Jam 01.00 siang, Rachel berada di kamar bersama Travis yang tidur sambil memeluk perutnya sementara dia memainkan ponselnya. Gadis nakal itu meletakkan ponselnya dengan pelan kemudian melirik tunangannya dan memastikan dia sudah tidur begitu nyenyak.
'Dia sudah sangat nyenyak ... Sepertinya sekarang adalah saatnya untuk aku menemui Phoebe,' batinnya.
Dengan perlahan, Rachel melepas pelukan Travis dan segera turun dari ranjang dengan sangat pelan. Dia mengambil ponselnya kembali, lalu berjalan keluar dari kamar itu.
___
Phoebe sedang berada di dapur, menata beberapa bahan makanan yang tidak tersusun rapi. Wanita itu terus bekerja karena Alicia berada di kamar untuk istirahat karena belum merasa sehat.
'Apa mungkin dia masih berkomunikasi dengan John lalu akan memberitahu tentang keberadaanku di sini? Tapi jika itu terjadi aku bisa membongkar perselingkuhannya dengan John pada Travis, apalagi aku punya bukti tentang keningnya yang terluka karena aku melemparnya dengan apa yang berisi makanan kemarin. Tapi kuharap itu tidak terjadi karena aku sudah nyaman di sini, dan aku tidak peduli pada perselingkuhannya dengan John lagi.' Phoebe bermolog dengan dirinya sendiri dalam hati, mengingat tadi pagi sangat terkejut melihat Rachel.
Phoebe membuang beberapa sayuran yang sudah tidak layak untuk dimasak, kemudian beralih menata bahan-bahan makanan yang tersedia di lemari hingga dia berpikir bahwa bahan-bahan makanan di sana kurang lengkap, itu berarti sudah saatnya belanja.
"Phoebe ...."
Phoebe menoleh ke belakang saat mendengar seseorang memanggilnya. Dia pun menghadap ke arah orang itu ternyata adalah Rachel yang berjalan santai mendekatinya. Melihat gadis itu sungguh membuatnya sangat muak, merasa jijik membayangkan perselingkuhannya dengan John dan sekarang masih bersikap sok manis pada Travis.
"Bagaimana bisa seseorang yang sedang hamil tapi tetap bekerja? Atau jangan-jangan kamu menipu majikanmu dengan menyembunyikan kehamilanmu?" Rachel berkata dengan sinis, menatap Phoebe dengan pandangan rendah karena baginya wanita itu hanyalah wanita miskin yang tak bisa berbuat apa-apa..
"Ini semua bukan urusanmu, dan aku diterima di sini tanpa aku harus memberitahu aku ini hamil atau tidak," sahut Phoebe dengan ketus.
"Tentu saja Ini adalah urusanku karena Travis adalah tunanganku," sahut Rachel.
Phoebe tersenyum tipis melirik Rachel yang begitu bangganya mengatakan bahwa Travis adalah tunangannya. "Jika kamu sangat bangga karena dia adalah tunanganmu dan merasa berhak untuk ikut campur dengan semua urusannya, lalu kenapa kamu masih berhubungan dengan suamiku? Apa bercinta dengan satu pria tidak cukup memuaskanmu?"
Plakk ...
Phoebe langsung mendapat tamparan dari Rachel dan tak sempat menghindar karena semua itu terjadi begitu secepat. Wanita Itu memegangi pipinya yang panas dan menatap selingkuhan suaminya dengan nafas yang agak memburu karena emosi.
"Tolong jaga ucapanmu, jalang!" seru Rachel dengan tatapan tajam.
"Tapi yang aku katakan adalah benar!" sahut Phoebe dengan tatapan tajam. "Kamu bercinta dengan suamiku di kantor, bahkan di hari sebelumnya kalian bersama selama dua hari. Lalu Sekarang kamu ada di sini di rumah tunanganmu ... Kamu bersikap sangat manis padanya, kami menerima ciuman darinya setelah bibirmu, tubuhmu, tanganmu, sudah bersentuhan dengan suamiku itu berarti kamu tidak merasa cukup bersentuhan dengan satu pria!"
"Ini adalah tentang perasaan ... Dan masalah aku disentuh oleh beberapa pria itu bukan urusanmu. Dan kamu harus tahu kenapa suamimu mengejar aku? Itu karena dia sama sekali tidak merasa puas oleh pelayananmu ... Dia bilang kamu sangat membosankan ... Dia bilang kamu terlalu lembek, dan dia ..."
Plakkk ...
"Phoebe!"
Rachel memegangi pipinya yang sangat panas karena tamparan begitu kuat dari Phoebe. Dia menatap wanita itu dengan tatapan tajam, tidak menyangka bahwa wanita itu berani menamparnya.
