Chereads / Pusat Layanan Hantu / Chapter 8 - Bab 8 : Iblis dan Hantu Itu Berbeda!

Chapter 8 - Bab 8 : Iblis dan Hantu Itu Berbeda!

"Dia adalah Raja Iblis?!" Tanya Tang Qian kaget, memang Luo Yuzhou tampak sangat mengintimidasi tapi Tang Qian tidak menyangka bahwa Luo Yuzhou memiliki gelar semacam itu.

"Bukan Iblis, tapi hantu!" Song Lin mengoreksi dengan cepat.

"Eh? Apa bedanya?"

"Tentu saja berbeda! Hantu itu seperti kita, kita mati kemudian arwah kita mengembara. Sementara Iblis adalah benda-benda, binatang, atau tumbuhan yang menyerap energi spiritual dalam jangka waktu yang lama kemudian mereka memperoleh energi spiritual dan memiliki kesadaran." Wei Qinqi menjelaskan secara lengkap dengan bahasa yang mudah untuk dipahami, Tang Qian mengangguk mengerti. Ia sering salah membedakan antara hantu dan iblis, ia pikir itu sama saja ternyata berbeda.

"Diantara kita boss adalah yang paling kuat, semua Alam Hantu ada di bawah kendalinya, lebih baik tidak memprovokasinya." Song Lin memberikan peringatan pada Tang Qian, dari auranya Tang Qian bisa merasakan kejahatan dalam diri Luo Yuzhou. Sekarang ia bekerja untuk Raja Hantu, jika dirinya salah bertindak mungkin jiwanya akan hancur lebur.

"Aku memiliki satu pertanyaan lagi."

"Tanyakan saja." Yu Ning akhirnya angkat bicara setelah sejak tadi diam.

"Apakah kultivator itu benar-benar ada?" Ini adalah pertanyaan yang mengganggu Tang Qian, sejak dulu ia bertanya-tanya apakah benar kultivator ada? Orang yang bisa terbang dengan pedang, berjalan diatas air, menjungkir balikkan dunia ini. Jika dipikir secara nalar itu mungkin saja tidak benar, tetapi entah mengapa di dalam lubuk hatinya Tang Qian mempercayai hal itu.

"Aku kultivator dulu." Wei Qinqi menunjuk dirinya sendiri. "Yah, meski sekteku kecil dan tidak terlalu terkenal aku tetap kultivator."

Wow, Tang Qian tidak menyangka bahwa hal itu benar-benar nyata.

"Tapi keberadaan kami tidak tercatat dalam sejarah, semakin maju sebuah jaman semakin sulit seseorang untuk mempertahankan ajaran lama."

Song Lin mengangguk membenarkan, memang benar sulit sekali rasanya mempercayai seseorang bisa terbang dengan pedang. Logika semacam itu tidak akan cocok untuk pemahaman modern yang segalanya dijelaskan lewat buku dan ilmu pengetahuan.

"Lalu seperti apa kalian sebelum mati?"

"Aku? Hanya penduduk desa biasa." Song Lin tersenyum kecil, latar belakangnya sangat biasa dan tidak menarik.

"Aku Jenderal." Yu Ning memiliki suara lantang, ia memang pantas menjadi Jenderal yang akan menggerakan ribuan pasukan di medan perang. Sifatnya sangat berapi-api dan mudah marah, semua ini ditempa melalui medan perang yang kejam tanpa ampun.

"Boss sendiri?"

"Sshh!" Wei Qinqi segera menutup mulut Tang Qian dengan panik, sementara itu Yu Ning dan Song Lin memandangi sekeliling dan memastikan bahwa Luo Yuzhou tidak ada.

"Tidak sopan menanyakan latar belakang Raja Hantu, kami juga tidak tahu." Bisik Wei Qinqi. "Dia mungkin akan memasukkanmu ke neraka jika kau berani menanyakan hal itu."

Tang Qian mengangguk ketakutan. Baru setelah itu Wei Qinqi melepaskannya.

"Aku tidak akan bertanya apa-apa!" Tang Qian bersumpah.

Yu Ning, Wei Qinqi dan Song Lin mengangguk lega mendengarnya. Mereka tidak ingin staf baru yang direkrut setelah seribu tahun Pusat Layanan Hantu berdiri ini harus hilang begitu saja.

"Ngomong-ngomong, karena kau anggota baru kami akan mentraktirmu, sebagai penyambutan!" Wei Qinqi menepuk pipi Tang Qian dengan gemas.

"Hah? Kapan kita memutuskan ini?" Tanya Song Lin.

"Lao Yu yang akan mentraktir, benar kan?"

Mendengarnya Yu Ning terkejut, setengah marah ia berkata. "Kapan aku mengatakan itu?"

