Chereads / Mencari cahaya / Chapter 4 - 4. pertemuan yang tak disengaja

Chapter 4 - 4. pertemuan yang tak disengaja

Hari ini adalah hari yang membahagiakan. Aku merasa sedikit lebih bebas, Studiku berhasil diselesaikan dengan tepat waktu. Tugasku selanjutnya, berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidupku yang lumayan banyak, karena transferan dari orang tua ku, sudah tidak ada lagi. Uang sewa apartemen, kebutuhan sehari-hari sudah harus aku pikirkan sendiri. Bayangan masa depanku yang belum jelas serasa terbang dan menghantuiku, saat ini.

Aku memeriksa mobile banking ku, dan aku prediksikan saldo yang tersisa hanya dapat memenuhi kebutuhanku untuk lima bulan kedepan terlepas untuk membayar uang sewa apartementku. Dalam benakku berfikir keras, apa yang harus aku kerjakan untuk menutupi ini semua. Nada dering ku berbunyi di tengah gejolak pikiran yang tak menentu ini, dan mataku langsung tertuju pada layar handphone ku, yang bertulisan Indri memanggil.

"Halo, beb, Lo segera siap-siap__gw jemput Lo lima menit lagi, Lo kagak lupa kan, kita bakal party, malam ini?" Berusaha mengingatkan aku, agenda kita malam ini.

"Yaaa.. beb gw kagak lupa,kok" balasku

" Lo siap-siap, gih, gw bentar lagi nyampe di apartemen Lo." Kata Indri

"Oke, beb, gw tunggu, baay."

Aku langsung mematikan ponsel dan bergegas untuk siap-siap, biar nanti ketika Indri sudah sampai di apartemen, dia tidak perlu menunggu terlalu lama. Sebenarnya rasa malasku untuk keluar tiba-tiba datang, tapi aku sudah terlanjur janji ke Indri, nggak enak juga untuk menolaknya.

"Allen… kamu cantik banget, beeb, pangling aku, gue nggak kebayang, pulang dari club' nanti, ponsel Lo, bakal jadi asrama cowok…" Indri memuji.

" Lo..lebay deh…, cocok, nggak? Style gue?" kataku sambil, merapikan baju, dan meminta pendapat Indri, kalau dress aku malam ini bakal cocok.

" Sumpah… beb, masa gue bohong, gue aja yang cewek pangling." Indri menyakinkan ku agar aku semakin percaya diri.

"Come on…. Ntar telat kita telat"

"Hahaha…kagak ada istilah telat, kita mau party, bukan menghadiri acara peresmian jalan tol presiden kali Lennn." Indri menggodaku

"Ayo, jalan ntar pacar Lo, kelamaan nunggu kita di luar" memotong percakapan dengan Indri. Supaya dia berhenti memujiku berlebihan seperti tadi.

Ketika kami sudah masuk mobil Samuel. Indri lagi menggodaku..

"Allenn, cantik banget kan sayang?" Indri meminta komentar dari Samuel pacarnya. Tentang penampilanku malam ini.

"Yaa, sayang.. kalau aku belum punya kamu, mungkin aku akan mengejar Allen mati-matian yang…." Samuel menilai penampilanku malam ini.

" Ihh… sayang" suara Indri kesal pada Samuel pacarnya.

"Namun… kamu tidak ada tandingannya sayang. Karena kamu satu-satunya wanita yang membuatku jatuh cinta berkali-kali" kata Samuel seraya mendekatkan wajahnya pada Indri.

"Nanti aja ya… jangan buat gue jadi nyamuk disini.." kataku melerai mereka yang hendak berciuman. Aku bukan ingin melarang mereka, tapi melihat orang berciuman disaat Lo tidak bisa berbuat seperti itu. Membuatku merasa terganggu.

" Eh… gue lupa ada Lo disini, makanya cari pacar llenn, cantik-cantik kok betah menjomblo" Indri sambil tersenyum malu.

"Jadi jalan nggak ni?!" Kataku kepada Mereka.

" Ayo.. yang, Allen kagak sabar nih mau cari pacar baru." Kata Indri, meminta Samuel jalan.

Lantunan musik faded, Alan Walker mengiringi perjalan kami ke club. Indri terus bermesraan dengan Samuel. Sedangkan aku seperti biasa asik dengan dunia sosial mediaku.

Satu jam berlalu akhirnya kami sampai di club yang kami tuju. Aku dan Indri keluar dari mobil, sedangkan Samuel langsung pergi untuk parkir mobilnya. Suara musik khas klub' dengan DJ langsung menyapa gendang telingaku. Suara ini, memberikan ketenangan tersendiri bagiku.

