Chereads / Pusat Layanan Hantu / Chapter 3 - Bab 3 : Pusat Layanan Hantu

Chapter 3 - Bab 3 : Pusat Layanan Hantu

Alam Hantu

Berbeda dengan dunia manusia yang memiliki perbedaan siang dan malam yang jelas, Alam Hantu selalu berada di malam hari. Seperti yang dikatakan, Alam Hantu sangat kacau tempat penuh dengan segala penyimpangan moralitas dan bentuk kekacauan yang mutlak.

Alam Hantu memiliki ibukota yang khusus menjadi pusat ekonomi, tempat pasar hantu terbesar yang pernah ada. Ibukota Hantu adalah tempat berkumpul segala jenis makhluk, bahkan dapat ditemukan iblis di tempat ini ataupun beberapa dewa kecil yang menyamar untuk menikmati kesenangan yang ditawarkan.

Suara riuh hantu menjajakan dagangannya terdengar nyaring bersahutan, beberapa hantu melayang dan ataupun berjalan dengan terburu-buru melintasi Pasar Hantu yang selalu ramai. Tampak kios-kios penuh sesak oleh hantu yang ingin membeli kebutuhan mereka. Pada sudut pasar terlihat iblis berkepala babi meneriakkan tentang lelang daging busuk yang selalu menjadi kesukaan para iblis. Beberapa hantu wanita dengan pakaian tipis dan wajah pucat merayu pelanggan untuk masuk ke rumah kesenangan hantu.

Di tengah kota berdiri bagunan kokoh yang terlihat angkuh, memiliki cat emas yang sama sekali tidak mewakili seramnya Alam Hantu. Di dalam bangunan itu juga tidak kalah ramainya, ratusan hantu mengantri untuk mendapatkan pelayanan.

Pusat Layanan Hantu berdiri seribu tahun yang lalu, dibuat khusus untuk melayani setiap permintaan hantu yang datang. Yu Huang Da Di secara khusus yang membuat Pusat Layanan hantu ini, karena banyaknya hantu setelah perang sipil dan mereka kebanyakan mati dengan penasaran para hantu itu tidak bisa berkeliaran di dunia manusia terus menerus. Pusat Layanan Hantu memiliki semua data para hantu yang ada, mereka akan menahannya untuk tetap di Alam Hantu, jika waktunya sudah tepat dan urusan mereka sudah tuntas para hantu ini akan pergi ke akhirat. Sementara itu tugas untuk menangkap hantu yang bermasalah itu di luar kewenangan Pusat Layanan Hantu, itu adalah tugas Polisi Hantu.

Seperti biasanya, Pusat Layanan Hantu selalu ramai. Hantu berbaris dengan rapi sesuai dengan nomor antrian mereka, meski suara keluhan tetap terdengar. Tampak seorang pria duduk dibalik meja resepsionis, ia mengetik dengan kecepatan penuh pada mesin ketik tua yang berbunyi nyaring setiap kali tutsnya ditekan.

"Bisakah kau lebih cepat nenek tua? Kakiku pegal!"

"Hei tolong cepatlah tanganku hampir putus!"

"Ahhh!"

"Hah sudah kubilang dia akan putus! Jangan berteriak seperti kalian tidak pernah melihatnya saja!"

"Aku harus segera pergi ke salon! Ini ada diskon 80%!"

Suara omelan itu saling bersahutan, hantu-hantu tampak tidak sabar karena sudah mengantri selama berjam-jam. Sementara itu resepsionis yang mulia masih tetap fokus untuk mengetik laporan dari hantu nenek yang terbata-bata menyampaikan maksudnya.

"Aku ingin bertemu dengan cicitku, dia berulang tahun ke-5 lusa." Nenek hantu menjelaskan, ia mati di usia tua dan meski dikelilingi oleh anak cucunya yang penuh kasih, nenek itu tetap menjadi hantu penasaran karena ia ingin melihat cicitnya.

"Baiklah. Tiket menuju dunia manusia adalah 20 batu arwah." Yu Ning sang Resepsionis menjelaskan, ia tampak hendak meledak karena marah. Yu Ning adalah hantu pemarah yang sangat suka memutar bola matanya jengah pada setiap situasi. Tubuhnya tegap, tinggi, dan kuat seperti semasa hidupnya Yu Ning adalah Jenderal perang sebuah kerajaan.

Nenek itu dengan tangan gemetar meletakkan dua puluh batu arwah ke atas meja, Yu Ning dengan cepat mengambil batu arwah dan memasukkannya ke dalam laci.

Yu Ning meletakkan tiket dengan kertas merah bertuliskan 'Wisatawan' dan membubuhkan stempel.

