Chereads / Dendam Wanita Terbuang / Chapter 12 - 12. Amarah di Pagi Hari

Chapter 12 - 12. Amarah di Pagi Hari

Suara bel pintu berbunyi beberapa kali, tapi dari dalam tidak ada yang membuka pintu membuat pria yang sejak tadi menekan bell berinisiatif masuk menggunakan sandi yang ia ketahui.

Ia cukup terburu-buru, ditambah dengan raut wajahnya cukup gelisah seperti terjadi sesuatu yang tidak baik untuk dikabari.

"Oh, shit! Dia masih tidur." Seon mengumpat sambil bergegas membuka tirai jendela membuat sinar matahari masuk ke dalam kamar.

"Av, bangun!" seru Seon sambil menarik selimut yang digunakan Regan agar pria itu segera bangun, tetapi nyatanya apa yang dilakukan oleh Seon tidak membuat Regan bergerak sama sekali.

Raut wajah Seon terlihat cukup kesal. "Kau harus melihat sesuatu, ini penting!" seru Seon kembali menarik selimut dengan paksa.

"Aku masih mengantuk. Apa yang kau lakukan?" Suara Regan terdengar parau, ia bahkan menarik selimut yang ditangan Seon dan kembali membungkus kepalanya, agar sinar matahari tidak membuatnya silau.

Seon yang kesal kembali menarik selimut yang dipakai Regan. Melihat hal itu, terjadi tragedy saling tarik selimut beberapa waktu.

"Kau harus bangun dan melihatnya. Sesuatu terjadi," seru Seon tetapi lagi-lagi perkataan masih dianggap angin lewat oleh Regan. Sesaat Regan mencoba mencerna perkataan Seon, kemudian melihat ke arah sang asisten itu dengan kening yang tengah berkerut, ia penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Seon.

"Baiklah … aku akan bangun," ucap Regan sambil beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Ia mencuci mukanya, dan Seon mengikutinya dari belakang.

Seakan bukan masalah serius yang akan dikatakan oleh Seon, Regan ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. "Tumben kau begitu bawel pagi-pagi," ucap Regan melihat wajahnya dari pantulan cermin. "Terjadi Sesuatu? Apa yang terjadi sampai membuatmu begitu bawel?" tanya Regan mengambil face wash dan mengaplikasikan ke wajahnya.

""Harga saham turun 25%," ucap Seoan membuat Regan terdiam. Membuat Pria blasteran korea itu menatap tajam Seon dari pantulan kaca. Tatapannya begitu tajam, menginginkan penjelasan dari sang asisten.

Seon menghela napas sebelum mengatakan apa yang tengah terjadi. "Beberapa artikel muncul membuat beberapa persen saham kita turun hanya karena isi dari artikel yang mereka terbitkan."

Regan terdiam saat mendengarnya, ia bahkan menghentikan aktifitas tangan yang tengah mencuci wajahnya.

"Artikel? Artikel apa membuat harga saham kita turun?" tanyanya penasaran sambil kembali melanjutkan membersihkan wajah. "Mustahil hanya karena sebuah artikel harga saham kita turun begitu banyak, menurutmu itu mungkin?" tanya Regan.

Seon menganggukan kepala, belum pernah mereka mendapatkan masalah seperti ini sebelumnya. Sebuah artikel mampu membuat begitu banyak harga saham mereka turun. Itu sangat tidak mungkin.

"Jadi, apa isi artikel itu?" tanya Regan.

"Pemilik Restoran Dvhens, sangat tidak profesional. "Restoran Dvhens membatalkan secara sepihak pesanan yang telah dipesan sebulan, dan masih ada beberapa artikel lainnya." Seon memperlihatkan judul artikel yang ia baca di internet itu.

Regan membaca satu persatu judul artikel yang diterbitkan itu. Tatapan tidak suka sangat jelas terlihat di sana. sesuatu membuat beda dari artikel yang kali ini. iPad yang saat ini di tangannya, diremas erat.

"Bagaimana bisa, artikel receh seperti itu membuat harga saham kita turun? Bukankah kau bisa mengatasinya? Lagi pula, apa yang membuatku tidak profesional pada pelanggan, semua orang sangat menyukai pelayanan yang kita berikan, kenapa bisa sebuah artikel mampu membuat saham kita turun. Kenapa bisa, Seon?" tanya Regan mengambil handuk dan melap air di wajahnya.

