Chereads / Sweet Love Milik Fayolla / Chapter 20 - Ketegaran Fay

Chapter 20 - Ketegaran Fay

Dengan air mata yang tertahan di kelopak matanya. Fay berusaha berjalan dengan langkah yang sangat berat.

"Gimana udah?" tanya Anna yang merasa kini Fay terlihat lebih murunng dengan kepala yang tertunduk menatap tanah.

Fay menganggukan kepalanya.

"Dia ngomong apa?" tanya Anna yang merasa sangat penasaran dengan obrolan yang baru saja dikatakan antara Fay dengan Ibeng.

Fay masih tetap bungkam. Dia menggelengkan kepalanya.

"Kita pulang yuk!" ajak Fay dengan nada yang terdengar parau di telinga Anna.

Anna mengangguk. Dia menahan apa yang sedari sudah sangat ingin ditanyakan pada Fay. Mungkin ada sesuatu hal yang membuat Fay menjadi seperti itu. Dia akan memberikan waktu pada Fay untuknya sendirian.

Fay duduk sendirian di belakang mobil yang biasa menjemputnya. Wajahnya menatap ke arah luar dengan wajah yang sangat sendu. Di dalam kepalanya masih saja terpikirkan akan perkataan Ibeng yang mengatakan jika dirinya adalah orang yang sangat bodoh karena masih saja mencintai seorang pria bernama Ariel. Padahal sudah sangat jelas jika Ariel dan Serena selalu bersama dan mereka pasti sudah memiliki hubungan yang sangat khusus.

Lebih dari teman mungkin.

Fay menarik napasnya dalam-dalam dan menghelanya dengan cepat bersamaan dengan matanya yang sesaat terpejam.

Kembali teringat akan bayangan wajah Ariel di dalam kepalanya.

Entahlah, dia hanya bisa memikirkan pria itu. Hanya dia yang selama ini mampu membuatnya lebih bersemangat dalam perihal belajar dan juga kehidupan lainnya. Hanya karena Ariel dia selalu memiliki alasan untuk selalu datang ke sekolah dikala dirinya terlalu malas untuk menjadi seorang pelajar terlebih selalu ada Serena yang datang seringkali menganggunya.

Dimalam harinya.

Fay baru saja selesai menyelesaikan tugas sekolahnya. Disaat yang bersamaan pula suara dering ponselnya berdering.

"Hallo?" Fay mengangkat panggilan dari Anna yang terpajang di layar ponselnya.

"Kenapa An?" tanya Fay lagi yang gegas menyambarnya dengan pertanyaan sebelum Anna menyahutnya terlebih dahulu.

"Kamu masuk grup WA sekolah gak sih?" tanya Anna dengan nada yang terdengar sangat cemas.

Fay terdiam sejenak. Dia mencoba mengingat-ingat terlebih dahulu.

"Grup kelas?" tanya Fay menebak.

"Grup sekolah!" jawab Anna dengan tegas.

"Aku cuman punya grup kelas aja An, memangnya ada apa sih?" dari pernyataan Anna yang agak terdengar aneh itu membuat Fay dilanda rasa penasaran yang besar.

"Ya udah aku kirim kamu aja videonya!" kata Anna. Dalam beberapa saat tak terdengar suara Anna dari balik telepon.

'Tring'

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Fay yang gegas dibukanya.

Itu adalah sebuah video ketika di mana Fay memutuskan untuk menolak perasaannya pada Ibeng. Terlihat sangat jelas jika Fay sedang dibentak dan ditunjuk-tunjuk wajahnya oleh Ibeng.

"Ha-hallo, An!" panggil Fay yang berubah menjadi nada yang penuh gemetaran.

Seketika wajahnya menjadi sangat pucat dan tubuhnya terasa lemas seketika. Fay terduduk lemas di atas ranjangnya dengan satu tangan yang tergulung juga bibirnya digigit karena gugup.

"Kamu gak sadar kalau kamu ada yang videoin?" tanya Anna.

"Enggak," Fay tak terlalu bisa fokus pada berbincangan dirinya dengan Anna di telepon.

"Kamu dapet video ini dari mana? Terus di grup sekolah gimana?" tanya Fay yang sudah sangat merasa terpuruk. Terlebih satu isi sekolah pikirnya sudah melihat video itu.

