Jangan lupa tinggalin jejak yah
Biar authornya gak nyesek sendirian♥
"Mom" samar-samar suara bocah kecil menggema dibalik pintu seketika membuyarkan lamunan Alinka
"Mommy" tambahnya lagi, bersama gedoran ringan lewat buku-buku jarinya yang mungil. Mendengar hal itu, cepat-cepat Alinka menghalau kesedihannya.
Menghapus jejak luka, pun sendu dari rautnya. Lalu dengan tegar berbalut topeng ceria, membuka slot pintu dan mendapati pria kecil dengan mata berbinar keemasan disana.
"Ada apa sayang?" ramah Alinka menyambut seorang pria kecil dengan boneka teddy bear besar bersamanya,
"Aku ingin tidur bersama mommy"
"Hem, tentu" balas Alinka, seraya menuntun putranya menuju ranjang berukuran besar miliknya lalu menyibak selimut dari permukaannya.
"Kemarilah sayang" tambah Alinka, yang kini meregangkan lengannya bersiap memeluk tubuh pria mungil yang ada dihadapannya.
Menyaksikan putranya yang lambat-lambat terlelap, Alinka mengulum seutas senyum simpul dari wajahnya. Kembali mengingat alasan terbesar ia kembali
"Aku tidak akan bersembunyi lagi"
"Aku akan menghadapi pria itu"
"Apapun yang terjadi"
Teruntuk Sean,
Perbedaan diantara kita begitu besar, hingga tidak bisa kulawan
Aku ingin bersamamu, namun semesta memiliki kehendak lain
Kita hanyalah rasa, yang tidak mungkin bersatu
Lewat surat ini, aku ingin mengakhiri segalanya
Kisah yang pernah kita rajut, namun akan berakhir dengan canggung
Kisah kita.
Temukan sosok yang jauh lebih baik dariku,
Kau berhak bahagia,
Meski itu tanpaku
ALINKA
Untuk kesekian kalinya, Sean kembali mengeja setiap bait kata yang merupakan satu-satunya hal yang Alinka tinggalkan untuknya.
Nafasnya tersengal, bersama lutut yang bergetar peluh dibalik meja. Berulang kali ia baca dan menelisiknya dalam, masih belum bisa percaya, bahwa surat itu nyata. Ia terus mengulang sepenggal kata diotaknya lalu merangkainya dengan suram.
"Tapi kenapa?" masih saja menjadi misteri atas kepergian Alinka yang tiba-tiba. Satu-satunya kecurigaan Sean adalah ayahnya sendiri.
Sean yang terus saja bisu membuat Devan memilih berdehem samar, sekedar menunjukkan keberadaannya, menarik Sean dari lamunannya yang panjang
"Alinka"
"Ternyata dia_" ujar Devan bingung mengurai informasi yang baru saja ia peroleh. Takut, jika setiap kata yang nantinya bermuara justru semakin menyakiti Sean, sahabat sekaligus bosnya.
***
Yok kenalan lebih jauh sama authornya☻
Ig :ayu_tenry
Tik tok :ayu_tenry