Chereads / MEMBUNUH MANTAN? / Chapter 26 - BAB 26 . BUKU BARU

Chapter 26 - BAB 26 . BUKU BARU

14 Februari 2022

Tak terasa sudah 2 tahun Mutiara menempati sel.Dia semakin akrab dengan anggota Geng Geter yang lain.Dia kini sudah berusia 31 tahun.

Hafalan Al Qur'annya juga semakin banyak.Sudah mencapai 11 Juz.

Sahrul pun masih sama.Dia tetap setia menjenguk Mutiara setiap jam besuk dan tak pernah lelah menyatakan cinta kepada Mutiara.

Mutiara tak pernah mengatakan bahwa dia mencintai Sahrul.Namun sebulan yang lalu dia telah jatuh hati kepada pemuda itu.

Namun Mutiara kadang berpikir seperti ini :

Dia hanyalah narapidana,sedangkan Sahrul adalah pemilik banyak perusahaan besar.Pantaskah dia yang hidup di dasar lubang tambang itu bersanding dengan Pangeran yang tinggal di langit?

Hanya kepada Allah Mutiara meminta.Menyampaikan isi hatinya kepada Allah pada setiap tahajudnya adalah kebiasaan Mutiara sejak lama.Kadang Mutiara tersenyum saat menyebut nama Sahrul dalam do'anya.Dia seperti tahu Sahrul tak mungkin pantas bersamanya namun Allah tahu bahwa sejak Mutiara jatuh hati kepada pemuda itu,Mutiara dengan gamblangnya selalu meminta kepada Allah agar Sahrul bisa menjadi suaminya di dunia dan akhirat.

Bukankah meminta kepada Sang Maha Pemurah tak pernah salah?

"Menikahlah denganku."kata Sahrul pada kunjungannya kali ini.

Biasanya jika dia sudah membahas pernikahan,Mutiara akan langsung beranjak meninggalkannya.Sahrul lantaran terbiasanya menanggapi respon seperti itu kini sudah menyiapkan hati jika Mutiara kembali pergi dari hadapannya.

Namun untuk pertama kalinya Mutiara tidak beranjak.Sahrul bersyukur dalam hati untuk respon yang tak biasa itu.

"Anak kita akan malu punya ibu seorang narapidana."kata Mutiara.

"Dia anak berbakti.Dia tidak akan seperti itu."kata Sahrul.

"Apa kau tidak malu punya isteri sepertiku?"tanya Mutiara.

"Apa kekuranganmu?.Kau baik,cerdas,dan berani."kata Sahrul."Lagipula kau adalah korban fitnah."

"Apa pantas pewaris menikahi narapidana?"tanya Mutiara.

"Tentu saja."jawab Sahrul."Kumohon terimalah aku.Jangan jadikan aku perjaka tua."

Dan...

Hari ini.Seminggu kemudian.Sahrul menikahi Mutiara di Masjid LPM.Tak ada pesta mewah.Hanya ada 1 penghulu,dua orang saksi dan keluarga dekat serta sahabat-sahabat dekat yang hadir.

Mutiara meneteskan airmata haru.Sahrul mengecup dahinya.Allah telah menyatukan mereka dalam janji suci yang indah.Para sipir memberikan ucapan selamat.Mereka adalah saksi betapa kuatnya cinta Sahrul kepada Mutiara selama ini.Mereka turut bahagia dengan pernikahan ini.

Kepala sipir menghadiahkan sebuah gudang yang telah disulap menjadi kamar pengantin sederhana untuk pasangan pengantin baru ini.Di kamar itulah Sahrul dan Mutiara melewati malam pertama mereka.

Bulan madu mereka bukan di luar negeri seperti kebanyakan pengantin lainnya.Mereka melewati bulan madu di dalam lapas.Menikmati indahnya rembulan di halaman kamar pengantin mereka,menikmati indahnya matahari saat pagi telah menyapa.Shalat berjama'ah bersama dan makan bersama dengan menu LPM yang sederhana.

Bulan madu hanya berlangsung dua minggu.

Setelah itu semua kembali menjadi normal sebagaimana biasa.Mutiara kembali ke sel dengan anggota Geng Geter.Kamar pengantin sudah digembok.Sahrul kembali ke rumah pantainya.Kembali beraktivitas sebagaimana biasa.

Sepasang pengantin baru ini hanya bisa saling merindukan saat ini.

