Sahrul menyodorkan sebuah kotak untuk Nadia.Nadia mengambilnya.
"Bukalah."kata Sahrul mesra kepada Nadia.
Nadia membuka kotak itu perlahan.Sahrul duduk di sampingnya dan berharap Nadia menyukai isi dari kotak tersebut.
"Wah.....indah sekali."kata Nadia sambil memeluk Sahrul.
Sahrul tersenyum bahagia.Nadia kemudian meminta Sahrul untuk memakaikan kalung berliontin berlian itu di lehernya.Sahrul memasangkannya.Sangat pas.Liontin berlian itu bertuliskan inisial nama mereka berdua yakni NS.
Sahrul kembali duduk di samping Nadia.Nadia mendadak ingin mencium bibir Sahrul namun Sahrul menghindar.
"Kenapa?"tanya Nadia heran.
"Setelah menikah baru boleh ciuman."jawab Sahrul.
Nadia kecewa tapi dia tidak menunjukkannya di hadapan Sahrul.Dia tersenyum manja kepada pemuda itu.
"Kita menikah bulan depan,yuk...."ajak Sahrul sungguh-sungguh.
Nadia berpikir keras.
"Kok diam saja?.Kita sudah 2 tahun pacaran.Dan aku yakin kita cocok."kata Sahrul tulus.
"Jangan dulu menikah."kata Nadia."Kita pacaran saja dulu."
Sahrul tidak kecewa.Dia begitu mencintai Nadia.
"Baiklah...Kapanpun kau mau kita bisa menikah kapan saja.Aku selalu mencintaimu."kata Sahrul.
"Aku juga mencintaimu."kata Nadia.
Itu adalah setetes kenangan lama yang pernah tercipta antara Nadia dan Sahrul di masa lalu.Kotak itu Sahrul berikan kepada Nadia saat dia baru pulang dari perjalanan bisnisnya di Inggris.Sebuah oleh-oleh berharga untuk orang yang dicintai.
Sahrul baru sadar kalau sekarang Nadia memakai kalung tersebut.Wanita yang sedang mengandung bayi orang lain itu kini mengharapkan cintanya lagi?.
"Nadia."kata Sahrul pelan.
"Ya."kata Nadia.
Emal memilih duduk di samping Sahrul.Dia penasaran tentang respon Sahrul atas permintaan Nadia.
"Kau tahu bayi itu bukan anakku,kenapa kau memintaku untuk jadi ayahnya?"tanya Sahrul pelan,berusaha berbicara sesopan mungkin agar hati Nadia tidak tersinggung.
Nadia diam saja mendengarnya.
"Aku tidak bisa menjadi ayah untuk bayi itu,Nadia."kata Sahrul.
Emal senang mendengar penuturan sahabatnya itu.Nadia meneteskan airmatanya.
"Kembalilah ke rumahmu.Rawatlah anakmu seorang diri."kata Sahrul.
Sahrul kemudian bangkit dari duduknya.Dia menuju ke kamarnya.Dia menguncinya.Nadia mengejarnya.Namun Nadia tak bisa menjangkaunya.Nadia mengetuk-ngetuk pintu kamar Sahrul namun Sahrul tidak membukanya.
Nadia putus asa.Dia memilih pergi.Emal bersyukur Nadia pergi.Emal berdo'a agar Nadia tidak mendekati Sahrul lagi.Yang namanya mantan tetap mantan,tidak ada yang namanya mantan bisa kembali lagi menjadi kekasih,batin Emal.
"Keluarlah,sobat."kata Emal kepada Sahrul."Iblis betina itu sudah pergi."
Barulah Sahrul keluar dari kamarnya.Emal langsung memeluknya.
"Tindakanmu tadi benar."kata Emal sambil melepaskan pelukannya.
Sahrul tersenyum.Dia kemudian mengambil kantung belanjaannya yang terjatuh tadi.Mengambil beberapa barang yang keluar dari kantung dan menaruhnya kembali dalam kantung.Setelah itu dia menuju ke dapur untuk meletakkan semua belanjaannya pada tempatnya,Emal mengikutinya.
"Aku akan membuat rumah di Pulau Melati."kata Sahrul sambil meletakkan sekotak susu di dalam kulkas."Aku sudah membeli sebidang tanah yang ada disitu."
Pulau Melati adalah nama pulau tempat dimana Mutiara di penjara.
"Ide bagus."kata Emal.
"Arsitek sudah membuat gambarnya.Konsep rumahnya minimalis dan tepat di pinggir pantai.Jaraknya dengan sel Mutiara hanya 50 meter.Dekat,kan?"tanya Sahrul sambil meletakkan sekotak daging sapi beku di dalam freezer.
"Sangat dekat."jawab Emal.
"Aku juga sudah membeli sebuah kapal yang bisa aku gunakan untuk transportasiku dari sini ke Pulau Melati.Jadi jika ingin ke kantor aku tinggal naik kapal itu,demikian pula saat pulang kantor."kata Sahrul.Dia sedang meletakkan setengah kilo bawang merah yang dibelinya di minimarket tadi pada wadah bumbu yang tersedia.
"Cintamu memang sangat luar biasa untuk Mutiara."kata Emal kagum."Apa kau sudah menyatakan cinta?"
Sahrul meletakkan sekotak tisu di samping rak piring.Kini semua belanjaannya sudah tertata rapi pada tempatnya masing-masing.
