Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Si Tampan Itu Kekasih Ibuku

🇮🇩Halima_Zahro
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.4k
Views
Synopsis
Mengandung unsur 17+, berbijaklah dalam memilih bacaan. Sonia adalah seorang gadis cantik yang berusia 20 tahun. Dia tidak melanjutkan kuliah karena lebih memilih untuk bekerja di cave miliknya sendiri. Sama sekali tidak ada yang menyangka jika Sonia adalah pemilik cave yang terkenal itu. Saat bekerja, Sonia terpanah dengan salah satu laki-laki langganan cave nya. Laki-laki itu bernama Agus, Laki-laki yang sangat tampan dan mempesona. Dan siapa yang sangka kalau laki-laki yang disukai Sonia ternyata adalah calon Ayah tiri Sonia. Setelah mengetahui fakta itu, Sonia tidak pantang mundur, dia semakin menjadi wanita penggoda. Dia selalu mencari celah untuk menggoda Agus, agar pria itu membatalkan rencana pernikahan dengan Ibu kandungnya dan mau menikah dengannya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Laki-laki idaman

Jam 7 pagi Sonia sudah bersiap-siap untuk berangkat ke cave, karena Sonia sangat hafal kalau di jam pagi selalu banyak laki-laki yang datang ke cave untuk memesan kopi.

Sampai di cave, Sonia langsung didatangi 6 laki-laki sekaligus untuk memesan kopi seperti biasa.

Dan Sonia langsung membuatkannya, setelah itu mengantarkan ke meja para laki-laki tadi.

Sonia menaruh 6 cangkir kopi di atas meja dengan senyum yang sangat menggoda.

"Tidak akan ada pria yang tidak tergoda dengan senyum manis ku." Batin Sonia.

"Mbak Sonia sebenarnya sift pagi apa malam sih? Kok setiap saya kesini selalu Mbak Sonia yang melayani?" Tanya salah satu laki-laki.

"Khusus untuk saya bekerja pagi dan malam, agar bisa melayani kalian semua." Ucap Sonia dengan senyum menggoda seperti biasa, sambil mengelus punggung salah satu laki-laki yang tadi bertanya.

Padahal Sonia tak sekali dua kali mendapat amukan dari istri seorang laki-laki langganan cave tempat dia bekerja.

Tapi bukan Sonia namanya jika sekali diamuk langsung kapok, karena tidak ada kata kapok jika Sonia masih belum mendapatkan seorang laki-laki yang mau menikahinya.

"Oh iya, apa kalian di rumah tidak disediakan kopi dari Istri kalian, sehingga pagi-pagi sudah ngopi kesini?" Tanya Sonia sambil memutari para laki-laki dengan langkah kaki yang sengaja di lenggak-lenggokan agar para laki-laki yang melihatnya semakin tergoda.

"Jangankan kopi, disuguhi senyum saja tidak." Jawab salah satu laki - laki yang duduk disitu.

Jawaban itu adalah jawaban yang sangat disukai oleh Sonia.

Sonia lebih mendekatkan dirinya pada salah satu laki - laki yang menurut Sonia sedikit masuk dalam karakter tipe laki-laki yang disukai Sonia.

Sonia meminta sedikit tempat duduk pada laki - laki itu agar Sonia bisa lebih mendekatinya.

Padahal Sonia sudah tahu kalah laki - laki itu sudah beristri.

Sonia sama sekali nggak ada maksud untuk menghancurkan rumah tangga orang, tapi mendekati para laki - laki beristri itu sudah menjadi hobi Sonia yang tidak bisa dihilangkan.

"Biar Sonia saja yang menyuguhkan kopi untuk kalian jika kalian semua butuh kopi." Ucap Sonia dengan nada yang sedikit dibuat manja.

Jangan heran jika tidak ada orang yang menegur sikap Sonia yang suka menggoda laki-laki, karena tidak akan ada orang yang berani menegurnya.

Cave tempat Sonia bekerja sebenarnya milik Ayah kandung Sonia yang sudah meninggal, dan sekarang sudah diwariskan kepada Sonia.

Sedangkan Sonia tidak mau menjadi manager di Cave nya, Sonia lebih memilih menjadi pelayan agar bisa bersenang-senang dengan para pelanggan laki-lakinya.

"Apa Mbak Sonia juga lagi buka tarif?" Tanya laki-laki di samping Sonia dengan senyum menakutkan.

Tak disangka jika laki-laki yang sedikit masuk kriteria Sonia itu juga ternyata nakal.

"Memangnya kamu mau beli berapa?" Tanya Sonia yang lebih mendekatkan tubuhnya kearah laki-laki itu, membuat laki-laki itu sulit untuk menelan air liurnya.

"Berapapun yang Mbak Sonia mau." Jawab laki-laki itu dengan suara yang sedikit tercekat.

