Chereads / Si Tampan Itu Kekasih Ibuku / Chapter 2 - Jebakan kecil

Chapter 2 - Jebakan kecil

"Mbak Sonia salah menggoda orang, teman saya itu tidak akan tergoda oleh seorang wanita seperti Mbak Sonia." Ucap laki-laki yang duduk didepan Sonia, yang sama sekali tak ditanggapi oleh Sonia.

Sonia berpikir keras, gimana caranya dia bisa mengobrol berdua dengan laki-laki idamannya ini?

Karena Sonia benar-benar ingin berkenalan dengan laki-laki ini, dan Sonia juga ingin berteman dekat dengannya.

"Em, nama kamu siapa?" Tanya Sonia yang memberanikan diri bertanya soal nama laki-laki itu.

"Nama saya Agus." Jawab laki-laki itu yang masih menunduk.

Sonia benar-benar merasa bingung, sebenarnya apa yang salah dalam dirinya, kenapa laki-laki di sampingnya itu sama sekali tak mau memandang kearahnya.

Bahkan Sonia sampai berpikir kalau laki-laki yang ada di sampingnya itu tidaklah normal.

"Selama ini belum pernah aku jumpai laki-laki seperti dia, yang sama sekali nggak mau menghadap kearah ku saat ku ajak bicara." Batin Sonia.

"Apa yang membuatmu selalu menunduk? Apakah kau takut denganku?" Tanya Sonia yang sudah mulai geram dengan tingkah laki-laki idamannya itu.

Laki-laki itu masih tetap tak mau menjawab, namun dia hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Mbak Sonia." Panggil laki-laki yang ada didepan Sonia dengan suara yang sangat pelan.

Sonia langsung mengarahkan pandangan pada laki-laki yang tadi memanggilnya, dan laki-laki itu menunjuk pada bagian dada Sonia.

Sonia sedikit menunduk untuk melihat apa yang ditunjuk sama laki-laki itu, dan Sonia baru sadar jika kancing bajunya sedikit terbuka.

"Jadi laki-laki ini menunduk karena kancing bajuku terbuka?" Tanya Sonia pada dirinya sendiri didalam hati.

Sonia tersenyum miring saat mengetahui kelemahan laki-laki yang ada di sampingnya itu.

Sonia berpikir sejenak, jika Sonia terus menggoda laki-laki itu, pasti laki-laki itu akan semakin takut dengannya.

"Laki-laki seperti dia hanya ada satu di dunia ini, dan aku harus mendapatkannya." Lagi-lagi Sonia membatin.

"Hei kamu, siapa nama kamu?" Tanya Sonia pada laki-laki yang ada didepannya, membuat laki-laki itu tersenyum lebar dengan percaya diri.

"Nama saya Indra, Mbak. Masa lupa sih, kan saya hampir setiap hari kesini." Jawab laki-laki itu sambil mengedipkan sebelah matanya membuat Sonia membuang muka.

"Kamu juga pesan kopi?" Tanya Sonia malas, tapi laki-laki itu mengangguk dengan semangat.

"Kalau gitu tolong belikan saya gula dulu ya, soalnya gula yang ada didalam sudah habis." Pinta Sonia dengan senyum menggoda, agar Indra tak menolak permintaannya.

Indra sedikit heran, karena dia datang ke cave ini masih sangat pagi-pagi sekali. Nggak mungkin cave ini kehabisan gula sepagi ini. Lagian cave sebesar ini yang sudah mempunyai pelanggan sangat banyak, pasti punya stok gula sangat banyak juga.

Indra nggak tahu saja kalau sebenarnya itu hanyalah akal-akalan Sonia agar Indra pergi dari tempat duduk itu, jadinya Sonia bisa duduk berdua dengan Agus walau hanya sebentar.

"Kalau kamu nggak mau yasudah, tapi saya nggak bisa membuatkan kopi untukmu." Ucap Sonia dengan sedikit jutek.

"Iya-iya saya belikan, Mbak." Ucap Indra yang menuruti permintaan Sonia dengan terpaksa.

Akhirnya Sonia memberikan uang pada Indra, dan Indra pun segera berjalan keluar dari cave itu.

Sonia merasa berhasil menyingkirkan Indra dari hadapannya, agar Indra tidak mengganggu rencana Sonia mendekati laki-laki pujaan hatinya.

Sonia mencoba mengajak bicara Agus, tapi Agus masih tak banyak bicara walaupun hanya mengobrol berdua.

