Xu GuangXin yang baru saja datang kedunia fana dengan Ling Yi melihat pemandangan ini dan keadaan ibu Dewa membuatnya berteriak marah.
"Nangong ZiXun kamu berani!"
Nangong ZiXun menghentikan perilakunya yang sedang mengupas kulit yang sudah terkupas dan menghancurkan kulit Feng Yue menjadi abu lalu menatap orang yang berteriak padanya.
Nangong ZiXun melihat dua pria tampan yang datang, yang satu dengan baju lengan lebar hitam dan wajah tampan dengan aura liar dan sombong, yang satunya lagi dengan baju lengan lebar kuning dengan wajah tampan dengan aura tenang dan sedikit dingin.
Xu GuangXin dan Ling Yi melindungi Feng Yue dengan erat dibelakangnya setelah memberikan obat untuk Feng Yue dan menatap Nangong ZiXun dengan marah.
"Nangong ZiXun dari dulu hingga sekarang kekejaman mu tidak akan pernah berubah."
Ling Yi menatap Nangong ZiXun dengan dingin bahkan jika dulu dia pernah mengangumi nya dia sekarang merasa jijik dan takut karena keadaan Dewa Dewa sekarang karena pria ini.
Nangong ZiXun memiringkan kepalanya dan mencoba mengingat pria berbaju kuning yang berbicara padanya tapi dia tidak mengingatnya jadi mengabaikannya. Tapi pria dengan baju hitam disebelahnya mengingatkan rasa sakit dijiwanya dan ledakan kemarahan dihatinya membuatnya memperhatikannya sambil menyipitkan matanya untuk mengingat pria ini.
"Kamu––!"
Ling Yi yang merasa diabaikan merasa marah dan menatap pria didepannya dengan dingin dan mencoba menyerangnya tapi Xu GuangXin dengan cepat menghentikannya dan menatap Nangong ZiXun dengan kecemburuan.
"Dimana Feng Yuan?"
Nangong ZiXun yang akhirnya mengingat pria didepannya mendengar pertanyaan orang ini tentang YuanYuan-nya dan menatap Xu GuangXin dengan mata dingin dan suram.
"Tidak tahu."
Feng Yue yang masih dalam keadaan kacau karena sara sakit diwajah dan matanya sambil bergumam tiba-tiba terbangun dan mulai berteriak pada Nangong ZiXun.
"Berhentilah berpura-pura! Cepat kembalikan A'Yuan-ku!"
Ling Yi menatap dengan kejam kearah Nangong ZiXun sambil menodongkan pedangnya dileher Nangong ZiXun yang pedangnya sudah membuat goresan kecil di lehernya.
Xu GuangXin melirik orang-orang dibelakangnya dengan muram. Orang-orang yang ditatap mundur beberapa langkah karena merasakan tekanan besar yang menimpanya dan membuat wajah semua orang semakin pucat. Lalu melirik Yan Fei yang menatap dengan emosi yang tidak terlukiskan dan membuatnya merasa aneh dengan firasat buruk yang menghampirinya tapi Xu GuangXin mengabaikannya.
"Nangong ZiXun kembalikan Feng Yuan padaku, jika tidak aku akan membunuh mereka semua."
Nangong ZiXun melirik orang-orang dibelakangnya dengan dingin tapi setelah melihat keluarga Feng dan teman-teman Feng Yuan wajah Nangong ZiXun membeku lalu memalingkan kepalanya dan menatap Xu GuangXin dengan tatapan aneh.
"Apa yang kamu lihat?!"
"Tidak." Nangong ZiXun menatap mereka bertiga dengan mata tidak terlukiskan. Xu GuangXin dan Ling Yi yang ditatap merasakan kulit kepala kesemutan dan merasa tidak nyaman. Dan bahkan Feng Yue menghentikan perilakunya dan mengangkat kepalanya dengan perasaan ngeri.
Nangong ZiXun melihat mereka seperti ini semakin aneh dan bahkan mengabaikan pedang yang ada dilehernya dan mendekati mereka dengan perasaan setelah mendekati mereka jelas semakin aneh. Lalu mengangkat kepalanya untuk melihat Alam Dewa bahkan dunia dengan ekspresi bingung.
