Chereads / Si Tampan Itu Kekasih Ibuku / Chapter 5 - Foto Agus di HP Mama

Chapter 5 - Foto Agus di HP Mama

"Nggak, saya disini saja." Jawab Agus dengan suara yang membuat jiwa Sonia meronta-ronta.

Suara yang begitu sangat halus dan lembut, cocok sekali dimiliki oleh Agus yang juga sangat tampan rupawan.

Sonia sedikit bingung dengan jawaban Agus, buat apa laki-laki itu datang kesini kalau dia hanya ingin diluar cave.

Tak lama kemudian ada perempuan yang baru keluar dari cave Sonia dan berjalan menuju kearah Agus, perempuan itu mengajak Agus untuk pulang. Agus mengangguk setelah itu berpamitan pada Sonia untuk pulang duluan.

"Siapa perempuan itu?" Lirih Sonia dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Perempuan yang mana, Mbak? Yang barusan pulang tadi?" Tanya Vika yang tiba-tiba sudah berada di samping Sonia, ternyata Vika mendengar ucapan Sonia meskipun ucapan Sonia sangat pelan.

"Perempuan tadi karyawati baru, Mbak. Namanya Della." Lanjut Vika dengan tersenyum kecil, namun Sonia sama sekali tak menanggapi ucapan Vika.

Pikiran Sonia bercampur aduk, karena Sonia sama sekali tak menyangka kalau saingannya ternyata adalah karyawati nya sendiri.

Pantas saja Agus sama sekali tak melirik nya di saat Sonia menggodanya, karena ternyata Agus sudah mempunyai wanita idaman.

"Tidak akan ada yang bisa menghentikan keinginanku. Aku akan terus mendekati laki-laki itu meskipun dia sudah mempunyai istri sekalipun."

Lagi-lagi Sonia berbicara sendiri, bahkan Sonia tidak sadar kalau ternyata Vika masih berada di sampingnya.

"Maksud Mbak Sonia apa?" Tanya Vika dengan ekspresi wajah yang sangat kebingungan.

Bukannya menjawab, Sonia justru pergi meninggalkan Vika yang masih berdiri tegak dengan rasa kebingungan, karena pertanyaannya sama sekali tidak dihiraukan oleh Sonia.

Sonia berjalan terburu-buru kearah mobilnya, setelah itu mengendarai mobilnya dengan sangat kencang. Seperti biasa, jika hati Sonia terasa dongkol, dia akan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Sama sekali tak pernah berfikir kalau dia hanya mempunyai satu nyawa.

Sampai didepan rumah, Sonia duduk di sofa ruang tamu sambil bernafas panjang.

"Tumben baru pulang?" Tanya Bu Hesti, Mama kandung Sonia.

Sonia selama ini hanya tinggal bersama Mamanya setelah ditinggal pergi Papanya untuk selama-lamanya.

"Kebiasaan banget sih kamu ini, setiap Mama tanya nggak pernah menjawab." Ujar Bu Hesti sambil duduk di samping Sonia.

Sonia masih tak mengucapkan sepatah kata pun, karena Sonia sangat membenci Mamanya. Sonia dulu sempat berpikir kalau Papanya meninggal itu semua karena Mamanya, maka dari itu Sonia sangat membenci Mama.

Padahal kepergian Papanya itu semua karena takdir. Kalaupun Bu Hesti tahu jika suaminya akan meninggal, dia tidak akan menyuruh suaminya keluar rumah demi membelikannya obat, karena pada saat itu Bu Hesti pusingnya lagi kambuh.

"Mama sebenarnya mau ngomong sesuatu sama kamu." Bu Hesti masih mencoba untuk mengajak Sonia bicara, namun Sonia masih tetap acuh.

"Mama mau minta izin sama kamu, Mama ingin menikah lagi." Ucap Bu Hesti membuat Sonia langsung menatap kearahnya dengan ekspresi kaget.

Sonia sama sekali nggak percaya kalau Mamanya akan bicara seperti itu, meminta izin padanya untuk menikah lagi.

Kesalahan yang dilakukan Bu Hesti dimasa lalu saja masih belum dimaafkan oleh Sonia, tapi berani-beraninya Bu Hesti meminta izin pada Sonia untuk menikah lagi. Walaupun sebenarnya Bu Hesti sama sekali tidak bersalah, tapi itu semua kembali lagi pada takdir.