"Yang saya butuhkan bukan uang, tapi laki-laki yang masih perjaka, sedangkan kamu kan sudah punya istri." Ucap Sonia sambil menjauhkan tubuhnya dari laki-laki tadi.

Banyak yang mengira kalau Sonia adalah seorang wanita panggilan, dan mereka semua sudah sangat salah menilai Sonia.

Sonia memnag wanita penggoda, tapi sebenarnya dia masih gadis dan sama sekali belum terjamah oleh siapapun.

Karena Sonia juga nggak akan memberikan kegadisannya kepada sembarangan orang.

"Tapi saya punya banyak uang loh, Mbak." Ucap laki-laki itu yang masih mencoba bernegoisasi.

Sonia menggeleng dan pergi dari sekumpulan para laki-laki tadi, membuat semua laki-laki kecewa karena Sonia tidak bisa melayani sampai mereka pulang.

Sonia duduk manis ditempat duduknya yang biasa dia buat untuk beristirahat.

Tiba-tiba Sonia dikejutkan dengan seorang perempuan yang tiba-tiba mengamuk didalam Cave.

Ternyata perempuan yang mengamuk itu adalah istri dari laki-laki yang tadi mencoba membeli tubuh Sonia.

Untung saja Sonia sudah pergi dari tempat duduk itu, kalau Sonia masih disitu, pasti dia juga akan ikutan babak belur.

Setelah kepergian perempuan yang mengamuk tadi dan juga segerombolan laki-laki yang digoda oleh Sonia, datanglah dua orang laki-laki yang masuk kedalam Cave dan memilih tempat duduk tepat dipojokan.

Sonia sangat terpanah saat melihat salah satu dari laki-laki itu.

Sonia sangat hafal siapa yang sering datang ke Cave nya dan juga orang yang baru datang ke Cave nya.

Kalau yang satunya Sonia sangat hafal dan juga mengenalnya, tapi laki-laki yang membuat Sonia terpanah, itu adalah laki-laki yang baru datang ke Cave Sonia.

Sonia mencoba mendekati laki-laki itu, siapa tahu laki-laki itu belum mempunyai Istri.

Karena laki-laki itu benar-benar tipe idaman Sonia.

Laki-laki yang sangat tampan, berkulit putih bersih, berpostur tubuh tinggi, nggak gemuk dan juga nggak kurus.

Senyumnya sangat menawan, membuat setiap perempuan akan tergoda jika melihat senyum semanis itu.

"Hai." Sapa Sonia saat dia sudah berada di dekat laki-laki yang membuatnya klepek-klepek.

"Hai, Mbak Sonia." Bukannya laki-laki incaran Sonia yang menjawab, justru laki-laki yang berada didepannya yang menjawab sambil tersenyum lebar.

"Kamu baru kali ini kesini?" Tanya Sonia pada laki-laki pujaannya itu, namun laki-laki itu hanya menganggukkan kepala.

"Mau pesan apa?" Tanya Sonia dengan ramah.

"Kopi saja." Jawab laki-laki itu dengan suara yang sangat lembut.

Sonia berpikir kalau laki-laki itu memang berbeda dengan laki-laki lain yang sering dia jumpai.

Bahkan laki-laki itu tadi menundukkan kepala saat Sonia mendekat kearahnya.

"Benar-benar laki-laki idaman." Batin Sonia.

Sonia berjalan kedalam untuk membuatkan kopi pesanan laki-laki itu, dan segera mengantarnya kemeja laki-laki itu.

"Kok saya nggak dibuatin kopi, Mbak?" Tanya laki-laki yang berada didepan Sonia.

"Kan kamu tadi nggak pesan." Jawab Sonia sambil duduk di samping laki-laki idamannya tanpa permisi.

Sonia sangat percaya diri jika suatu saat nanti dia pasti bisa mendapatkan laki-laki idamannya itu.

Dan mendapatkan laki-laki seperti itu membutuhkan sedikit tak-tik, karena Sonia tahu kalau laki-laki incarannya itu tidak gampang didapatkan.

Sonia memandang wajah mulus laki-laki itu dengan penuh kekaguman, sampai-sampai dia tak sadar kalau salah satu kancing baju bagian paling atas sedikit terbuka, membuat laki-laki idamannya semakin menunduk dalam.

"Kenapa kamu semakin menundukkan kepala? Memangnya aku sangat menakutkan ya?" Tanya Sonia sambil mengelus pelan bahu laki-laki idamannya itu.

Laki-laki itu sama sekali tak menjawab apapun, dia hanya menggeleng sambil terus menunduk, membuat Sonia menjadi sangat kebingungan.

"Apa aku kurang cantik dimata laki-laki ini?" Sonia bertanya pada dirinya sendiri dalam batin.

Karena selama ini, sama sekali tidak ada laki-laki yang berani menolak godaan Sonia.