Semua orang yang melihat manusia-ular yang berperilaku aneh saling memandang seolah-olah melihat orang keterbelakangan mental.
Suasana hening yang mencengkam ini berlanjut beberapa menit dan diakhir oleh tawa tidak percaya Nangong ZiXun.
"Apa yang kamu tertawakan?"
Xu GuangXin mengerut keningnya karena tingkah laku Nangong ZiXun yang aneh apalagi tawa yang tidak jelas darinya dan saling memandang dengan Ling Yi dengan tidak jelas.
Tapi Nangong ZiXun tidak menjelaskan pada mereka apa yang dia lihat dan rasakan jadi setelah itu dia mengangkat sudut bibirnya dan membuat senyum lebar diwajahnya.
"Tidak~" Setelah itu dia menghilang ditempat dan mengulurkan tangannya kearah dada Xu GuangXin dibawah tatapan tidak percaya Ling Yi dan lainnya.
Xu GuangXin menundukkan kepalanya dan menatap kosong kearah dadanya yang berdarah dan jantungnya yang ada ditangan Nangong ZiXun sebelum dia mati dia tidak tahu apa yang terjadi.
Nangong ZiXun tersenyum lalu melirik jantung yang ada ditangannya dan melirik Xu GuangXin yang akan segera mati lalu mengulurkan tangannya dan membuat gerakan yang membingungkan tapi setelah itu mereka merasakan kejutan dan ketakutan karena.....
"Boom!.."
Boom!
Tubuh Xu GuangXin dengan cepat membengkak lalu meledak hingga hancur berkeping-keping. Anggota tubuh yang hancur bertebaran di langit dan darah yang jatuh ke segala arah membasahi semua orang karena tidak sempat membuat pelindung diri.
Semua orang : "...."
Ling Yi : "...."
Feng Yue : "...."
Ji Ling, Shen JingYan, Yan Fei : "...."
Qin Zhao yang baru saja datang : "...."
Nangong ZiXun tersenyum jahat dan mengulurkan tangannya kearah Ling Yi yang membuat Ling Yi ketakutan sebelum dia bisa bereaksi untuk melarikan diri dan membuat semua orang secara refleks menutup matanya.
"Bo––!"
"...."
Ling Yi yang menutup matanya tidak merasakan rasa sakit yang akan datang dan membuka matanya perlahan. Tapi yang dia lihat adalah Nangong ZiXun yang menutup matanya dipelukan seorang pria muda dengan temperamen yang lembut dan ceria tapi kini pria muda itu menatap sekitarnya dengan terkejut dimata emasnya.
Dewa Dewa!
Feng Yuan menatap Ling Yi lalu menatap wanita yang tidak memiliki wajah dan mata yang sedang berlutut dibawahnya. Feng Yuan membuang muka dan menatap Nangong ZiXun yang ada dipelukannya.
Melihat kekacauan berdarah disekitarnya lalu orang-orang yang ketakutan dibelakangnya membuat Feng Yuan tertegun sejenak lalu menghampiri keluarga Feng dengan Nangong ZiXun yang tidak sadarkan diri dipelukannya.
"Ibu, Ayah, Kakek, Paman, dan Bibi."
Feng Yuan hanya menganggukkan kepalanya kearah yang lainnya yang menatapnya dengan takut dan kagum dan tersenyum meminta maaf.
Keluarga Feng yang kembali sadar menatap Feng Yuan dengan mata yang rumit, tapi sepupu-sepupunya menatap Feng Yuan dengan mata berbinar.
Feng Yuan yang ditatap dengan tatapan itu merasa sedikit tidak nyaman karena keluarga dalam kehidupan ini benar-benar menyayanginya sepenuh hati dan membiarkan hidupnya penuh dengan kebebasan dan kebahagiaan.
Saat Feng Yuan masih memikirkan ini Kakek Feng, Feng ZhuYan menatap pria muda manusia-ular yang ada dipelukan cucunya.
"Ini...."
Keluarga Feng menatap Feng Yuan dengan penasaran mengapa orang menakutkan bisa menjadi tak sadarkan diri saat Feng Yuan memukul kepalanya. Orang-orang yang mendengarnya juga menatap Feng Yuan dengan penasaran.