Seon menelan salivanya. "Sebenarnya, seseorang telah memesan sebulan yang lalu di restoran untuk makan malam, ia menyewa seluruh restoran tetapi anda memintanya untuk ditutup dan tidak menerima pesanan karena ingin memakainya untuk makan malam bersama Nyonya," jelas Seon.

"Huh! Jadi, salahnya ada padaku. Harusnya kalian mengatakan jika ada yang telah memesannya."

Seon terdiam, ia tidak berani menjawab. "Huh! Cepat selesaikan masalah ini, agar harga saham kembali normal. Cari tahu, siapa yang mengirimkan review serta menerbitkan artikel itu, ganti rugi pada mereka kemudian memberikan jelaskan kenapa kita membatalkan pesanannya hari itu."

"AKu sudah mencari tahu siapa yang telah memesannya," jawab Seon membuat Regan kembali melihat padanya.

"Siapa yang melakukannya? Siapa yang berani memberikan review jelek pada restoran kita? Katakan, Seon." Nada bicara Regan terlihat sangat kesal, jelas kesal di pagi hari, ia harus menerima kabar yang tidak mengenakan bukan hanya review pada restorannya tetapi berpengaruh pada harga saham mereka.

"Dia adalah seorang pria bernama Kavin, CEO dari perusahaan baru."

"Ben Kavin?"

"Ya."

"Sialan. Pria itu. berani sekali dia menerbitkan artikel seperti itu, dan memberikan review serta ranting jelek untuk restoran kita." Regan mengumpat, bahkan karena kesal ia melampiaskannya pada kaca yang berada di hadapannya. alhasil kaca kamar mandi miliknya pecah ditambah tangannya berlumuran darah.

Seon yang melihat hal itu segera menjauhkan Regan dari kaca, agar pria itu tidak kembali melukai dirinya.

"Berani sekali dia, CEO baru tetapi mulai bermain-main denganku. Apa dia tidak takut jika aku bisa membuat perusahaannya hancur begitu saja?" geramnya, bahkan rahangnya terlihat mengeras karena emosi.

"Tanganmu terluka. Jangan berbuat yang aneh-aneh seperti tadi. Tunggu di sini, dan jangan lakukan apapun, aku akan mencarikan obat luka," kata Seon segera pergi dari sana saat itu juga.

Ia membuka setiap laci meja di dalam kamar Regan, tidak beberapa saat kemudian dia membawa sebuah kotak P3K. sejenak langkah Seon terhenti melihat Regan yang telah duduk di sofa sambil membiarkan tangannya yang mengalir darah.

Raut wajah kesal sangat terlihat jelas. Marah serta emosi bercampur menjadi satu. Ia masih lelah, setelah kemarin seharian bekerja, ditambah lagi dengan makan malam bersama sang Ibu, bahkan Ibunya memintanya untuk menemaninya jalan-jalan tentu ia tidak berani menolak tawaran dari sang Ibu.

Beberapa kaca kecil mengikut di kulit Regan membuat Seon membersihkan dan membalut luka Regan dengan sangat teliti.

"Jangan lakukan hal seperti itu. melakukan hal bodoh, karena sesuatu. Bukankah hal biasa harga saham turun? Kita tidak bisa memungkiri itu, sedangkan untuk artikel itu, kita tidak bisa menyalahkan sepihak karena kita yang telah salah membatalkannya sedangkan mereka telah memesannya jauh sebelumnya.

"Tapi aku tidak menyukai pria itu, Ben Kavin. Sangat-sangat membuatku ingin memukul wajahnya."

"Aku telah mengirimkan undangan untuk makan malam bersamanya, dan meminta maaf secara langsung atas kesalahan yang telah kita lakukan, jika kita melakukannya kita akan mendapatkan rasa empati, dan juga kita bisa mengatakan hal itu untuk kepentingan keluarga menjamu Nyonya yang baru saja datang." Regan mendengar saran dari Seon menganggukan kepala.

"Hm. Lakukan saja, apa yang diperlukan."