"Aku tidak mungkin menikahimu,Nadia."kata Sahrul.
"Apa karena narapidana itu?"tanya Nadia sambil meneteskan airmatanya.
"Aku dengan Mutiara sudah menikah,Nadia."jawab Sahrul.
Terluka hati Nadia mendengarnya.Dia belum tahu akan kabar ini.Dia selama ini ke luar negeri untuk berlibur agar bisa melupakan Sahrul,namun usahanya sia-sia.Meskipun dia sudah mengelilingi Eropa,dia tetap tidak bisa melupakan Sahrul.Karena itulah dia kembali ke Indonesia dan ingin bersama Sahrul.
"Kau telah melukai hatiku,Sahrul."kata Nadia menangis.
Sahrul diam saja mendengarnya.Dia teringat dulu saat dia terluka lantaran Nadia mengkhianatinya.Samakah yang dirasakan Nadia seperti yang dia rasakan dulu?.Sahrul sama sekali tidak punya niat balas dendam kepada wanita yang pernah menghiasi hatinya selama 10 tahun itu.Dia sudah move on dan menganggap Nadia sebagai teman.
"Bahagialah dan lupakan aku."kata Sahrul.Itu yang dulu Sahrul lakukan saat Nadia mengkhianatinya.
"Aku sudah mencoba,Sahrul.Tapi,aku tidak bisa melupakanmu.Kumohon nikahi aku."kata Nadia memelas sambil berlinang airmata.
"Harus berapa kali aku katakan Nadia,aku tidak bisa menikahimu.Cintaku selamanya hanya untuk Mutiara."kata Sahrul
Rintik hujan mulai turun.Malam semakin dingin.Angin berhembus pelan.
"Kalau begitu lebih baik aku mati,Sahrul."kata Nadia perih.
"Jangan lakukan hal bodoh itu,Nadia."kata Sahrul menasihati."Kau bisa berdosa jika bunuh diri."
"Karena itu bantulah aku agar tidak melakukan dosa."kata Nadia."Nikahi aku sekarang."
"Bantuanku hanya sebatas menasihatimu.Aku tidak mau melampaui batas."kata Sahrul.
Hujan perlahan semakin deras.
"Aku bisa membantumu untuk hidup lebih baik.Tapi,aku tidak bisa menikahimu.Jika kau mau aku bisa membantumu mencari calon suami yang baik."kata Sahrul tulus.
Nadia terdiam.
"Jangan akhiri hidupmu.Hidupmu sangat berarti.Kau harus bahagia.Sebagai teman aku percaya kau bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya."kata Sahrul.
Nadia tersenyum getir mendengarnya.Nasihat itu begitu indah.Namun dia hanya mau Sahrul.Dia tak butuh kebahagiaan atau menjadi lebih baik.Dia hanya butuh suami Mutiara.
Nadia melompat dengan cepat.Sahrul segera berlari mencegahnya.Namun Sahrul terlambat,Nadia sudah terjatuh.Sahrul segera melihat ke bawah.Tubuh Nadia terkapar tak sadarkan diri.Kepalanya berdarah.
........
Banyak pelakor yang mengincar Sahrul.Namun Sahrul adalah lelaki yang bisa menjaga kesuciannya dengan baik.
Banyak wanita yang siap menjadi isteri kedua.Namun Sahrul tidak mau berpoligami.
Banyak gadis yang ingin jadi pendampingnya,namun Sahrul hanya tertarik kepada Mutiara.
Setiap pagi,Sahrul menyiapkan sarapannya sendiri.Dia memiliki isteri namun keadaan mengharuskannya bersabar.Tak ada yang mengantarnya di depan pintu untuk berangkat kerja.Jika saja Mutiara ada tentu ini akan sangat indah sekali.
Beberapa orang menyangka dia adalah duda yang ditinggal mati isterinya.Ada juga yang menyangka kalau isterinya sedang sakit.Namun banyak juga yang tahu kalau dia beristrikan seorang narapidana.
Pernikahannya dengan Mutiara tentu mengundang banyak reaksi.Beberapa klien bisnis ada yang menjauh.Beberapa teman menjauh.Namun Sahrul sangat nyaman dengan pernikahannya.Dia tetap mencintai Mutiara setulus hati.
Memiliki isteri yang berdomisili di penjara adalah sebuah cobaan untuknya.Sahrul menjalaninya dengan ikhlas.Sangat sering dia merindukan Mutiara.Setiap waktu.Namun dia hanya mendekap bayangan itu.
"Aku kagum kepadamu,sobat."kata Emal yang masih menjomblo.
"Tentang apa?"tanya Sahrul.
"Banyak lelaki yang isterinya menempel setiap waktu tapi masih juga selingkuh."kata Emal.
