Gotcha!
Ujar Nopa seraya melihat ke arah layar ponselnya.
Ting!
Bunyi pesan masuk di ponsel April, tapi gadis itu mengurungkan niatnya untuk mengecek ponselnya karena jam sekolah telah usai. April segera keluar menyusul teman-teman sekelasnya, melihat keluar sana ternyata Om Tio sudah menunggu. Dengan senyum mengembang April menuju ke arah Om Tio duduk di motornya dan langsung menaiki jok belakang. Seketika membuat Tio terkejut.
"Eh, sudah pulang?" Ujar Tio lalu memasukan kembali ponselnya ke dalam saku jaket.
"Main hape terus." Kata April, tapi Tio tak menjawabnya dan hanya melajukan motornya dari sana.
Saat April dibonceng oleh Om Tio, tak lama Nita dan Amy menyalipnya.
Kedua gadis itu hanya melirik ke arah April dengan raut wajah datar, entah mengapa tiba-tiba ada perasaan bersalah ketika April harus menjauhi kedua sahabatnya itu. Tapi perasaan April yang selalu tertuju kepada Om Tio membuatnya tak ingin kehilangan pria itu, hingga pada akhirnya April memilih untuk mengalah.
"Om nggak mampir ya, harus balik kerja lagi!" Kata Tio saat mereka berdua telah sampai di rumah April.
"Iya gapapa Om!" Sahut April, gadis itu melambai ke arah Om Tio yang mulai menjauh. Memasuki rumahnya sendiri dan mengganti pakaian, April mengeluarkan semua buku-bukunya dari dalam tas.
Begitu pun dengan ponselnya, tiba-tiba April teringat akan bunyi pesan yang tadi di sekolah. Gadis itu lalu membuka sebuah pesan dari nomor yang tidak ia ketahui, rasanya tidak ada yang biasa menghubungi April semenjak dirinya berhubungan dengan Om Tio.
"Hai, April!"
Gadis itu mengernyitkan kening, karena rasa penasarannya yang tinggi akhirnya April membalas pesan itu. Mungkin saja itu adalah salah satu teman sekolahnya.
"Hai, siapa di sana?" Sent.
Tak perlu menunggu waktu lama, pesan balasan dari nomor tidak diketahui itu masuk ke ponsel April.
"Nopa, temannya Tio. April pacarnya Tio 'kan?" Rasa penasaran April semakin bertambah, teman Om Tio baru saja mengiriminya pesan.
Rasanya April sama sekali tidak mengenal satu pun teman Om Tio, meski teman-teman latihan volinya sekali pun. Apalagi, teman Om Tio itu adalah perempuan.
"Iya, pacarnya Om Tio. Ada apa ya kak?" Sent.
April mulai bingung, tak pernah ia dengar pria itu menyebut nama Nopa selama ini.
"Salam kenal ya, cantik! Seru wanita itu.
Sebenarnya April masih penasaran dengannya, tapi sepertinya tidak ada celah bagi April untuk kembali bertanya kepada wanita itu. Jadi, April memilih untuk mengabaikan pesan tersebut. Nanti jika Om Tio sudah tidak sibuk bekerja, April akan bertanya. Karena sepertinya April mulai besar kepala saat salah satu teman Om Tio mengakui April sebagai kekasihnya.
Itu tandanya Om Tio serius padanya, begitu pikir April. Siang ini sampai sore hari, April tidak memiliki kegiatan lagi semenjak ia berhenti bermain voli. Jadi April hanya mengerjakan pekerjaan rumah sambil menunggu Om Tio pulang bekerja dan kembali menghubunginya, tapi saat malam hari tiba. Ponsel April bergetar, April yang berada di dapur dapat mendengarnya dengan jelas dan langsung menuju kamarnya. Mungkin Om Tio yang menghubunginya, tapi ternyata bukan!
Nomor kontak baru yang mengaku sebagai teman Om Tio yang bernama Nopa menghubungi April, gadis itu terlihat bingung karena ia sama sekai tidak merasa memiliki urusan dengan wanita itu.
