14 Februari 2020
Hujan turun deras.Cuaca sangat dingin.Hari ini Mutiara menuju ke pengadilan.Sahrul juga ke pengadilan.Dia mengikut laju bus tahanan dengan mobil BMW nya.
Mutiara duduk di dalam bus tahanan dan menatap pemandangan di luar.Kedua tangannya diborgol.Gadis ini tidak bersedih sama sekali.Dia tersenyum saat tanpa sengaja melihat sebuah papan iklan yang menunjukkan akan adanya sebuah pesta pernikahan yang akan ditangani oleh JBWO.
Mutiara memilih untuk bersyukur dalam badai.Perlahan JBWO mulai bangkit lagi.Hari ini juga dia diberitahu oleh Sahrul tadi sebelum dia naik bus tahanan bahwa JBWO sedang menangani sebuah pernikahan kecil di sebuah desa di Jakarta Utara.Start 0 lagi setelah sempat berada di puncak.Mutiara bersyukur,tak sempat mengeluh.
Hujan belum juga reda ketika bus tahanan tiba di pengadilan.Mutiara keluar dari bus dan langsung disambut dengan lemparan telur busuk di tubuhnya.Salah satu keluarga besar Rehan yang melakukan itu.Mutiara menunduk.Dia tak mau marah.
Mutiara kemudian diajak berganti pakaian oleh seorang polisi wanita di ruang ganti pengadilan.Mutiara masuk ke ruang ganti seorang diri.Polwan itu menjaga dari luar ruangan.Borgol Mutiara sudah dilepas.Ruang ganti itu tidak terlalu luas.
"Ayo,kabur."
Mutiara mencari sumber suara.Seseorang dengan masker tebal,topi,dan kacamata hitam keluar dari balik lemari yang ada di ruang ganti itu.
"Kau siapa?"tanya Mutiara penasaran.
"Tak perlu tahu siapa aku."jawab orang itu.
Orang itu adalah dr.Ridwan.
"Aku akan membantumu kabur ke Singapura."kata dr.Ridwan.
"Kenapa kau mau membantuku?"tanya Mutiara heran.
"Itu rahasiaku."jawab dr.Ridwan."Identitasmu akan kuganti,wajahmu pun bisa diganti,aku punya banyak kenalan dokter bedah plastik yang hebat.Kau akan memulai hidup baru."
"Aku sudah berbuat salah,aku layak mendapat hukuman."kata Mutiara.
"Rehan mati karena dibunuh orang lain."kata dr.Ridwan."Kau memang menyiksa dan menembaknya tapi dia mustahil akan mati hanya karena tembakan ringan seperti itu."
Mutiara terkejut dengan apa yang didengarnya.
"Apa kau tahu siapa pelaku sebenarnya?"tanya Mutiara.
"Tentu saja."jawab dr.Ridwan.
"Maukah kau bersaksi di pengadilan untuk semua itu?"tanya Mutiara penuh harap.
dr.Ridwan menggeleng.
"Mau kabur atau tidak?"tanya dr.Ridwan.
"Tidak.Aku bukan pengecut."jawab Mutiara.
"Kau akan dihukum untuk kesalahan orang lain.Apa kau mau?"tanya dr.Ridwan.
Mutiara terdiam.Dia sebenarnya tidak mau menanggung hukuman ini jika memang bukan dia yang membunuh Rehan.Tapi,untuk kabur seperti ini dia juga tidak mau.Jika dia tidak salah,dia harus membuktikannya di pengadilan,bukan dengan cara kabur seperti yang ditawarkan oleh orang misterius ini.
Mutiara keluar dari ruang ganti.Aroma telur busuk telah pergi dari tubuhnya.Pakaian tahanannya sudah diganti.Aromanya sudah wangi karena dia menggunakan parfum yang juga disediakan di dalam ruang ganti.Polwan yang menjaga pintu segera memborgol kembali kedua tangannya.
Sidang pun dimulai...
Sahrul terus berdo'a di tempat duduknya.Suasana sidang berlangsung menegangkan lantaran jaksa penuntut meminta kepada hakim agar Mutiara dijatuhi hukuman mati.Mutiara yang mendengar tuntutan itu hanya duduk di kursinya dengan ekspresi tenang.
Mutiara juga berbisik kepada pengacaranya tentang hadirnya sosok misterius tadi.Pengacara itu kemudian menyampaikannya kepada hakim.Tapi,hakim yang sudah disogok oleh Pak Zunan dengan uang ratusan juta itu tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh pengacara Mutiara tersebut.
Lagipula tak ada bukti.Tapi setidaknya Mutiara sudah mencoba.
Sahrul keluar dari ruang sidang untuk mencari sosok misterius itu di setiap sudut yang ada di pengadilan.Namun terlambat,sosok itu sudah lama pergi.
Sahrul kembali ke ruang sidang.Tepat saat itu hakim membacakan putusan sidang.
Apakah hukuman mati?
Palu diketuk tiga kali.Airmata Sahrul jatuh.Mutiara tidak menangis sama sekali.
"Harusnya hukuman mati!!!!"seru Pak Zunan dari kursi para hadirin.
"Ini tidak adil!!"seru Nadia sambil memegang perutnya yang sudah besar.