"Lalu?"tanya Sahrul.
"Tapi,kau yang isterimu hanya bisa kau temui 8 kali sebulan selama 16 jam saja tak pernah sekalipun kulihat berselingkuh."jawab Emal.
" Pujianmu luar biasa.Apa kau sedang ingin naik gaji?"tanya Sahrul.
Emal terkekeh.
"Aku kesal dengan lelaki yang meremehkan profesi isteri mereka.Padahal menjadi ibu rumah tangga jauh lebih mendingan daripada memiliki isteri seorang narapidana."kata Emal.
"Beritahu para lelaki yang seperti itu untuk berguru kepadaku supaya mereka bisa lebih menghargai isteri mereka."kata Sahrul.
Emal mengangguk setuju.
"Mutiara memang adalah narapidana,namun hatinya jauh lebih cantik dari siapapun yang pernah kukenal.Dia adalah bidadari yang dikirim Tuhan untukku."kata Sahrul.
"Sebentar lagi bidadarimu akan memberikan 3 anak yang lucu untukmu.Kapan kau akan jadi ayah menurut dokter?"tanya Emal.
"Minggu depan Mutiaraku akan melahirkan."jawab Sahrul."Itu prediksi dokter."
"Dia akan melahirkan dimana?"tanya Emal.
"Jika ada kelonggaran dan mudah-mudahan ada aku mau Mutiaraku melahirkan di rumah sakit Jakarta dan aku tetap ada di sampingnya."jawab Sahrul.
Sahrul kemudian memandang awan putih yang ada di balik jendela pesawat.Dia dan Emal sedang menempuh perjalanan bisnis ke Singapura.Rencananya Sahrul akan mendirikan Hotel Sahrul di kawasan Sentosa Island.Hotel Sahrul sebelumnya juga sudah berdiri selama 10 tahun di kawasan Orchard Road.
Pesawat komersial yang membawa mereka mendarat mulus di Changi Airport.Sahrul dan Emal segera menuju ke Hotel Sahrul yang ada di Orchard Road.Disitulah Sahrul dan Emal akan melakukan meeting dengan beberapa klien terkait pendirian mega proyek Hotel Sahrul di Sentosa Island.
Mereka tiba di Hotel Sahrul tepat waktu.Meeting akan dilakukan 30 menit lagi di sebuah mini room meeting yang ada di lantai 5 gedung berlantai 17 itu.Sahrul dan Emal singgah dulu di restoran Hotel yang ada di rooftop untuk makan siang.Sudah jam 1 siang.Singapura tak terlalu terik.
Mereka sedang mencicipi hidangan pembuka ketika handphone Sahrul berdering.Ada telepon dari Kepala Sipir LPM.
"Ya."kata Sahrul,dia urung menyuapkan sup ke dalam mulutnya.
"Isterimu sudah mau melahirkan."kata Kepala Sipir LPM yang bernama Ibu Indira.
"Apa?"tanya Sahrul terkejut."Kata dokter minggu depan,kenapa bisa begitu?"
"Itulah kehendak Allah."jawab Ibu Intana."Dokter bukan Tuhan."
"Mana isteriku?"tanya Sahrul khawatir.
Ibu Intana memberikan handphonenya kepada Mutiara yang sudah terbaring di ranjang klinik LPM.
"Suamiku."kata Mutiara lemah.Rasa sakit mulai dia rasakan saat ini.
"Iya,sayang."kata Sahrul lembut."Aku masih di Singapura,aku akan pulang sekarang."
"Tidak usah."kata Mutiara tenang."Kau bilang kemarin kalau ada meeting penting disitu.Jangan abaikan meeting itu."
"Tapi....."kata Sahrul."Aku harus menemanimu."
"Aku mengerti perasaanmu,tapi karir dan masa depanmu lebih utama."kata Mutiara.
"Kau juga adalah masa depanku."kata Sahrul.
"Aku kuat,kok...Tenang saja."kata Mutiara."Sudahlah,meetingmu katanya jam 1.30 waktu setempat.Aku mencintaimu,my love."
"I love you so much."kata Sahrul.
Sahrul memandang Emal.Sobat jomblonya itu paham apa yang ada dalam hati dan pikiran Sahrul.Kedua orang tua Sahrul dan Mutiara sedang ada di luar negeri.Mereka baru akan tiba di Indonesia dua hari lagi lantaran prediksi dokter yang rupanya keliru.Ajeng dan suami serta anak-anaknya juga sedang berlibur ke Bali.Tak ada yang ada di samping Mutiara saat ini selain orang-orang LPM.
Apakah Mutiara bisa melahirkan dengan selamat atau malah ada petaka dalam kisah cinta ini?
.............