Waktu besuk hanya ada pada hari Sabtu dan Minggu.Itupun bukan fullday.Hanya 1 jam/hari.Di saat-saat itulah Mutiara dan Sahrul bisa berjumpa dan saling melepas rindu.Penjaga penjara seperti sedang menyaksikan drama romantis setiap kali Mutiara dengan Sahrul bertemu di ruang besuk.Sebuah kisah cinta yang mengharu biru dan berbalut kesetiaan yang utuh.

Kabar baik itu datang.

Mutiara hamil.Rupanya malam pertama dan bulan madu singkat di LPM telah membawa berkah luar biasa bagi mereka berdua.Sahrul bahagia mendengarnya.Mutiara sampai meneteskan airmata haru.

Mutiara menjalani kehamilannya di LPM.Para sipir paham akan kondisinya.Teman-teman dalam sel pun sama.Semua penghuni LPM menyayangi Mutiara seperti saudara kandung sendiri.Sahrul bersyukur isterinya bisa begitu tegar menjalani kehamilannya di tempat yang tak biasa.

"Apa nama yang cocok untuk bayi kita?"tanya Sahrul saat jam besuk.

"Bukan bayi,tapi bayi-bayi."jawab Mutiara tersenyum sambil membelai perutnya.

"Kembar?"tanya Sahrul."Alhamdulillah.Aku bisa punya dua anak sekaligus."

"Bukan dua tapi tiga."kata Mutiara."Kemarin aku baru di USG oleh dokter LPM."

"Alhamdulillah."kata Sahrul.

Sahrul ingin memeluk Mutiara saat itu juga tapi dinding kaca menjadi penghalang.Hanya tatapan yang menghubungkan mereka berdua.Sebuah tatapan saling memahami.

"Jika kau mau menikah lagi,aku ikhlas."kata Mutiara tulus.

"Aku tidak mau menikah lagi.Kau satu-satunya isteriku di dunia dan akhirat."kata Sahrul.

"Maafkan aku tidak bisa membuatkanmu sarapan,makan siang,dan makan malam.Maafkan untuk semua keterbatasan waktu yang kumiliki untukmu."kata Mutiara.

"Aku ridha kepadamu,isteriku."kata Sahrul."Maafkan aku juga yang tidak bisa membuatmu nyaman dalam menjalani kerasnya kehidupan.Maafkan aku yang tak bisa mengajakmu berlibur,ke salon,atau kemanapun yang kau mau.Aku adalah suami yang banyak salah."

"Aku merindukanmu setiap hari."kata Mutiara.

"Aku juga."kata Sahrul.

Jam besuk tak terasa sudah berakhir.Sahrul masih ingin berlama-lama bersama Mutiara,namun apa daya itu tak bisa dia lakukan.Dia kembali ke rumah pantainya.

Memiliki isteri yang tak tinggal di rumah tentu bukan hal mudah.Sahrul ikhlas menjalani semuanya.Esok sangat cerah.Dia berangkat ke kantor seperti biasa tanpa diantar oleh Mutiara.Dia hanya membayangkan Mutiara melambaikan tangan kepadanya dari dermaga saat dirinya sudah diatas kapal yang sedang melaju membelah lautan.

Sahrul tiba di kantor tepat waktu.Dia bekerja sebagaimana biasa.Pekerjaannya sangat banyak.Tak terasa hari sudah malam dan dia memilih untuk lembur.Emal sedang ada di Jerman dalam sebuah perjalanan bisnis.Sahrul bekerja seorang diri dengan tekun.

Ruangannya diketuk.Asistennya menyerahkan sebuah surat untuknya.Surat itu dari Nadia.Sahrul membacanya saat asistennya sudah keluar dari ruangan.

Aku ada di rooftop kantormu.Aku mau BUNUH DIRI.LEBIH BAIK AKU MATI DARIPADA TIDAK MENJADI ISTERIMU.

Sahrul segera bangkit dan keluar dari ruangannya.Dia segera menuju ke rooftop kantor.Benar saja,Nadia ada disitu.Nadia sedang bersiap-siap untuk bunuh diri.

"Hentikan!"seru Sahrul mencoba mendekat.

"Kalau kau mendekat aku akan lompat."kata Nadia.

"Jangan bodoh,Nadia."kata Sahrul.

"Kalau begitu nikahi aku."kata Nadia.

Haruskah Sahrul menyelamatkan nyawa Nadia?

..........