Mutiara dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.Tahun ini dia berusia 29 tahun,itu artinya dia akan bebas dari penjara saat dia berusia 58 tahun.
Mutiara menerima hukuman itu dengan ikhlas.Dia tersenyum bahagia.Sahrul melihat senyuman itu.Ketabahan gadis itu telah membuat Sahrul semakin jatuh hati.
Karena putusan sudah keluar,Mutiara dipindahkan selnya.Dia kini menempati sel yang ada di sebuah pulau yang ada dalam gugusan Kepulauan Seribu.
Di selnya dia sekamar dengan 5 napi perempuan lainnya.Keenam napi ini (termasuk Mutiara) adalah korban fitnah.Mereka kemudian saling akrab dan membentuk sebuah geng yang mereka sebut sebagai geng Terfitnah atau disebut Geter.
Lokasi sel itu tidak terlalu jauh dari pantai.Hawa laut masih terasa.Mutiara menjalani hukumannya dengan hati ikhlas dan tanpa beban.
Kabar baiknya selama di sel dia sudah bisa menghafal 7 juz Al Qur'an.Dia bersyukur,jika tidak di sel mungkin dia tidak bisa melakukan semua itu,mungkin dia hanya akan sibuk mengurus pernikahan orang lain saja.Tapi dengan di sel dia bisa lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah.
Sejak kepergian Rehan,Nadia jadi kehilangan pendirian.Dia merindukan sosok pria yang bisa mengisi kekosongan hatinya.Dia menyesal telah mengkhianati Sahrul.Kini Nadia ingin kembali kepada Sahrul dan meminta maaf.Nadia berjanji akan menjadi perempuan setia.Dia juga yakin Sahrul bisa menjadi ayah yang baik untuk bayi yang sedang dikandungnya ini.
Nadia memberanikan diri untuk berkunjung di apartemen Sahrul.Dia memencet bel.Pintu terbuka.Emal yang membuka pintu.
Emal mempersilahkan Nadia masuk ke dalam apartemen.Mereka kini duduk berhadapan di ruang tamu apartemen.
"Sahrul dimana?"tanya Nadia sambil mengelus perutnya yang sudah besar.
"Ada urusan apa kau mencari Sahrul?"tanya Emal sedikit sinis.
"Jangan sinis seperti itu kepadaku,Emal.Aku sedang hamil."jawab Nadia.
"Memangnya kenapa kalau kau hamil?.Apa kehamilanmu itu disebabkan olehku?"tanya Emal kesal.
Nadia meneteskan airmatanya.Emal tidak tersentuh sama sekali.
"Bayi dalam kandunganku ini butuh sosok ayah kelak."kata Nadia sambil menghapus airmatanya.
"Ayah bayi itu sudah membusuk di neraka."kata Emal sinis.
"Karena Rehan sudah tiada,aku harap Sahrul mau menjadi ayah dari bayiku ini."kata Nadia penuh harap.
" Apa kau gila?!"seru Emal."Kenapa semua kebodohanmu kau kaitkan dengan Sahrul?"
Nadia kembali meneteskan airmatanya.
"Jika Sahrul mau menerimaku lagi,aku janji akan setia kepadanya.Aku tidak akan mengulang lagi perbuatanku di masa lalu.Aku akui aku memang mantan terburuk baginya.Bisakah dia menerimaku kembali?.Aku merasa rasa cintaku kepadanya hadir kembali."kata Nadia.
Pintu apartemen terbuka.Sahrul yang membukanya.Dia baru tiba dari minimarket berbelanja kebutuhan sehari-hari.Kantung belanjaannya terjatuh di lantai saat dia melihat Nadia ada di ruang tamu.
Nadia yang melihat kedatangan Sahrul langsung melangkah cepat mendekati Sahrul.Dia secara tak terduga duduk bersimpuh di hadapan Sahrul.Dia bahkan sujud mencium kaki pemuda itu.
Nadia menangis dalam sujudnya.Emal berharap Sahrul tidak tersentuh dengan tangisan Nadia.
Sahrul jongkok dan membantu Nadia untuk bangkit.Nadia bangkit atas bantuan Sahrul.Sahrul kemudian menuntun Nadia untuk duduk di kursi.Setelah Nadia duduk,Sahrul pun duduk di hadapannya.
"Apa kandunganmu baik-baik saja?"tanya Sahrul.
"Ya."jawab Nadia.
"Alhamdulillah."kata Sahrul.
Nadia tersenyum mendengarnya.Suara Sahrul terdengar merdu di telinganya saat ini.
"Sahrul,maukah kau menerimaku kembali?.Maukah kau menjadi ayah dari bayiku?.Maukah kau memaafkanku?."tanya Nadia penuh rasa bersalah.
Sahrul terdiam mendengarnya.
"Jika kau mau menerimaku kembali,aku janji akan setia.Aku tak akan mengulang kesalahanku lagi.Aku pun siap menikah denganmu.Aku akan jadi isteri yang baik untukmu."kata Nadia penuh rasa cinta."Sudilah kiranya kau berbelas kasih kepada wanita malang sepertiku ini,Sahrul.Rehan telah pergi,aku sudah melupakannya.Kini hanya ada kau di hatiku dan kupastikan untuk selamanya."
Apakah Sahrul mau menerima kembali Nadia?
.............