"Ini awalnya dari anak kelas satu F, Raya. Dia juga katanya dapet share dari orang lain. Kayaknya video ini udah nyebar luar satu sekolah deh!" kata Anna yang menggigiti kuku jari jempolnya. Dia pun ikut mencemaskan nasib sahabatnya itu akibat dari rekamana video penolakan cintanya Fay pada Ibeng.

"Sebenarnya isi video itu sih, menurutku biasa aja. Wajarlah ya, namanya juga perasaan gak bisa dipaksain. Tapi, yang jadi rame ini Kak Ibeng itu salah satu cowok populer di sekolah. Dan, para cewek lain merasa kamu udah merendahkan Kak Ibeng!" Anna sangat hati-hati dalam menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya di dalam grup WA sekolah.

"Hah?" Fay semakin kalut dalam pikirannya.

"Anna... gimana ini? Aku gak sekolah besok. Aku takut, aku malu. Tapi, besok ulangan bahasa inggris!" rintih Fay yang terdengar suara isakan tangisan Fay dari balik telepon.

"Fay, kamu tenang aja. Toh, di dalam video itu kamu gak ngapa-ngapain. Kamu gak salah. Kalau ada yang mau disalahin juga Kak Ibeng yang udah bentak kamu seenaknya kayak gitu!" Anna berusaha untuk menenangkan Fay.

Anna sangat yakin Fay saat ini sedang dalam posisi yang sedang tersudut karena rekamana video menyialkan itu.

"Aku gak yakin An, di sekolah pasti bakalan ada yang ...."

"Syuttt!"

Anna memotong kalimat Fay.

"Kamu tenang aja Fay, besok semuanya akan baik-baik aja!" kata Anna .

Usai berbincang dengan Anna di telepon. Hati Fay masih saja tak karuan. Terlalu banyak hal yang sedang dia khawatirkan. Terlebih tentang pandangan teman-temannya yang hanya melihatnya dari sisi yang lain tanpa mau tahu kejelasannya bagaimana.

Keesokn harinya.

Fay berjalan dengan sudut mata yang tajam. Dia berusaha mengamati teman-temannya yang sedari tadi memandanginya dengan pandangan yang aneh dan seperti sedang mencurigainya.

Mereka juga terlihat berbisik satu sama lain ketika Fay melewatinya dengan pandangan yang aneh.

Fay berusaha tetap tegar dia pun akhirnya menyerah dengan menundukan kepalanya sambil berjalan menuju kelasnya.

Bruk!

Fay tiba-tiba saja dia tak sengaja menabrak Ariel yang juga sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

"Ah? Maaf!" kata Fay dengan perasaan yang menyesal. Wajahnya terlihat sangat sendu tanpa setitik keceriaan seperti biasanya.

"Pakai matanya dong!" ketus Ariel dengan memutar matanya dan pergi begitu saja ketika Fay dengan sangat menatap ke arahnya dengan pandangan yang heran.

Ariel begitu saja melewatinya dengan mata yang sama sekali tak memandang ke arahnya sama sekali.

Saat ini Fay bisa dengan sangat jelas merasakan jika Ariel sedang tak peduli lagi padanya. Mungkin karena rekamana video yang sudah tersebar itu.

Memalukan sekali. Mungkin Ariel marah karena di dalam video itu sangat jelas jika Ibeng menyebutkan namanya dan secara tak langsung pasti sudah membuat Ariel malu sendiri.

Fay terduduk di sebuah bangku yang ada di lantai paling atas. Di sana hanya ada taman yang luas juga dengan beberapa properti sekolah yang sudah tak terpakai lagi.

Fay sendiri sangat enggan untuk menemui siapa di sekolah saat ini. Dia memutuskan akan masuk ke dalam kelas jika sudah bel berbunyi. Dia tak ingin menghabiskan waktu di dalam kelas sebelum bel berbunyi dengan menerima pandangan juga hujatan yang tak ingin dia terima sama sekali.

Ponselnya pun dibuat dengan mode senyap. Dia tak ingin terganggu oleh suara dering notifikasi pesan dari grup kelasnya yang hanya berisi tentang pembahasan dirinya yang berada di dalam rekaman video itu.