"Uh..."
Melihat mata penasaran dan bertanya disekelilingnya membuat Feng Yuan terdiam. Lalu Feng Yuan hanya bisa menghela napas tidak berdaya dan berkata dengan pelan dan lembut tapi orang yang mendengarkannya sangat terkejut.
"Binatang Jiwaku dan Kekasihku."
Wajah semua orang membeku secara bersamaan lalu berbagai warna melintas diwajah semua orang yang membuatnya terlihat sangat lucu.
Ibu Feng, Shen YiLan menatap putranya dengan kaget.
"Jadi orang yang kamu maksud adalah ini...."
Semua orang menatap ibu Feng dengan bingung hanya keluarga Feng yang mengerti lalu membelalakkan matanya karena terkejut tapi melihat senyum malu dari Feng Yuan mereka langsung mengerti.
"Tuan Muda Feng, apa kamu sudah mendaftarkannya pada Asosiasi Binatang Jiwa?"
Song Wei, pemimpin dari pasukan negara bertanya.
"Uh..."
Song Wei melihat Feng Yuan yang tertegun tahu bahwa jenius dari keluarga Feng ini belum mendaftarkan binatang jiwanya.
"Tuan Muda Feng setiap binatang jiwa yang baru menetas harus mendaftarkan kartu identitas di Asosiasi Binatang Jiwa, jika tidak negara akan merasa merepotkan jika binatang jiwa milik praktisi membuat masalah dan kami tidak akan mengetahui siapa tuannya."
Setelah Song Wei mengatakan itu dia melirik kekacauan berdarah disekitarnya. Sudut mulut Feng Yuan berkedut menatap Nangong ZiXun yang ada dipelukannya lalu Song Wei yang ada didepannya dengan malu dan tatapan meminta maaf.
Song Wei tidak mempermalukannya lagi dan berkata pada bawahannya.
"Bersihkan."
"Ya!"
"Pemimpin Song, keluarga Feng akan membayar kekacauan ini."
Feng ZhuYan menatap Song Wei dengan permintaan maaf yang tulus.
"Oke."
Melihat mata Feng ZhuYan, Song Wei melambaikan tangannya dengan ringan.
"Kalau begitu Patriak Feng kami pergi dulu."
Keluarga besar yang lainnya juga kembali, tapi sebelum itu mereka melirik anak mereka dan anak Feng Yuan dari keluarga Feng sebagai perbandingan hanya bisa menghela napas.
"Kalau begitu Patriak Feng kami pergi dulu."
"Ya."
Feng ZhuYan menjawab dengan sopan.
"Selamat tinggal Feng Yuan!" Anak-anak keluarga besar yang berteman baik dengan Feng Yuan melambaikan tangannya dengan gembira.
"Selamat tinggal."
Feng Yuan melambaikan tangannya sambil tersenyum lembut.
Feng ShiHe menatap putranya dan menghela napas lalu berkata dengan lembut.
"A'Yuan ayo kita kembali kerumah Feng dulu."
"Ya sayang, kamu tinggal dirumah Feng dulu sebelum rumahmu diperbaiki." Shen YiLan menatap putranya dengan senyuman diwajahnya yang cantik
"Ayo kita bicarakan." Feng ZhuYan menatap cucunya dengan tegas.
"Kalau begitu A'Yuan kita akan bertemu lagi." Shen JingYan.
"Selamat tinggal A'Yuan." Ji Ling.
"Oke, oke." Feng Yuan menatap keluarganya dengan senyuman. Tapi disudut matanya dia melihat Lin Yi, Yan Fei, Qin Zhao dan wanita tanpa wajah dan mata membuat keputusan.
"Kalau begitu Ayah, Ibu, Kakek aku akan membereskan semua yang disini lalu kembali."
Keluarga Feng saling menatap dan melirik orang yang ada dibelakangnya lalu membuang muka.
"Oke kalau begitu jangan terlalu lama. Makan malam favoritmu akan habis." Shen YiLan tertawa sambil bercanda.
"Bu, sisakan untukku." Feng Yuan dengan suara genit memandang ibunya dengan senyuman.
