Chereads / Pusat Layanan Hantu / Chapter 10 - Bab 10 : Hari Pertama Bekerja

Chapter 10 - Bab 10 : Hari Pertama Bekerja

Alam Hantu memang selalu diselimuti oleh kegelapan dan malam, tetapi tanda pergantian hari terletak pada kembalinya kelelawar-kelelawar ke sarangnya. Tang Qian menuruni anak tangga dengan berisik, ia berpapasan dengan Wei Qinqi yang sudah berputar-putar di udara.

"Pagi, Tang Qian!" Sapa Wei Qinqi, ucapan selamat pagi sangat tidak cocok dengan langit gelap dan bulan yang masih bertengger manis di atas sana.

"Pagi, senior."

Tang Qian sampai di lantai dasar, sepertinya Pusat Layanan Hantu belum dibuka. Tang Qian melihat Song Lin sedang menata meja kerjanya, melihat Tang Qian hantu muda itu menyapa dengan ceria.

"Selamat pagi!"

"Pagi, apa yang harus ku kerjakan?" Tang Qian selalu bersemangat pada hari pertamanya bekerja, karena Tang Qian sempat kesulitan mencari pekerjaan ia jadi menghargai pekerjaan itu sendiri.

"Oh, Lao Yu yang akan mengaturnya."

"Dimana Lao Yu?"

Lao Yu atau Yu Ning sendiri sedang membuka pintu besar yang begitu berat, ketika pintu terbuka sudah banyak hantu yang menunggu dengan tidak sabar.

"Selamat datang di Pusat Layanan Hantu! Tolong mengantri dengan benar! Ambil nomor antrian dan harus tertib. Siapa yang tidak tertib, tidak akan dilayani!" Teriak Yu Ning dengan suara menggelegar, setelah itu ia memasuki Pusat Layanan Hantu dan duduk di kursi resepsionisnya.

"Apa pekerjaan yang harus ku lakukan?" Tanya Tang Qian pada Yu Ning.

"Oh, hari ini kau membantuku dulu besok kau membantu Song Lin dan setelah itu baru membantu Wei Qinqi. Kita akan memutuskannya nanti."

Tang Qian mengangguk. "Baiklah."

"Wei Qinqi! Ambilkan mesin ketik satu lagi!"

"Baik!"

Tang Qian duduk tenang di kursinya, ia memperhatikan hantu-hantu yang datang dengan penampilan mengerikan. Ada hantu yang tidak memiliki lengan, kaki, bahkan mata. Mereka mungkin awalnya tidak saling mengenal, tetapi karena untuk membunuh rasa sepi mereka mengobrol satu sama lain seperti kawan lama.

"Lao Yu, siapa ini? Dia sangat tampan hihihi~" hantu wanita dengan pakaian tipis bertanya dengan nada genit, ia melirik Tang Qian dengan antusias. Senyumnya begitu lebar, mulutnya tampak sobek hingga ketika tersenyum ujung bibirnya mencapai telinga. Wajahnya tampak retak, salah satu mata kehilangan irisnya hingga hanya berwarna putih.

Tang Qian agak ngeri ketika melihatnya, saat hantu itu bicara suaranya juga sangat melengking dan membuat telinga Tang Qian agak sakit.

"Jangan mengganggunya!" Yu Ning menjawab galak.

Hantu wanita itu berdecak kecil karena mendapat jawaban yang tidak sesuai keinginannya. "Pantas saja kau masih sendiri sampai sekarang, kau terlalu galak."

"Lu Shi, kau suka sekali membuang kata-kata tidak berguna."

Lu Shi tidak peduli, sembari Tang Qian melayani hantu Lu Shi berdiri di samping meja resepsionisnya. Lu Shi menopang dagu dengan tangannya dan terus mengamati Tang Qian.

Di meja kerja terdapat buku panduan yang sangat lengkap isinya. Tang Qian mengambilnya dan merasa lega karena semua sudah tertulis di sana, tetapi siapa yang membuatnya?

"Lao Yu apakah kau yang membuat ini?" Tanya Tang Qian.

"Hah? Apa? Mana mungkin! Jangan mengada-ada!" Yu Ning menjawab dengan nada suara tak kalah tingginya dengan Lu Shi.

Lu Shi tertawa mengejek kemudian berbisik pada Tang Qian. "Dia yang membuatnya, dia tidak mau mengaku."

Seorang hantu wanita muda yang tampak basah datang menyodorkan nomor antriannya pada Tang Qian, ia menggigil kecil dan kulitnya berubah warna menjadi agak kebiruan. Hantu ini mungkin mati tenggelam. "Selamat datang di Pusat Layanan Hantu, ada yang bisa kami bantu?"

"A-a-aku ingin melihat keluargaku." Hantu itu menggigil, ia memeluk dirinya sendiri untuk mengurangi rasa dingin yang mengelilingi tubuhnya tetapi cara itu tidak efektif sama sekali. "Aku ingin memesan tiket bioskop."

Tang Qian membaca buku panduan, yang dimaksud sebagai bioskop disini adalah ruangan untuk melihat kehidupan orang yang diinginkan. Ini hampir sama seperti bioskop pada umumnya, bedanya yang dilihat bukan film melainkan aktivitas orang yang masih hidup.

"Untuk menonton bioskop harga tiketnya lima batu arwah."