Apapun yang ditanyakan Sonia, pasti jawabannya selalu TIDAK dan IYA, membuat Sonia menjadi bosan.

Sonia mencoba memancing Agus dengan mengelus pelan punggung Agus, biasanya semua laki-laki akan semakin mendekatkan tubuhnya kearah Sonia jika sudah dielus punggungnya.

Tapi reaksi Agus benar-benar membuat Sonia kaget, bukannya lebih mendekatkan tubuhnya kearah Sonia tapi Agus justru berpindah tempat duduk ditempat yang tadi diduduki oleh Indra.

Agus dan Sonia sekarang jadi saling berjauhan, karena Agus lebih memilih duduk didepan Sonia.

Bukan Sonia namanya jika sekali gagal akan menyerah, yang namanya Sonia tidak pernah mengenal kata menyerah.

Sonia melirik kearah Agus sekejap, ternyata diam-diam Agus mencuri padang pada Sonia, membuat Sonia berpikir licik.

Kancing baju yang baru saja ditutup oleh Sonia kembali dibuka lagi oleh Sonia, justru Sonia malah lebih membukanya semakin lebar hingga menampakkan sedikit buah dadanya.

Dan pancingan Sonia ternyata berhasil, Agus memang tidak memandang pada wajah Sonia, tapi Agus memandang kebagian dada Sonia, membuat Sonia lebih membusungkan dadanya ke depan.

"Astaghfirullah." Lirih Agus sambil menakutkan kedua tangan pada wajahnya.

Sonia tersenyum penuh kemenangan, dan Sonia berpikir jika suatu saat nanti dia akan bertindak yang lebih dari yang dia lakukan saat ini, karena semua itu demi mendapatkan laki-laki seperti Agus.

Sonia sama sekali nggak menyangka jika jebakan untuk Agus ternyata langsung berhasil, tapi sayangnya itu hanya jebakan kecil.

"Mbak Sonia, ini gulanya." Ucap Indra yang datang dengan tiba-tiba, membuat Sonia gugup dan langsung menutup kancing bagian dadanya yang tadi sengaja dibuka.

"Oke, makasih." Ucap Sonia sambil membawa gula itu kebelakang.

Dalam hati Sonia, Sonia merasa sedikit puas dengan apa yang dilakukannya tadi.

Sonia duduk ditempat duduknya sambil memantau Agus dari jauh.

Ditempat duduk Agus dan Indra, mereka sedang mengobrol kan sosok Sonia.

"Gus, tadi Mbak Sonia pasti menggoda kamu kan?" Tanya Indra dengan sangat penasaran.

"Nggak." Jawab Agus cuek.

Agus agak kecewa dengan Indra karena dia sudah membawanya masuk kedalam cave yang salah.

Awalnya Agus hanya ingin menenangkan pikirannya yang penuh dengan pekerjaan, tapi Indra malah mengajaknya ketempat yang justru membuatnya semakin gila.

"Gadis itu memang cantik, putih, tinggi, manis, pokoknya sempurna dimata laki-laki. Tapi sayang, tingkahnya membuatku ingin sekali membencinya." Batin Agus.

Dalam lubuk hati Agus yang paling dalam sebenarnya juga mengagumi sosok Sonia yang begitu sangat cantik, tapi Agus membenci tingkah laku Sonia yang membuatnya mengingat tentang masa lalunya.

"Ini kopinya, Mas." Ucap seorang pegawai perempuan sambil menaruh secangkir kopi didepan Indra.

"Mbak Sonia kemana? Kenapa kamu yang mengantar kopi?" Tanya Indra sambil menampakkan ekspresi kecewanya.

"Mbak Sonia lagi istirahat, Mas." Jawab pegawai itu, setelah itu pamit untuk kembali kebelakang.

Indra merasa ada sesuatu yang nggak beres, karena biasanya Sonia tidak pernah absen jika berhubungan dengan pelanggan, hanya Sonia sendiri yang selalu mengantar kopi pada para pelanggan.

"Ada apa dengan Mbak Sonia?" Tanya Indra pada Agus.

Agus sangat terkejut mendengar pertanyaan dari Indra, dia berpikir kalau dia sama sekali tidak ngapa-ngapain, tapi kenapa dia mendapat pertanyaan seperti itu dari temannya.

Lagian dia juga bukan siapa-siapa dari gadis yang tadi selalu menggodanya itu, harusnya Indra bertanya langsung pada gadis itu.