Entah, bagaimana suara ini membuat jiwaku terasa agak tenang, padahal ketika aku masih di apartemen aku merasa ini semua hanya akan membuatku membuang-buang waktuku saja. Sebenarnya ini bukan pertama kali aku ke club, jauh sebelum orang tuaku meninggal, selain sibuk di lingkungan organisasi dan BEM aku tidak pernah libur mengunjungi klub malam seperti ini. Namun semenjak kedua orang tuaku meninggal aku bertekad untuk tidak mengunjungi klub atau sekedar have fun. Aku merasa kehidupan glamor yang sering aku lakukan di club hanya akan membuatku akan terus menjadi wanita liar tanpa aturan dan mungkin dikira sebagai cewek nakal.

Ahhh...itu hanya persepsi orang, yang seharusnya tak usah aku hiraukan atau pikirkan lagi. Ini hidupku, ini kesenangku, jadi aku putuskan akan melakukan apa yang membuatku bahagia. "Lennn, masuk yuk" ajak Indri

" Come on… beb." Aku berjalan dengan penuh percaya diri. Sembari banyak sekali mata tertuju padaku.

"Lennn, kayaknya banyak cowok yang ngefans ke Lo,,," Indri sembari membisikkan ku

" Nyantai aja beb, santai anggap kita sebagai Scarlett Johansson, Indonesia" balasku membungkuk kan badanku dan menaruh bibirku di telinga Indri.

" Hmm" Indri tersenyum kecil dan berjalan bak model.

Aku dan indri berjalan layaknya model. Sesampainya aku dan Indri di depan pintu lobby, security langsung membukakan pintu, sambil melepaskan senyum ramah khas mereka. Sembari mengucapkan "selamat datang princess." Aku dan Indri hanya membalas ucapan security itu dengan senyuman, dan langsung masuk. " Eh.. Samuel mana ndri?" Tanyaku ke Indri agar dia memastikan pacarnya tidak pergi mencari cewek.

"Iya, iya… gw telpon dulu," Indri sambil merogoh tasnya dan mencari HP nya.

Tak lama setelah Indri menelpon Samuel, Samuel datang menghampiri kami di bar tempat kami sedang memesan beberapa minuman dan makanan.

"Kemana aja sih, yank" lirih Indri ke Samuel.

"Tadi di parkiran ramai banget, jadi giliran gitu" Samuel menjelaskan, sebab dia lama.

"Kirain kamu, lagi ngobrol sama cewek lain. Soalnya kamu lama yank.." indri bergumam.

"Harus berapa kali, aku bilang ke kamu, cuma kamu yang bisa bikin aku jatuh cinta. Berkali-kali." Samuel menyakinkan Indri. Dengan penjelasannya.

"Bener?" Kata Indri, sekali lagi menekan ucapan Samuel.

"Denger aku yank, wanita cantik banyak diluar sana, namun yang membuat aku jatuh cinta, ya, cuma kamu." Kali ini Samuel sambil mencium kening Indri.

"Aduhhhh, jadi nyamuk lagi gw" kataku, biar mereka tak lagi bermesraan di depanku.

"Makanya cari cowok,Lennn. Disini laki-laki banyak, yang ganteng-ganteng, kaya-raya juga ada disini" nadanya seperti mengolok-olok ku, sembari sekali lagi meraih Samuel dan berciuman.

"Ya,ya...gw cari ni" kataku. Lalu aku mengambil minumanku dan mencari tempat duduk lain. Aku tidak mau terus-terusan menjadi nyamuk diantara mereka. Aku duduk di sopa di bagian pojok club ini. Sembari minum wine yang aku pesan tadi.

Ditengah kesendiriaanku meminum wine, tiba-tiba ada seorang lelaki menghampiri ku dan berusaha mengajakku mengobrol.

"Hai princess, sendiri aja" ia menyapaku sambil tersenyum manis

"Iya.." kataku, tersenyum dan memasang ekspresi terkejut, karena lelaki ganteng dengan balutan jas, melengkapi ketampanannya.

"Boleh gabung? Dia melepas senyuman, manisnya sekali lagi.

Aku tak langsung mengiyakan untuk dia bisa menemaniku duduk di sebelahku.

"Kenalin aku Rio, aku, tidak menggigit kok, jadi jangan takut" berusaha menjelaskan maksudnya, untuk sekedar menemaniku menikmati wine dan musik yang diiringi DJ itu.

"Yaa, boleh" kataku.

Dia langsung mencari posisi duduk. Kebetulan dia duduk pas di depanku. Sebenarnya aku berpikir kenapa dia ingin mengajakku mengobrol? Pertanyaaan ku dalam hati, padahal banyak sekali wanita-wanita cantik di klub.