"Tempel ini di dahi, jika waktu berkunjung habis kau akan segera kembali ke Alam Hantu secara otomatis. Tidak boleh berjalan-jalan terlalu jauh. Tidak boleh melanggar kesepakatan. Segera kembali saat waktu habis, waktu berkunjung adalah lima jam." Yu Ning dengan cepat menjelaskan peraturan-peraturan dasar. "Besok segera pergi ke stasiun pada jam Youshi* dan pergi naik kereta khusus wisatawan. Jika tidak paham, silahkan bertanya pada petugas!"

Nenek tua itu mengangguk, ia dengan senyum bahagia mengambil tiket dan berjalan ke luar dari pusat layanan hantu dengan bahagia.

"Data nenek ini, urusannya sudah hampir selesai dan dia bisa pergi. Hubungi Pusat Administrasi untuk menjemputnya." Yu Ning menyerahkan formulir data diri nenek itu pada pemuda yang duduk membelakangi dirinya, pemuda dengan mata bulat cerah dan senyum ceria tanpa beban menerima kertas itu ia memasukkan data diri nenek itu melalui komputer tua.

Song Lin adalah salah satu staf yang paling muda, meski ia mati terlebih dahulu tetapi usianya masih sangat belia ketika ia mati hingga mau tidak mau dirinya dianggap paling muda.

"Diam kalian semua!!!" Yu Ning yang habis kesabaran karena sejak tadi akhirnya meledak juga, suasana riuh mendadak menjadi hening, semua orang menatap Yu Ning yang berteriak lantang dan membuat tanah bergetar. Mereka tidak melebih-lebihkan, tetapi Yu Ning seperti siap menggerakkan mereka untuk berperang melawan musuh.

"Baris dengan rapi! Jika kalian masih berisik aku tidak akan melayani kalian! Tutup mulut kalian sampai kaki kalian keluar dari gedung ini."

"Yah, sejujurnya aku tidak punya kaki." Salah satu hantu berceletuk, ia memperhatikan tubuhnya yang kehilangan kakinya.

Yu Ning memutar bola mata jengah, ia melepaskan kepalanya dan meletakkannya di atas meja. Salah satu keahlian Yu Ning adalah bisa membongkar pasang kepalanya seperti lego.

"Selamat datang di Pusat Layanan Hantu!" Kepala Yu Ning di atas meja berbicara dengan lancar ketika menyambut pelanggan yang datang.

"Ckckck, aku tidak mengerti bagaimana dia bisa menjadi resepsionis. Tidak ramah sama sekali." Gumam wanita berambut merah panjang yang datang mendekati Song Lin, karena mereka sudah mati selama ribuan tahun sulit rasanya beradaptasi dengan benda-benda modern. Song Lin menekan keyboard dengan tangannya sambil mengeja apa saja yang tertera dalam formulir itu.

"Huang Meilin. 12 Agustus 1930." Ejanya.

"Kau akan selesai mengetik saat kiamat terjadi." Komentar Wei Qinqi dengan kejam.

Song Lin mendongak, menembakkan tatapan tajam pada wanita itu, ia mirip kucing kecil yang merasa terganggu karena bola benangnya diambil dengan paksa.

"Lebih baik kau membawa berkas-berkas itu sebelum boss mengamuk lagi." Desis Song Lin dengan penuh dendam, ia selalu marah jika ada yang menghina keterampilannya menggunakan komputer. Walau di dasar hatinya Song Lin tahu ia memang payah.

"Sugar Bear, kau mengamuk!"

"Apa itu Sugar Bear?" Tanya Song Lin. Ia masih tidak paham dengan bahasa asing.

Wei Qinqi hanya mengibaskan tangannya tidak peduli. "Lupakan saja."

Wei Qinqi mengambil tumpukan dokumen yang sudah dikerjakan oleh Song Lin dengan susah payah, Wei Qinqi adalah staf perempuan satu-satunya di Pusat Layanan Hantu. Ia cukup jahil dan suka mengganggu Yu Ning maupun Song Lin, tetapi ia pula yang paling berani memarahi boss mereka. Intinya Wei Qinqi adalah hantu pemberani.

Wei Qinqi menaiki satu persatu anak tangga menuju ruangan boss mereka, pada bagian pintu tergantung tulisan 'Wei Qinqi Dilarang Membuat Keributan' dibuat khusus untuk menunjukkan bahwa Wei Qinqi adalah pengacau.

Hantu berambut merah berpura-pura tidak bisa membaca, ia menendang pintu dengan brutal hingga terbuka lebar dan masuk dengan langkah sombong bak seekor gorila punggung perak yang menjaga daerah teritorialnya.

Wei Qinqi terkejut ketika masuk.