"Mungkin saja suamiku mengatakan hal itu kepada kamu karena dia merayumu. Tapi sebenarnya dia lebih mencintai aku dia lebih nyaman bersama aku, dan mungkin saja kamu itu hanya selingan untuknya!" ucap Phoebe dengan kesal.
"Well ... Jika memang aku hanya selingan itu bukan masalah, karena aku masih punya masa depan yang lebih baik bersama tunanganku. Dan sebenarnya di sini yang sangat menderita adalah kamu ... Kamu meninggalkan suamimu meskipun kamu tahu dia lebih memilih kamu daripada aku ... Kamu sangat bodoh ... Kamu lebih memilih di sini sebagai pembantu daripada bersama dia," ucap Rachel dengan ketus.
"Itu karena aku tidak sudi disentuh oleh pria yang sudah menyentuhmu! Aku tidak sudi berbagi cinta, dan aku yakin tunanganmu juga tak pernah mau berbagi cinta!" sahut Phoebe dengan tegas. "aku tidak bisa bayangkan bagaimana dia akan sangat membencimu jika dia tahu tentang hal ini. Bahkan aku bisa memberitahunya sekarang!"
"Jangan berani-berani memberitahunya, atau aku akan membongkar rahasia bahwa kamu sedang hamil dan kamu kabur dari suamimu!" seru Rachel dengan tatapan tajam.
"Lakukan saja, mungkin aku hanya akan dipecat, lalu aku bisa cari pekerjaan lain!" sahut Phoebe tak takut samasekali. "Mungkin imbas yang kudapatkan tidak lebih buruk dari imbas yang akan kamu dapatkan. Aku hanya kehilangan pekerjaan sedangkan kamu kehilangan tunanganmu dan dibenci oleh keluarga mu karena kamu wanita murahan!"
Rachel tersenyum tipis, melihat Phoebe yang sok berani padanya. "Dan kamu tidak akan aman lagi karena aku akan memberitahu John dan orang-orangnya bahwa kamu ada di rumah ini. Bahkan sekarang juga aku bisa memberitahunya karena dia ada di kota ini, di sedang mencari kamu dan adikmu!"
Seketika Phoebe terdiam sambil membayangkan Matheo yang berada di luar apartemen, sedang berkeliaran mencari pekerjaan dan bisa saja ditemukan oleh John atau pun orang-orangnya. Dia berpikir ada baiknya jika adiknya kembali ke apartemen temannya dan berdiam diri di sana tanpa harus mencari pekerjaan karena dia masih punya uang simpanan.
"Aku yakin jika dia bertemu dengan adikmu Iya mungkin bebas berkeliaran tanpa dia tahu bahwa John sedang mencarinya," ucap Rachel kemudian menunjukkan ponselnya. "Aku akan menghubungi John sekarang supaya dia datang menjemput mu. Aku dan dia bisa saja berkompromi jika kamu mengatakan tentang perselingkuhan kami pada Travis, sehingga dia tidak akan pernah mempercayai kamu karena sejak awal kamu pun juga membohonginya! Travis akan lebih percaya padaku karena aku yang lebih lama bersamanya daripada kamu yang hanya orang baru baginya!"
Phoebe hendak mengambil ponsel Rachel sambil berkata, "Rachel jangan beritahu John!"
Rachel menghindar, tertawa jahat melihat Phoebe yang ketakutan.
"Rachel, tolong jangan beritahu John tentang keberadaanku!" seru Phoebe dengan tegas.
"Kalau begitu jangan pernah beritahu tentang perselingkuhanku dengan John pada Travis!" sahut Rachel. "Kamu harus tetap berdiam diri dan fokus di sini sebagai pembantu dan aku tidak akan pernah memberitahu Travis tentang kamu yang sedang hamil. Anggap saja kita sedang saling mendukung kebohongan ini. Kamu tetap bekerja di sini, dan mungkin ... Mungkin aku tetap bisa sering bertemu John."
Phoebe terdiam dengan napasnya yang agak memburu karena emosi, menatap Rachel dengan sangat keheranan. Dia sungguh tidak mengerti apa tujuan gadis di hadapannya itu karena sudah memiliki tunangan yang sempurna tetapi tetap saja masih mau menjalin hubungan dengan suami orang. Itu terkesan seperti jalang baginya.
"Rachel, kamu sudah punya Travis lalu Kenapa kamu ingin bersama John juga? Sebenarnya apa tujuan?" tanyanya, membayangkan betapa mirisnya John yang begitu kekeuh mempertahankan hubungannya dengan Rachel sementara Rachel juga sangat mempertahankan hubungannya dengan Travis.
"Aku mau mereka dan aku bisa bersenang-senang dengan mereka. Mungkin ini seperti yang kamu katakan tadi, satu pria tidak cukup untukku," jawab Rachel dengan tersenyum licik, seperti tak memiliki rasa bersalah pada Phoebe yang notabennya adalah istri John.