Memang sudah takdirnya Papa Sonia berumur pendek, tapi Sonia sama sekali tidak menyadari kalau takdir yang menimpa Papanya itu bukan karena kesalahan Mamanya.

"Kamu tidak perlu kawatir dengan calon Mama, karena calon Mama sangat baik." Ujar Bu Hesti sambil tersenyum.

Kedua tangan Sonia mengepal erat, ingin sekali melampiaskan kekesalannya pada Mamanya. Sonia saja masih belum bisa melupakan Papanya, tapi Mamanya justru dengan seenaknya ingin menikah lagi dan menggantikan posisi Papanya dengan laki-laki lain.

Sonia ingin menolak, tapi dia ingat dengan pesan terakhir Papanya, saat Papanya bilang kalau Sonia harus selalu menuruti apapun yang dikatakan Mamanya, termasuk jika Mamanya ingin menikah lagi.

Tiba-tiba terlintas ide buruk dikepala Sonia.

"Aku akan selalu menggagalkan pernikahan Mama." Batin Sonia sambil tersenyum licik, Sayang Mamanya mengira senyum yang terpampang diwajah Sonia itu adalah senyum yang tulus.

"Makasih ya, Sayang. Mama pikir kamu akan marah dan menolak jika Mama ingin menikah." Ucap Bu Hesti dengan tersenyum gembira sambil memeluk tubuh Sonia.

Sonia balik memeluk tubuh Mamanya, padahal sebenarnya dalam hatinya sangat menolak. Karena semenjak dia kehilangan Papanya, Sonia jadi sangat membenci Mamanya, tapi Sonia menutupi rasa benci itu rapat-rapat.

"Oh iya, Mama ingin menunjukkan foto calon suami Mama, lebih tepatnya calon Papa kamu, Sayang." Ucap Bu Hesti sambil mengeluarkan HP dalam saku bajunya dengan bangganya.

Bu Hesti memperlihatkan sebuah foto pada Sonia, hingga membuat kedua mata Sonia melotot tak percaya saat melihat layar HP Bu Hesti.

Setelah melihat foto yang ditunjukkan oleh Bu Hesti, Sonia beralih menatap wajah Mamanya dengan ekspresi tak percaya.

Sonia melihat foto Agus terpampang jelas di HP Mamanya membuat tubuh Sonia tiba-tiba menjadi lemas.

"Laki-laki itu calon suami Mama?" Tanya Sonia pelan dengan suara yang tercekat ditenggorokan.

Bu Hesti hanya mengangguk sambil mengerutkan keningnya, karena merasa heran dengan perubahan sikap Sonia setelah melihat calon suaminya dalam foto HPnya.

Sonia mengambil tas yang ada di sampingnya, setelah itu berlari menuju kamarnya tanpa permisi. Dibantingnya tas itu ke atas lantai kamarnya dengan kasar, padahal tas itu sama sekali tak bersalah.

"Kenapa foto Agus bisa ada di HP Mama? Dan kenapa bisa Agus menjadi calon Suami Mama?"

Sonia benar-benar tak percaya dengan apa yang tadi dia lihat, baginya itu semua hanyalah sebuah kebohongan.

Mana mungkin Agus seorang laki-laki tampan yang sangat mempesona itu bisa mengenal Mamanya, bahkan Mamanya menunjukkan foto Agus dan berkata kalau Agus adalah calon suaminya.

"Mustahil, itu semua mustahil."

Sonia masih teriak-teriak nggak jelas didalam kamarnya, karena merasa keberatan dengan apa yang sedang terjadi.

Sonia sangat yakin kalau usia Agus pasti tidak jauh dengan dirinya, bagaimana mungkin Agus mau menikahi Mamanya yang umurnya pasti sangat jauh diatasnya.

Walaupun Mamanya memang masih terlihat sangat muda dan masih terlihat sangat cantik, tidak jauh berbeda dengan Sonia karena Mamanya memang suka merawat tubuhnya.

Tapi kalau sampai Mamanya mau menikah sama Agus itu sangat tidak masuk akal, karena bisa dikatakan kalau Agus itu jauh lebih pantas menjadi menantunya daripada suaminya.

"Aku tidak akan tinggal diam, aku akan melakukan sesuatu untuk menggagalkan rencana Mama." Ucap Sonia sambil mengepal erat.

Sonia sudah sangat tergila-gila dengan Agus, itu sebabnya dia tidak akan melepaskan Agus, walaupun Agus akan menjadi calon Papa tirinya.