun ingin pergi?" Feng Yuan mengerut keningnya lalu tertawa pelan dengan tak berdaya dan mengabaikan detak jantung yang berdetak kencang karena firasat buruk yang terlintas hanya sekilas.
"A'Xun kemana kamu ingin pergi tentu saja aku akan pergi untuk menemanimu. Jika kamu lari aku pasti akan menemukanmu dimana pun kamu berada."
Nangong ZiXun melihat mata emas Feng Yuan yang hanya ada dirinya terkejut sesaat, lalu menundukkan kepalanya sambil memeluk erat pinggang tipis Feng Yuan dan berkata dengan obsesi, cinta, dan fanatik dalam suaranya yang dingin dan magnetis.
"Dewa Dewa, kamu yang selalu berada diatas menatapku yang selalu dalam jurang paling bawah seperti ini membuatku sangat menyukainya. Seperti aku adalah yang paling istimewa untukmu. Tapi aku juga merasa aku yang hidup dalam jurang selalu sangat egois dan serakah akan cinta dan kasih sayangmu, kelembutan dan cahaya yang ada padamu selalu menyinariku yang selalu dalam kegelapan yang membuatku tidak pernah bosan akan kehidupan dibawah sana."
Setelah Nangong ZiXun mengatakan itu dia menundukkan kepalanya dan mencium jari-jari yang indah dari tangan Feng Yuan, dan melanjutkan perkataannya dengan lembut, sayang dan sedikit kegilaan dimatanya.
"YuanYuan aku sangat mencintaimu, aku mencintaimu dengan gila, aku menyayangimu dengan sepenuh hati dan jiwaku, bahkan jika aku hancur aku akan tetap mencintaimu dengan obsesi yang akan tetap mendukung hidupku untuk bertahan. Dan jika aku kehilangan kesadaran, biarkan aku tetap bersamamu setiap saat, gunakan aku sebagai senjata atau apapun yang kamu inginkan. Tapi setidaknya aku tetap bersamamu selamanya dan tidak akan pernah terpisah, meskipun aku merasa sangat serakah, aku tidak akan pernah menyesal menyukaimu dan mencintaimu sepenuh hati dan jiwaku dengan imbalan kekuatan, jiwa, dan keilahian ku menghilang. YuanYuan katakan ya?"
Tubuh Feng Yuan membeku sejenak, menatap kearah Nangong ZiXun yang kini menatapnya dengan harapan dan keras kepala dimata merahnya.
"... Oke. Aku bahkan akan selalu mencintaimu dan jika kamu hancur aku akan mengumpulkan semua pecahan jiwamu, lalu jika kamu menghilang aku akan menghilang bersamamu."
-
-
-
"Apa yang kalian lakukan kepada A'Xun-ku?! Lepaskan aku! Aku perintahkan kalian untuk melepaskan ku!" Feng Yuan yang diikat oleh rantai abadi dan disimpan diruang penjara menatap dua orang yang ada didepannya dengan marah.
"Dewa Dewa, kami akan menuruti permintaan ibu Dewa
Kami hanya akan menjagamu karena semua harapan kami ingin Dewa Dewa seperti sebelumnya, hangat kepada semua dan acuh terhadap semua orang dan tidak pernah mencoba memprioritaskan cinta dan kasih sayangmu pada satu orang apalagi orang itu adalah orang menjijikan yang selalu hidup didalam jurang dan tidak pernah melihat cahaya jadi kami para Dewa-Dewa setuju untuk menghancurkan orang itu tanpa memberitahu mu." Salah satu penjaga dewa menjawab dengan jujur tapi setelah itu dia dipukul dengan parah dibelakang kepalanya oleh salah satu penjaga dewa lainnya.
"Sudah ibu Dewa katakan jangan pernah mencoba mengatakannya pada Dewa Dewa!"
"Uh... Maaf."
"Kalau begitu diam saja!"
"Oke."
Mereka mengabaikan Feng Yuan yang masih menatap dan mendengarkan mereka dengan tatapan kaget dan bingung.
"Ap..Apa?"
Setelah memproses apa yang dikatakan salah satu penjaga membuatnya semakin memberontak. Mereka yang melihat Feng Yuan yang mulai memberontak memberikan tatapan meminta maaf dan rasa bersalah setelah itu dia memberikan mantra tidur padanya.
"Sungguh menyedihkan.... Mati.."
"Apakah dia benar-benar akan mati?"
"Ya, aku mendengar mereka akan menghancurkan jiwanya berkeping-keping."
"Lalu bagaimana dengan Dewa Dewa?"
"Pasangan.... Rantai.... Ikat.... Mati.... Hancur... Tabu... Kekuatan... Jurang.... Dunia... Manusia...."
Feng Yuan yang akan kehilangan kesadaran samar-samar mendengar suara mereka berdua yang masih berbicara sebelum menutup matanya.
