Chereads / Big mistage / Chapter 11 - 11

Chapter 11 - 11

Beralih dari ponsel miliknya, Sean mendapati sesosok bocah kecil seorang diri menarik-narik celananya berusaha mencari perhatian.

"Kenapa?" tanya Sean enggan

"Bisakah paman membantuku disana" ujar pria kecil, sambil menunjukkan sebuah pesawat mainan yang terperangkap pada dahan yang tinggi.

"Apa?" tambah Sean angkuh

"Bantu aku mengambilnya" terang pria kecil,

Rasa enggan dan angkuh seorang Sean, perlahan memudar. Mendapati seorang pria kecil seorang diri, entah dimana keluarganya.

"Kemarilah" ujar Sean seraya berjalan menuju pohon yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri,

"Itu?" Tanya Sean menunjuk pada sebuah pesawat mainan

Pria kecil itupun membalasnya lewat anggukan samar bersama mata keemasannya yang berbinar.

Sean dengan tinggi 190 cm sama sekali tidak merasa kesulitan menggapai dahan yang tinggi. Secepat angin berhembus, pesawat mainan telah berada ditangan dan  iapun menyerahkannya pada pria kecil disampingnya.

Mendapatkan mainannya kembali, pria kecil dengan langkah-langkahnya yang pendek pun segera berlalu.

"Hei bocah,"

"Kau harusnya berterimakasih" sergah Sean, menghentikan langkah pria kecil dihadapannya.

"Terimakasih paman" ujar pria kecil lirih dan kembali berlalu,

Menyaksikan kepolosan pria kecil yang memunggunginya, tanpa sadar Sean menarik otot-otot wajahnya, hingga lesung pipitnya terbingkai dengan jelas.

"Tidak jangan tersenyum" Alinka membatin menyaksikan momen itu dari kejauhan.

Bergantian Alinka memperhatikan Sean dan putranya bercengkrama. Untuk saat-saat yang mengerikan itu, Alinka terdiam kaku. Mengira dirinya akan hilang kendali dan menarik putra kecilnya pergi dari pria berbahaya itu.

"Kita pergi sekarang?" sergah Devan yang kini berada tepat diseberang trotoar jalan,

"Mommy" teriak Tim, mendapati Alinka berdiri diujung jalan.

Timmy pun menggunakan pijakan-pijakan kakinya yang pendek, berlari untuk segera bertemu dengan Alinka.

Suara pria kecil sebelumnya, kembali terekam jelas, membuat Sean kembali mencari sosoknya. Namun tidak ada siapapun.

"Ada apa?" tanya Devan lagi,

"Bukan apa-apa" potong Sean seraya memasuki mobil pribadinya yang kini melaju dengan pesat menuju Winata Constraction.

Sean melirik kursi kosong diujung ruangan, kursi yang harusnya menjadi tempat Alinka sekarang.

Wanita itu setuju untuk melanjutkan proyek kerja sama, karena itu ia tidak punya alasan untuk menghindari rapat seperti ini.

Sean mendesah, wanita itu benar-benar tidak hadir dan sebagai gantinya hanya mengutus sekertaris untuk menggantikannya.

"Sampai kapan kau akan menghindar?" batin Sean yang hanya terus terpaku mengamati kursi kosong dihadapannya.

"Mr. Sean"

"Mr. Sean"

Melihat aksi Sean yang melamun ditengah-tengah pembicaraan proyek. Arya Winata segera berdehem samar seolah mengisyaratkan, "Berhenti bersikap bodoh dan kendalikan dirimu"

Melihat tatapan tajam sang ayah dan pandangan orang-orang disekitarnya, Sean segera angkat suara mencoba mengalihkan citra bodoh yang sebelumnya ia tunjukkan "Maaf semuanya,"

"Sampai dimana tadi?"

"Kenapa aku harus memikirkan wanita itu" dumel Sean, kesal pada dirinya sendiri yang lagi-lagi memikirkan wanita yang sama.

"Apa ada masalah?" tanya yogi yang ikut menyaksikan tingkah aneh seorang Sean. Berfikir penjelasan rencana proyek yang ia jabarkan mungkin keliru atau apapun.

"Tentu tidak,"

"Kita bisa melanjutkan proyek dengan rencana yang kalian susun sebelumnya tentu dengan beberapa modifikasi dari pihak kami" terang Sean melerai lamunannya sendiri.

"Tentu" balas Yogi ramah dengan raut yang sedikit tersipu, menyaksikan pihak dari Winata Constraction dapat menerima rancangan proyeknya begitu saja tanpa banyak berdebat terlebih dahulu.

"Kita harus bicara" ujar Arya Winata, begitu pembicaraan proyek usai, menghalangi langkah Sean yang bersiap untuk pergi.

"Apa yang salah denganmu?" maki Arya,

"Tidak a_"

"Hari ini kau tampak bodoh"

"Kau ingin membuang citramu selama ini?" suara Arya Winata meninggi, geram akan sikap Sean yang tidak seperti biasanya.

"Maaf yah, ini tidak akan terjadi lagi" balas Sean suram

"Kau tidak melupakan acara peresmian resort malam ini bukan?" kembali Arya berujar datar

"Tentu"

***

Yok kenalan lebih jauh sama authornya☻

Ig :ayu_tenry

Tik tok :ayu_tenry