Dengan tangan gemetar hantu itu meletakkan lima batu arwah, sementara itu Tang Qian membuka laci dan mencari tiket berwarna biru langit. Laci ini sudah ditata dengan sangat rapi dan tiket diurutkan dari yang termahal hingga termurah, bahkan terdapat ruang sekat dengan nama jelas setiap tiketnya. Tang Qian melirik Yu Ning, apakah Yu Ning yang melakukannya?

"Aku tidak melakukan itu!" Yu Ning sepertinya sadar, ia berkata dengan tajam tanpa ampun.

"Dia melakukannya." Bisik Lu Shi. Hantu wanita ini seperti penerjemah bagi Yu Ning.

"Terima kasih." Bisik Tang Qian pada Yu Ning.

"Sudah ku bilang, itu bukan aku!" Yu Ning menegaskan, tetapi ujung telinganya memerah.

Tang Qian menyerahkan tiket bioskop, hantu itu menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Ia berjalan menuju ruang bioskop.

"Nomor selanjutnya!"

Lu Shi pergi ketika ada sekumpulan hantu wanita lain yang memanggilnya, tampaknya itu adalah teman satu geng Lu Shi. Mereka serentak menatap Tang Qian dan cekikikan dengan malu-malu ketika menyadari ada pemuda tampan di sini.

"Hei! Kau menyerobot nomor antreanku!"

"Kau menyerobot antreanku!"

"Mana mungkin! Aku yang datang terlebih dahulu!"

"Aish! Kau buta? Tidak bisa membaca? Jelas-jelas nomorku lebih dahulu!"

"Siapa yang menyuruh kau untuk pergi? Kau melewatkan nomor antreanmu! Jadi itu bukan salahku, bodoh!"

"Oh sial kau mengajakku berkelahi?"

"Ya?! Ayo berkelahi! Pukul aku jika kau bisa!"

"Brengsek! Tanganku hilang, bagaimana bisa aku memukulmu? Kau mengejekku?!"

Suasana memanas ketika dua hantu berkelahi, Tang Qian mencoba untuk melerai dua hantu itu tetapi dua hantu ini sudah terlalu emosi satu sama lain dan tidak mau mendengarkan kata-kata Tang Qian.

Tang Qian melirik Yu Ning mana tau hantu itu bisa membantunya, tetapi Yu Ning juga sama repotnya seperti dirinya. Tang Qian tidak enak jika harus menganggu seniornya itu.

"Tolong jangan berkelahi, aku akan melayani kalian sebaik mungkin. Ayo dinginkan kepala terlebih dahulu." Tang Qian mencoba menginterupsi.

"Jika kau ingin berkelahi maju!"

"Siapa takut?! Jika aku memukulmu, kau jangan menangis!"

"Siapa yang akan menangis!"

"Ayo tolong tetap tenang...." Tang Qian masih berusaha mendinginkan suasana panas ini.

"Bangsat! Kau membuatku kesal!" Hantu tanpa tangan namun memiliki lidah yang sangat panjang terlihat habis kesabaran, dengan lidahnya ia menarik tempat pensil di meja Tang Qian dan melemparnya pada hantu berkepala raksasa dengan tubuh kecil.

"Oho! Kau mulai menyerangku! Siapa yang takut?!"

Hantu berkepala raksasa meraih mesin ketik dengan jari-jarinya yang gemuk. Ia melemparkan mesin ketik itu pada hantu berlidah panjang. Hantu lidah panjang menepis mesin ketik dengan lidahnya, mesin ketik menabrak tembok dan hancur berkeping-keping.

"Tolong tetap tenang..." Tang Qian masih berusaha gigih, ia tetap tersenyum ramah seperti prosedur yang sudah ditetapkan.

"Kita selesaikan dengan cara yang jantan!"

"Ya!"

Dua hantu yang berkelahi itu tidak sengaja menabrak hantu kecil yang kini terjatuh, tidak ada yang menyadarinya karena semua fokus menonton perkelahian kali ini.

Keduanya mulai meraih tumpukan dokumen yang sudah ditata Tang Qian dengan hati-hati di atas mejanya. Melihat kertas-kertas melayang di udara, Tang Qian masih tetap tersenyum. Sudut bibirnya berkedut. Keningnya mulai timbul persimpangan.

Dokumen ini sudah diatur sedemikian rupa untuk diserahkan pada Wei Qinqi. Tetapi usaha Tang Qian untuk menata semuanya dengan sepenuh hati sudah sirna. Tang Qian benar-benar kesal.

"Diam!!!"

Tang Qian membentak. Kepala Yu Ning sampai menggelinding karena terkejut, pria itu kini sibuk mengejar kepalanya.

Keheningan konstan terjadi. Tang Qian berdiri dengan wajah kesal tetapi tetap mempertahankan senyum ramah yang membuatnya seperti seorang penjagal! Tang Qian tidak pernah marah dalam hidupnya, tetapi kesabarannya sudah habis.

"Bisakah kalian bersabar? Aku akan melayani kalian semua. Tidak akan lama. Bersabar selama beberapa menit tidak akan merugikan kan?"

Dua hantu yang berkelahi langsung diam. Mungkin merasa malu dan juga ketakutan.

"M-maafkan kami."

"Sekarang berbaris dengan rapi!" Tang Qian berucap tegas seperti ketika ia sedang menghukum murid-murid bandelnya.

Para hantu yang ketakutan segera berbaris sesuai instruksi Tang Qian.