"Kau sudah menyiapkan semuanya?" tanya Anna pada seorang wanita yang tengah duduk di sampingnya.
Beberapa lembar dokumen yang saat ini tengah dipelajari membuat Anna sama sekali tidak mengalihkan pandangannya.
"Ya, aku sudah mempersiapkan semuanya," jawab wanita di sampingnya. "Apa anda yakin ingin melakukannya? Sebelumnya—"
Tidak ada jawaban dari Anna hanya ada kertas yang diletakan membuat sang asisten tidak melanjutkan perkataannya. Naura-nama asistennya, wanita yang diselamatkan olehnya beberapa tahun yang lalu.
"A-aku hanya—" Helaan napas pelan terdengar, Anna melipat rambutnya kemudian melirik ke arah wanita di sampingnya.
"Huh, sudah lama aku tidak mengunjungi tempat itu. Menurutmu, apa aku perlu mengunjungi mereka?" tanya Anna melirik ke arah asistennya.
"Aku rasa, Nona tidak perlu melakukannya. Mengingat penghinaan yang telah mereka lakukan pada Nona," saran Nuara.
Anna mengangguk pelan, ia berpikir apa yang dikatakan oleh Naura ada benarnya. Namun, ia penasaran dengan keluarga yang telah menghinanya.
"Nona, hari ini akan banyak orang yang datang menyambut anda."
"Apa aku begitu terkenal, sampai begitu banyak yang menyambutku?" tanya Anna.
Naura mengerutkan kening mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Anna, ia jelas tahu bagaimana dirinya begitu sukses, jelas begitu banyak orang ingin bertemu dengannya.
"Baiklah, kita lakukan seperti yang biasa kita lakukan," ucap Anna sambil menyandarkan tubuhnya dan menutup mata.
Di Airport hari ini terjadi kehebohan karena saat ini, ada tamu VVIP yang akan datang ke Indonesia, benar saja sebuah pesawat baru saja melakukan pendaratan. Sebelum turun, Anna menghirup napas dan menghembuskannya pelan.
"Aku kembali," gumamnya sambil melangkah turun.
"Nona …" panggil seorang pria yang sejak tadi menunggunya.
"Kavin. Kuharap pekerjaanmu di sini berjalan lancar." Pria itu menganggukan kepala. "Aku akan mengantarkanmu ke pertemuan, mereka sedang menunggu," ucap pria itu.
Di dalam ruangan VVIP, terlihat begitu banyak pengusaha papan atas negeri ini yang hadir di ruangan ini, tapi anehnya, acara ini luput dari perhatian pers, karena mereka telah menanti untuk bertemu pengusaha muda yang terkenal misterius tapi mampu bersaing di pasar Internasional.
Suasana ruangan itu cukup ramai dengan bisik-bisik mereka penasaran dengan pebisnis yang cukup terkenal. Bahkan mampu bersaing hanya dalam beberapa tahun, serta memiliki kekayaan hanya dengan jangka waktu begitu singkat.
"Pa, siapa sebenarnya yang akan kita temui? Semua orang bahkan begitu penasaran dengan irinya," bisik Veronika, istri dari Saputradiyo, salah seorang dari sepuluh besar orang terkaya di Indonesia.
"Dia seorang wanita berkewarganegaraan Korea Selatan, dalam beberapa tahun dia telah menjadi orang terkaya di Negerinya karena sebuah program yang dibuatnya. Kau tahu, semua aplikasi yang telah beredar di Internet, kita bisa mengatakan jika semua aplikasi itu terlindungi dari program yang dia ciptakan, bahkan sangat sulit untuk meretas program yang dibuat olehnya. Ada rumor yang mengatakan jika dia adalah seorang mafia."
"M-mafia? Apa itu mungkin?" tanya sang istri. "Tapi, dia luar biasa. Bisa sukses dalam waktu yang sangat singkat," tambah istrinya.
"Kau tahu kenapa aku mengajakmu dan kenapa semua orang berkumpul di sini?"
"Tidak. Memang kenapa?" tanya Veronika penasaran.
"Saat beberapa hari lalu, terdengar kabar jika dia akan mengunjungi negeri ini, kita semua langsung menyambutnya karena mengharapkan investasi."
"Investasi?"
"Ya.
Setahun belakangan ini, di setiap negara yang disinggahi, negara-negara itu mendapatkan kucuran banyak investasi darinya."
"Hebat banget. Ckckck."