"Sekarang! Jika tidak kantong uang ini tidak akan ku kembalikan!" Wei Qinqi memiliki standar moralitas rendah, ia menunjukkan kantong uang berwarna hitam dengan tali merah. Itu jelas milik Yu Ning, tangan Wei Qinqi sangat gesit entah sejak kapan kantong uang itu berpindah tangan.

"Wei Qinqi! Kau benar-benar tidak tahu malu!" Raung Yu Ning marah. Wei Qinqi cekikikan dengan suara tinggi, jika manusia mendengarnya mereka mungkin akan menggigil ketakutan.

"Ayo pergi!" Wei Qinqi mengajak rekan-rekannya untuk pergi, Yu Ning hanya bisa mendengus kesal karena ia kalah melawan makhluk bernama Wei Qinqi.

Saat keluar suasana masih sama ramainya, Tang Qian memperkirakan bahwa waktu di Alam Hantu selamanya adalah malam hari. Hantu takut pada cahaya matahari, mungkin apa yang ada di dalam film itu bukan omong kosong.

Tang Qian memiliki otak yang pintar, ia mengamati sekeliling dengan seksama dan bisa membedakan mana hantu mana iblis. Hantu kebanyakan memiliki fisik manusia meskipun anggota tubuhnya tidak lengkap ataupun penampilannya mengerikan, sementara iblis kebanyakan memiliki rupa hewan tapi mereka bisa berbicara dan melakukan aktivitas layaknya manusia biasa. Tang Qian masih belum terlalu terbiasa, ia lumayan ketakutan.

"Tang Qian, apa yang kau sukai?" Tanya Song Lin, Tang Qian yang tadinya sedang mengobservasi sekeliling seketika menoleh.

"E-eh? Ada makanan apa disini?" Tang Qian takut jika ia disuruh makan mie cacing dengan toping kelabang atau tanghulu otak monyet seperti yang ditawarkan dalam perjalanan tadi.

"Banyak makanan yang mirip seperti dunia manusia, bahan bakunya juga diimpor dari dunia manusia. Jadi rasanya aman, tenang saja! Kami memakan makanan yang normal, jadi jangan takut. Walaupun rasa masakan disini tentu tidak seenak makanan di dunia manusia." Wei Qinqi sepertinya memiliki bakat sebagai tour guide jika ia masih hidup, semua penjelasannya sangat mudah dicerna. Karena Wei Qinqi sudah berada disini selama seribu tahun maka pemahamannya pada Alam Hantu tentu lebih luas.

"Jadi katakan kau ingin makan apa!" Song Lin mendorongnya sekali lagi.

Tang Qian terlihat menimbang-nimbang, makanan yang sangat ia sukai adalah ayam goreng. Mendiang ayahnya memiliki rasa masakan yang lezat, Tang Qian kecil sering dimasakkan ayam goreng dan kesukaan itu bertahan hingga ia dewasa. Hanya saja saat dewasa dan walaupun Tang Qian sudah bekerja ia tidak bisa membeli ayam goreng terlalu sering, hampir seluruh uangnya diambil oleh ibunya untuk berjudi. Saat hari kematiannya, Tang Qian baru menerima gaji dan mampir membeli ayam goreng. Sayangnya ia tidak sempat memakan ayam goreng itu.

"Ayam goreng!"

"Ayam goreng?"

Tang Qian mengangguk. "Aku suka makan itu."

"Baiklah! Sudah diputuskan! Ayo makan ayam goreng!" Ujar Wei Qinqi dengan semangat membara. Ia berjalan menuju kedai ayam goreng terbesar di Kota Hantu.

"Ayam goreng!" Song Lin mengekori Wei Qinqi dengan patuh di belakangnya, sementara itu Yu Ning hanya memutar bola matanya tidak peduli tetapi ia tetap berjalan bersama rekan-rekannya.

Saat hendak mengikuti rekan-rekannya, mata Tang Qian tertuju pada pria berpakaian lusuh dengan tatapan mata kosong. Tang Qian melihat luka sayatan yang masih meneteskan darah segar pada pergelangan tangan pria itu. Ia sendirian, tidak berkelompok seperti hantu yang lain. Dibelakangnya bayangan hitam pekat terus mengikutinya. Kesedihan terlukis pada matanya yang sendu, Tang Qian juga bisa merasakan penyesalan pada hantu itu.

Ketika menyadari bahwa ada yang menatapnya, hantu itu bergegas pergi, seolah tidak ingin keberadaannya diketahui oleh orang lain, ia ingin menarik diri sepenuhnya.

"Tang Qian! Kenapa masih disana? Ayo!" Wei Qinqi berteriak memanggilnya.

"Ah! Baik!"

Tang Qian menyusul ketiga rekan kerjanya dengan perasaan bimbang.