"Hahaha. Cepat kembali."
Feng Yuan melihat semua orang dari keluarganya telah pergi membalikkan badannya dan menghadap kearah mereka dengan dingin.
"Dewa Dewa kembalilah!" Ling Yi memandang Dewa Dewa dengan perasaan campur aduk.
Feng Yuan mengabaikannya hanya berjalan menuju wanita dengan mata berlubang dan tidak memiliki kulit diwajahnya setelah meletakkan Nangong ZiXun.
Feng Yue merasakan aura Feng Yuan mendekat langsung bersemangat dan mengabaikan wajah dan matanya yang kesakitan.
"A'Yuan! A'Yuan apakah kamu akan kembali?"
"...."
"A'Yuan..."
Feng Yuan berjongkok dan menatap wanita didepannya yang bersemangat dan berkata dengan pelan.
"Bu..."
"A'Yuan apakah kita akan kembali?" Feng Yue bertanya dengan senang.
"Tidak." Feng Yuan menuangkan air dingin untuk Feng Yue.
"Kenapa?!" Feng Yue berteriak marah.
"Aku mendengar semuanya."
Feng Yue membeku lalu mengangkat kepalanya dengan bingung.
"Apa, apa?"
"Bu, tidak Feng Yue aku tidak tahu kamu merencanakan semuanya untukku seperti itu. Meskipun aku tidak bisa melihat apa yang terjadi disini saat aku berada diruangan yang A'Xun buat tapi suara yang ada diluar akan terdengar kedalam itu menjijikan." Feng Yuan menatap dingin kearah Feng Yue, dia tahu bahkan jika Feng Yue sudah tidak memiliki mata dia masih bisa merasakannya.
Benar saja Feng Yue langsung merasa bingung, lalu marah.
"Lalu apa?!"
Feng Yuan hanya menatapnya dengan dingin dan memindahkan mereka berdua kembali ke Alam Dewa, lalu menatap Qin Zhao dengan ringan.
"A'Yuan dengarkan aku..."
"Pergilah."
Feng Yuan melambaikan tangannya dan memindahkan Qin Zhao yang akan memberikan penjelasan.
Feng Yuan menghampiri Yan Fei yang menundukkan kepalanya dan berjongkok didepannya dengan kebingungan dan sakit hati yang tercetak jelas dimatanya dan bertanya dengan bingung.
"Xiao Fei, kenapa?"
Yan Fei yang memiliki mata merah masih menundukkan kepalanya dengan keras kepala. Feng Yuan menundukkan kepalanya dengan sedih dan kecewa.
"Xiao Fei, aku sudah bertanya padamu berkali-kali dan kamu tidak pernah memberikan jawaban yang jelas yang ingin aku dengar. Xiao Fei apa kamu sudah memikirkannya kenapa kamu melakukan itu?"
"Jelas sekali aku memberikan kasih sayang yang sama seperti aku kepada A'Xun sebagai kekasih dan untuk kamu sebagai kakak yang baik dan perhatian. Apa yang salah? Kamu selalu menemaniku dari kecil hingga aku berdiri di posisi Dewa Dewa dan aku juga membayar kembali penjagaan mu padaku dengan mengajarimu segalanya dan membagikan semua yang aku miliki saat pertama kali kamu memiliki kesadaran. Apakah ini yang harus aku terima dari menjagamu kembali? Yan Fei jawab aku."
Feng Yuan memegang bahu Yan Fei dengan erat dan wajahnya penuh dengan kebingungan seakan tidak pernah ingin percaya dan mencoba membodohi dirinya sendiri.
"Dewa Dewa maafkan aku..." Yan Fei mengangkat kepalanya dengan wajah berlinang air mata dia memeluk Feng Yuan dengan erat dan terus membisikkan kata-kata maaf.
"Maaf..."
"Maaf..."
"Maaf..."
"Saudara Yuan maafkan aku..."
Tangan Feng Yuan yang ada di bahu Yan Fei menegang dan terlepas dengan lemas. Mata emas Feng Yuan kini kabur dengan air mata dan menutup wajahnya dengan tangannya sambil terisak pelan.
-
-
-
-
[Bersambung....]