Sintia tidak menyangka, baru saja selesai sarapan, dia sudah mendapatkan telepon dari Kompas TV.
"Benarkah? Saya diterima? Apakah saya perlu datang melapor ke stasiun TV hari ini?"
"Ya, Nona Yazid. Silahkan datang untuk menyelesaikan prosedurnya sebelum pukul 10."
"Baik, baik. Saya akan segera ke sana."
Sintia melompat kegirangan. Bos media yang membeli obat penyesalan darinya sangat luar biasa!
Setelah menutup telepon, Sintia bergegas menuju Kompas TV. Begitu menyelesaikan prosedur magang, ada seorang senior yang ditugaskan untuk mengajarinya selama beberapa waktu. Senior itu tidak lain adalah Qinara Caesar, reporter Kompas TV yang terkenal.
Dia sering melihat sosok Qinara Caesar di laporan berita. Qinara tidak hanya cantik, tapi juga sangat profesional. Dia pasti akan belajar banyak darinya. Sintia puas sekali.
Satu-satunya hal yang menyebalkan adalah meja kerjanya tepat di sebelah meja Yumi Latif.
Begitu dia menoleh ke samping, dia akan melihat istri baru dari mantan kekasihnya itu. Menjengkelkan sekali.
Yumi juga tampak frustasi.
Sintia berpikir bukan dirinya yang bersalah dan menjadi perebut dalam masalah ini, jadi apa yang harus dia takutkan. Dia mengambil salep yang dia beli di jalan kemudian mengoleskannya di tumitnya dengan santai. Dia mendengar kepala Departemen keluar dari ruangannya sambil berkata, "Baru-baru ini semua media besar sedang menggali lebih jauh mengenai perjodohan negara yang dialami CEO grup, Julian Yazeed. Dan Departemen kita juga harus memanfaatkan koneksi kita untuk mencari tahu siapa gadis beruntung misterius ini sesegera mungkin. Ini adalah topik paling populer selain kampanye presiden. Lihat saja berita di internet, gadis beruntung itu menjadi trending topik lagi hari ini."
'Apa? Aku jadi trending topik lagi?'
Sintia langsung mengklik halaman web dan sebuah berita utama yang sedang tren tiba-tiba muncul di hadapannya, 'Gadis Beruntung Diduga Telah Dilecehkan'.
"!!!!"
'Bukankah ini foto tumitku yang diambil oleh staf Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil?'
'Apakah staf Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak berniat melindungi privasi warga negaranya sedikit pun ?'
'Ini terlalu tidak tahu malu, kan?'
Dia sangat curiga bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah disuap oleh lawan politik Sebastian Yazeed.
Dia harus menelpon dan mengajukan pengaduan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Kepala Departemen tampak sangat bersemangat, "Aku baru saja mendapatkan pesan pribadi dari Pak Cikal bahwa gadis beruntung itu sama sekali tidak mengalami pelecehan. Sebagai media berita yang berada di bawah naungan Grup Yazeed, kita tidak boleh membiarkan begitu saja berita negatif ini. Ini adalah fitnah yang dibuat untuk membuat reputasi Julian Yazeed memburuk. Jika reputasi Julian Yazeed hancur, maka itu akan memengaruhi rating dukungan terhadap Sebastian Yazeed dalam pemilihan presiden. Kita semua harus mengambil tindakan."
Di Indonesia, semua media besar memang dikendalikan oleh segelintir kelompok konglomerat. Media menjadi salah satu medan pertempuran utama para calon presiden untuk mendekatkan diri dengan para pemilih.
Trending topik kali ini memang terlihat ditujukan untuk Julian Yazeed, tapi sebenarnya lawan politik Sebastian Yazeed lah yang tengah menyerang Sebastian Yazeed.
Kompas TV, sebagai media yang mendukung Sebastian Yazeed tentu tidak bisa tinggal diam dan hanya duduk menunggu kematian!
"Pak, tidak bisakah Pak Cikal mengungkapkan identitas gadis beruntung itu atau meminta gadis beruntung itu untuk menerima wawancara kita? Itu akan langsung menampar wajah media yang memfitnah Tuan Julian dengan jahat, kan?"
"Ya, betul. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memiliki aturan bahwa selain mereka dan Badan Peradilan Nasional, individu maupun kelompok lain tidak memiliki hak untuk menanyakan tentang perjodohan resmi negara. Dan Tuan Julian telah memblokir semua informasi mengenai gadis beruntung itu. Jadi dari mana kita bisa menyelidiki gadis itu? Apa hanya dengan luka di tumitnya?"