"Sudah."jawab Sahrul.
"Dia menerimamu?"tanya Emal.
"Kau pikir Mutiara adalah gadis yang mudah silau dengan kekayaanku?.Kau pikir dia akan berlari memelukku lantaran aku CEO?.Dia gadis yang sangat tulus,memandangku utuh sebagai manusia bukan karena apa yang aku miliki."kata Sahrul.
"Dia menolakmu?"tanya Emal.
"Entahlah.Dia hanya bertanya apa aku sudah gila lantaran berani menyatakan cinta."jawab Sahrul.
Emal diam mendengarnya.
Sahrul tulus mencintai Mutiara.Tak peduli apa status gadis itu saat ini.Status hanyalah sebuah sampul yang menutupi kilau asli seorang manusia seanggun Mutiara.
Proses pembuatan rumah Sahrul berlangsung lancar.Sebuah rumah sederhana berlantai dua yang bergaya minimalis,tidak membutuhkan proses lama,cukup 2 bulan saja rumah itu sudah Sahrul tempati.
Saat ini Sahrul sedang menikmati senja di pantai Pulau Mawar.Saat jadwal besuk ada maka dia tak pernah absen untuk menjenguk Mutiara.Dia bahkan hafal jadwal besuk di luar kepala.Dia selalu setia mengunjungi pujaan hatinya itu dengan senyuman terbaiknya.Mutiara menyarankan agar Sahrul tidak usah sering menjenguknya tapi Sahrul menolak semua itu.
Tadi dia baru saja pulang dari menjenguk Mutiara.Kata-kata gadis itu terngiang di benaknya.Gadis berbaju tahanan dengan kode 7777 itu memberitahunya untuk melupakannya.Mutiara juga memintanya untuk menikah dengan perempuan lain yang jauh lebih baik darinya.
Mampukah Sahrul melupakan Mutiara?.
Memang tak pantas seorang CEO bersanding dengan seorang narapidana.
Handphone Sahrul berbunyi.Ada WA dari Nadia.
Sahrul,aku tetap mencintaimu.Aku sudah cantik,kan?.
Ada foto yang dikirim Nadia.Foto itu menunjukkan Nadia yang berpakaian sangat ketat sehingga menunjukkan dengan jelas lekuk tubuhnya.Sangat semampai dan montok.Wajahnya juga semakin glowing dan Sahrul sadar setelah memperhatikan foto itu kalau Nadia telah mengoperasi hidungnya sehingga jauh lebih mancung dari sebelumnya.
Aku dulu keguguran,Sahrul.Aku kini seorang diri.Merana.
Aku hanya mengharap cintamu.❤❤❤
Sahrul usai membaca pesan itu.7 detik kemudian ada lagi pesan WA masuk yang datang dari salah satu sahabatnya.
Aku punya calon yang cocok untukmu.Anak pesantren.Masih muda dan paham agama.Dia hafidzah.Baru lulus kuliah kedokteran.
Ada lagi pesan WA masuk.Hanya jeda 3 detik dari pesan WA sebelumnya.Dari mantan teman SMA nya.Isi WA itu seperti ini :
Bagaimana?.Pertanyaanku waktu itu kok belum dijawab juga.Aku kangen.Mau kan jadi pacarku?
Ada lagi pesan WA masuk dari salah satu rekan bisnisnya.Hanya jeda 5 detik dari pesan WA sebelumnya.Isinya seperti ini :
Haruskah aku ceraikan suamiku agar kau mau menerimaku?
❤❤❤
Ada lagi pesan masuk dari ibunya.Hanya jeda 10 detik dari pesan WA sebelumnya.Isi pesan WA itu adalah sebagai berikut:
Banyak teman ibu yang mau anaknya menikah denganmu.Ibu sudah bilang kamu sudah punya calon,tapi mereka tetap tidak peduli.Ibu jadi bingung.Ini sekalian ibu kirim foto-foto anak teman-teman ibu itu.Kau sudah dewasa,ibu tidak mendukung juga tidak melarang.Semua terserah kepadamu mau terima atau tidak.Salam sayang dari ibu untukmu.
Foto-foto yang dikirim ibunya itu berjumlah 9 foto.Gadis-gadis yang ada dalam foto itu cantik rupawan dan punya masa depan cerah.
Dan ada 5 pesan masuk lainnya lagi yang semuanya nyata-nyata menyatakan apakah dia sudi menikahi para pengirim pesan itu.
Sahrul memandang lautan luas.
Haruskah dia mempertahankan cintanya untuk Mutiara yang nyata-nyata sudah menolaknya?
"Ya Allah berilah aku petunjukmu."kata Sahrul kemudian.
Dia memilih bangkit dari duduknya dan menuju ke Mushala yang ada di tepi pantai.Dia hendak shalat Istikharah terlebih dahulu agar Allah sudi memberinya petunjuk yang indah untuk jalan cinta yang akan ditempuhnya
Sahrul shalat dengan khusyuk.Angin laut berhembus menimpanya.Hatinya mengharap Allah memberikan petunjuknya segera.
Ombak di lautan berkejar-kejaran...
Akankah Sahrul menemukan nama Mutiara sebagai jawaban dari Allah untuk shalat Istikharahnya?
Atau Allah membisikkan nama lain yang jauh lebih baik dari Mutiara?
..........