"Aku tidak berharap dia menjadi klien kita. Aku hanya berharap bisa bertemu dengannya, dan menikahkannya dengan putra kita. Apa kau pernah melihat bagaimana wajahnya? Aku yakin dia sangat cantik."
"Tidak ada sama sekali wajahnya diliput di manapun, papa hanya tahu jika dia adalah seorang wanita muda dan dia belum menikah.
Saat ini, terdengar derap langkah kaki beberapa orang dari arah pintu belakang, Saputradiyo dan Veronika langsung menghentikan pembicaraan mereka untuk menyaksikan kedatangan beberapa orang itu.
Semua hadirin langsung berdiri dan tersenyum ke arah empat orang yang baru datang ini. Mereka berdiri menyambut kedatangannya.
Anna melihat semua orang di sana mengerutkan kening.
"Tsk! Aku tidak percaya hanya karena ingin mengambil hatiku untuk berinvestasi mereka semua datang menyambutku," ucap Anna dengan pelan membuat Kavin dan Naura melihat ke arahnya.
Semua orang memberikan salam padanya. Namun, tangannya ketika dikepal saat melihat seseorang yang sangat dikenal olehnya. Matanya menangkap semua keluarga yang membuatnya menderita ikut hadir. Ia mencoba menahan diri dengan sebaik mungkin walaupun sebenarnya ada rasa sakit padahal beberapa tahun telah berganti.
"Nona … anda tidak apa-apa?" tanya Kavin. "Maaf, aku lupa memberi—"
"Kalian tahu, apa yang lucu hari ini? Mereka semua memberikan salam padaku, tanpa mereka tahu jika mereka memberi salam pada wanita yang telah mereka hancurkan hidupnya," ucap Anna memotong perkataan Kavin. "Tidak perlu khawatir, lagi pula cepat atau lambat aku akan bertemu dengan mereka," tambah Anna melihat ke arah Kavin.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Naura, ia tidak paham apa yang tengah dibicarakan oleh Anna dan Kavin.
"Akan aku jelaskan nanti," ucap Anna.
Naura mengerutkan bibirnya, ia harus menunggu sampai Anna menceritakan padanya. Padahal ia sangat penasaran.
"Nona silahkan duduk di sini," ucap Kavin mempersilahkan Anna duduk.
Saat Anna duduk semuanya tampak hening, tidak ada yang membuka pembicaraan. Kavin duduk di samping Anna.
Seorang pengusaha bernama Wijaya berdiri untuk menjadi juru bicara utama, kini bangkit berdiri dan mengucapkan selamat datang dalam bahasa Inggris.
"Kehormatan bagi kami menerima orang sebesar anda di negara ini, kami tidak akan menyangka jika udangan kami diterima," ucap Wijaya dalam bahasa Korea. "Mohon maaf, jika pelafalan ku kurang bagus," tambahnya.
Kavin melirik ke arah Anna, ia menahan tawanya. "Kedatangan Nona Muda ke Indonesia karena dirinya memang memiliki keperluan. Sudah lama ia ingin datang tapi baru tahun ini bisa berkunjung," ucap Kavin mewakili Anna.
Pria itu akan menjadi juru bicara Anna dimanapun ia berada.
"Nona Muda, juga akan berinvestasi di sini. Ia telah memilih beberapa perusahaan yang akan menjadi kliennya nanti. And, Nona Muda mengerti bahasa negara ini, kalian bisa menggunakan bahasa Indonesia selanjutnya," tambah Kavin membuat semua orang tercengang dengan apa yang dikatakan oleh Kavin.
Semua orang yang berada di ruangan itu melihat ke arah Anna. Tatapan yang tidak percaya jika dirinya bisa berbahaya Indonesia.
"Kenapa tatapan mereka seperti itu padaku? Apa mereka menganggap jika orang luar tidak bisa mengerti bahasa Indonesia?" gerutu Anna.
Ia pun segera berdiri membalas penghormatan yang diberikan padanya.
"Bagiku ini sangat berlebihan, tapi aku berterima kasih," ucap Anna dengan bahasa Indonesia.
Semua orang terkejut dengan pelafalan bahasa Indonesia yang digunakan Anna, mereka tidak percaya jika Anna begitu lancar. Seorang pria saat ini tengah menatapnya, ia merasa familiar dengan Anna.
"Davin …" panggil seorang wanita sambil berbisik membuat pria itu mengalihkan pandangannya. "Apa yang kau lakukan?"