Duar!
Duar!
Duar!
Feng Yuan terbangun oleh goncangan hebat ditanah dan suara ledakan yang terdengar sangat keras membuatnya mengerut keningnya dengan tidak nyaman, bahkan penjaga dewa yang menjaga Feng Yuan sudah pergi untuk melihat dimana ledakan itu terjadi dan meninggalkan Feng Yuan yang saat itu masih tak sadarkan diri.
"A'Xun! A'Xun! Tunggu aku! Aku... Aku akan menemui mu dan menolongmu!" Setelah mengatakan itu Feng Yuan mencoba melepaskan rantai abadi yang mengikatnya dengan paksa dan bahkan tubuhnya mulai mengeluarkan darah karenanya dan keringat mulai menetes didahinya.
"Cepat! Cepat! Aku harus menolong A'Xun! Jika tidak akan terlambat!"
"YuanYuan...."
Feng Yuan mengangkat kepalanya dengan kosong.
Nangong ZiXun mengurangi jarak antara mereka dan mengulurkan tangannya yang berdarah dan penuh retakan dikulitnya seperti porselen yang akan pecah untuk membelai wajah YuanYuan-nya dengan lembut dan kasih sayang.
"YuanYuan.... Aku akan pergi dulu oke? Setelah itu aku pasti akan menemukan mu, jika aku belum menemukanmu mungkin aku sedang tersesat saat akan mencoba menemukanmu, jadi maukah YuanYuan datang padaku?"
"... Ya."
Feng Yuan menganggukkan kepalanya dengan kosong dan menuruti keinginan A'Xun-nya. Tapi setelah tersadar mata emasnya mulai mengeluarkan air mata. Wajahnya yang tampan dan cantik kini mulai terlihat ekspresi sedih, tersesat, enggan, dan emosi lainnya saat Feng Yuan mencoba menunjukan senyum manis yang lebih jelek daripada menangis.
"A'Xun.... Aku... Aku... Aku pasti akan menemukanmu dan mencarimu."
Nangong ZiXun melihat YuanYuan-nya mencoba menunjukan senyumnya merasakan rasa sakit yang langka dihatinya selain detak jantung yang selalu berdetak kencang hanya untuk YuanYuan-nya yang seperti dia selalu dalam kebahagiaan dan manisnya seperti dia ditenggelamkan oleh pot madu.
Sebelum retakan ada diseluruh tubuhnya Nangong ZiXun mencium Feng Yuan dengan mendominasi dan mulai menjarah mulut lainnya dari gigi dan lidah lainnya dan mulai memainkannya dengan lidahnya dan menggigit bibir lawannya dengan sedikit keras yang bahkan mulai mengeluarkan darah.
Feng Yuan mendesis kesakitan saat bibirnya digigit dengan keras dan dia merasakan bau karat darah karena bibirnya mungkin terluka, mulai membalas dengan menggigit bibir Nangong ZiXun dengan keras hingga berdarah.
Nangong ZiXun yang merasakan sakit dibibirnya mulai tersadar dari keadaan maniaknya yang jarang terjadi, akhirnya menghentikan ciuman panjang dengan Feng Yuan. Saat wajah Nangong ZiXun menjauh kait perak dengan warna merah samar terjalin antara bibir mereka yang membuat mereka malu sejenak tapi...
Nangong ZiXun menjilat bibirnya dan mulai tersenyum bahagia dan merasa sedikit tidak mau pergi.
"YuanYuan.... Jangan lupakan janjimu... Jika kamu terlambat aku tidak akan pernah memiliki kesadaran. Dan jika seperti itu, lakukan yang aku inginkan, biarkan aku tetap bersamamu dan bawa aku tetap disisimu selamanya dan tidak pernah berpisah, aku tidak pernah ingin pergi darimu jadi, YuanYuan penuhi permintaanku, oke?"
"Akan aku kabulkan semua permintaan mu, A'Xun-ku."
Setelah mengucapkan itu retakan yang ada pada tubuh Nangong ZiXun mulai melebar dengan cepat dan akhirnya pecah berkeping-keping lalu menghilang, sebelum itu kata-kata Nangong ZiXun terdengar ditelinga Feng Yuan seperti bisikan kecil yang penuh cinta dan kasih sayang sebelum tidur oleh kekasihnya.
"YuanYuan jangan lupakan aku... Jika saja ini hanya mimpi buruk aku ingin cepat bangun dari mimpi ini, tapi sayangnya YuanYuan ini nyata.... YuanYuan aku mencintaimu."
Feng Yuan yang mendengarkan bisikan terakhir Nangong ZiXun mulai terisak diruangan sempit dan gelap karena perasaan sakit hati, bingung, benci, kecewa, enggan, dan takut.
*
*
*
*
[Bersambung.....]