"Kenapa ya?" Tanya April pada dirinya sendiri, hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk menjawab panggilan dari wanita itu.
"Halo?" Sapa April, tak lama terdengar suara ramah dan merdu di balik sambungan telepon.
"Halo April? Lagi apa?" Ujar wanita yang bernama Nopa itu, jujur saja April merasa bingung. Tiba-tiba dihubungi begitu saja tanpa ada pembicaraan terlebih dulu, dan Om Tio juga masih sibuk sehingga April belum bisa bertanya kepada pria itu.
"Lagi santai aja kak di rumah, ada apa ya?" Sahut April, terdengar helaan nafas panjang dari seberang telepon.
"Nggak kenapa-kenapa, cuman mau ngobrol aja. Boleh 'kan? Nggak lagi sibuk juga 'kan?" Kata Nopa.
"Boleh kak, nggak sibuk juga kok." Sahut April yang tugas rumahnya telah selesai semua dan mungkin ia bisa menghilangkan rasa bosan dengan mengobrol bersama teman baru. Lagi pula, Nopa terdengar ramah dan baik. Mungkin Om Tio akan senang jika ia berteman baik dengan wanita itu.
"Hm, Tionya nggak main ke rumah kamu?" Tanya Nopa tanpa ada rasa curiga dari April mengapa wanita itu bisa tahu jika Om Tio sering datang ke rumahnya.
"Nggak, Om Tio lagi sibuk kerja hari ini. Mungkin nggak sempet ke rumah." Balas April.
"Oh, Om Tio panggilannya."
"Hmm, kak Nopa temen kerjanya Om Tio atau apa ya?" Tanya April, sebenarnya ia hanya ingin berbasa-basi saja. Tapi setelah mendengar jawaban dari wanita itu, April jadi terkejut.
"Bukan teman kerjanya, Om Tio nggak pernah cerita? Aku mantan pacarnya Tio, tapi sekarang udah temenan aja." Ucap Nopa.
Bagai tersambar petir, April terdiam karena terkejut setengah mati. Mantan kekasih Om Tio tiba-tiba menghubunginya seperti ini, seketika berbagai kemungkinan terbesit di pikiran April. Khawatir jika pria itu kembali kepada mantan kekasihnya dan akhirnya akan meninggalkan April, atau mungkin wanita itu sedang berusaha merebut Om Tio kembali ke pelukannya.
April menjadi was-was.
"Jangan kaget ya, April! Aku cuman mau berteman kok." Kata Nopa yang seolah mengerti dengan kediaman April.
"Oh, iya kak. Nggak papa kau cuman mau berteman." Sahut April, walau sebenarnya ia khawatir.
"Hmm, kenal sama Tio dari mana?" Tanya Nopa membuka percakapan yang dalam, April lalu menjawab awal perkenalan mereka berdua berawal dari salah sambung yang akhirnya mempertemukan mereka berdua dan berjalan hingga sejauh ini.
"Wow! Nggak nyangka sesimpel itu"
"April boleh nanya sesuatu nggak, kak?" Ujar April, dan tentu saja Nopa akan membiarkan April tahu segalanya tentang hubungannya yang dulu dengan Tio.
"Boleh, mau tanya apa?"
"Hmm, udah berapa lama pisah dari Om Tio?" Tanya April yang awalnya ragu untuk bertanya meski di dalam hati ia sangat penasaran.
"Udah dari beberapa bulan yang lalu." Jawab Nopa jujur.
"Oh, kenapa bisa putus?" Tanya April, entah mengapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir April. Selain bertukar pertanyan seputar usia dan pendidikan, akhirnya pertanyaan itu meluncur dari mulut April.
"Hah! Kalau ditanya soal itu, rumit! Tio tipe pria pencemburuan dan tempramental juga egois, nggak bakal ada perempuan yang tahan dengan sifat dan karakter dia yang seperti itu. Selama Tio tidak bisa mengubahnya sendiri." Jelas Nopa panjang lebar, membuat April terdiam seketika saat mendengarnya. Semua sifat dan karakter itu, sama persis dengan apa yang dilakukan Om Tio kepadanya sekarang.