Waktu sibuk untuk JBWO pun tiba.
Hari ini tanggal 20 Oktober,Mutiara selaku kepala tim untuk Acara Besar Rehan dan Nadia (ABRN) dan Sahrul sebagai asistennya dijadwalkan melakukan meeting dengan sepasang calon pengantin dan orang tua mereka masing-masing.
"Apa aku siap bertatap muka dengan bajingan itu tanpa ketahuan?"tanya Mutiara kepada Ajeng.Dia sedikit khawatir tidak bisa mengontrol emosinya saat bertemu dengan Rehan nanti.
"Kau pasti bisa."jawab Ajeng via telepon.Ajeng menyemangati Mutiara untuk tetap sabar.
Bel pintu apartemen Mutiara berbunyi.Mutiara yakin itu adalah Sahrul,dia memang memberitahu Sahrul untuk menjemputnya agar mereka bisa bersama-sama ke lokasi meeting.Mutiara mengakhiri percakapannya dengan Ajeng dan bangkit membuka pintu.
Penyamaran Sahrul sempurna.Dia kini berkumis dan berjenggot tebal.Rambutnya juga ekstention semi gondrong.Mutiara kemudian mempersilahkannya masuk.Dandanan Sahrul juga sangat sederhana,Mutiara tak tahu kalau lelaki yang hanya memakai kaos oblong berharga puluhan ribu rupiah itu adalah CEO dari Hotel Sahrul.
"Tadi naik apa kemari?"tanya Mutiara.
"Naik Grab,bu."jawab Sahrul.Padahal Sahrul punya banyak koleksi mobil mewah di apartemennya.
"Nanti ongkos Grab mu aku ganti,ya..."kata Mutiara.
"Terima kasih,bu."kata Sahrul sopan.
Mutiara meninggalkan Sahrul sebentar.Sahrul menunggu di ruang tamu.Gadis itu masuk ke dalam kamarnya.Setelah itu Mutiara keluar dengan membawa tas.Dari tas itu dia mengeluarkan sejumlah uang untuk mengganti ongkos Grab Sahrul.
"Ini terlalu banyak,bu.Rumah saya tidak terlalu jauh dari sini."kata Sahrul sopan,menolak uang yang disodorkan Mutiara kepadanya.
Mutiara menyodorkan uang Rp.300.000 sedangkan ongkos Grab tadi hanya Rp.15.000 saja.Mutiara menolak uang yang disodorkan Sahrul.
"Untukmu saja.Anggap itu bonus."kata Mutiara tulus.
Sahrul terpaksa menerima pemberian itu.Dalam hati dia memuji kebaikan Mutiara.Alangkah menyenangkannya punya bos sebaik ini,batin Sahrul.
Selanjutnya kini Sahrul yang mengemudikan mobil menuju ke Hotel Sahrul.Mobil itu adalah milik Mutiara.Mutiara duduk di samping Sahrul.
Jalanan agak sedikit macet.Mutiara memutar musik untuk mengusir jenuh.Sahrul takjub,selera musiknya rupanya sama dengan Mutiara.Bahkan mereka berdua kini asyik membahas tentang musik.Percakapan ringan yang sangat bermakna.Sesekali ada gelak tawa dalam percakapan itu.
Tak terasa mereka sudah tiba di Hotel Sahrul.Percakapan mereka terhenti dan keduanya segera turun dari mobil.Para pegawai tidak mengenali Sahrul karena Sahrul menyamar.Dia dan Mutiara menuju ke ruang VVIP salah satu restoran yang ada di Hotel Sahrul.
Sahrul dan Mutiara duduk berdampingan sambil menunggu klien mereka datang.Mereka sama-sama tahu akan bertemu siapa hari ini.Untuk meredakan ketegangan Mutiara memilih memesan orange jus untuk diminum.
"Mau pesan apa?"tanya Mutiara kepada Sahrul.
"Apa saja,bu.Yang penting bukan racun."jawab Sahrul sopan.
Mutiara tersenyum mendengar candaan Sahrul.Mutiara lebih memilih meracuni Rehan daripada karyawan magangnya yang rajin ini.
Pesanan mereka tiba.Mutiara meminum orange jusnya sampai setengah gelas.Sahrul meminum orange jusnya sampai habis.Bersamaan dengan itu masuk Emal ke dalam ruangan itu.
Emal duduk di samping Mutiara.Kehadirannya tak terjadwalkan.
"Pak Zunan ingin saya hadir di meeting,sekalian kita bisa berkenalan karena kerjasama antara JBWO dengan kami sangat penting demi terlaksananya pernikahan akbar ini."kata Emal penuh semangat.
3 menit berada disitu,barulah Emal mulai mengenali Sahrul.
Sahrul sadar Emal mulai mengenalinya.
"Siapa nama karyawan anda ini,bu?"tanya Emal kepada Mutiara.
"Sinu."jawab Mutiara.
Emal tersenyum.Dia paham Sahrul sedang menyamar.Tapi untuk apa sahabatnya ini menyamar?.Mendadak Emal paham dan menerka akan penyebab Sahrul menyamar.Ini pasti ada hubungannya dengan Nadia batin Emal.
Tak lama kemudian Pak Zunan,Rehan,dan Nadia tiba.Pak Zunan duduk berhadapan dengan Emal.Rehan berhadapan dengan Mutiara dan Nadia berhadapan dengan Sahrul.
Rasa rindu Sahrul terobati dengan kehadiran Nadia saat ini.Mantan kekasihnya itu masih tetap cantik seperti biasa.Sedangkan Mutiara menyembunyikan kekesalannya kepada Rehan.
"Kami ingin tema salju di acara lamaran kami."kata Nadia bahagia kepada Mutiara.
"Badai salju?"tanya Mutiara dalam hati.
Nadia kemudian menggenggam tangan Rehan yang ada di atas meja dengan mesra.Sahrul sangat cemburu.Mutiara sepertinya mau muntah tapi ekspresi itu berhasil disembunyikannya dalam hati.
"Kami bisa membuat seolah salju terus turun selama proses pertunangan."kata Mutiara sambil tersenyum.
"Oh,ya?"kata Nadia takjub.
"Saljunya adalah kertas-kertas tipis yang diberi parfum,sehingga tempat pertunangan akan menebar wangi selama salju palsu turun.Kalian bisa memilih jenis parfum yang kalian suka."kata Mutiara.
Saat ini Nadia baru menyadari kalau lelaki yang ada di hadapannya saat ini adalah Sahrul.Nadia berpura-pura tidak mengetahuinya.Sahrul juga menyangka Nadia belum mengenalinya.
"Namun anda perlu menambah jam bookingan tempat jika ingin hasil maximal."kata Mutiara."Karena tim saya harus memasang banyak property untuk terciptanya hujan salju buatan itu."
Emal senang karena berkat Mutiara,Pak Zunan menambah jam bookingan untuk acara pertunangan nanti.
"Tamu-tamu undangan akan terlindung dari salju palsu.Salju palsu hanya akan turun pada tempat-tempat tertentu yang tanpa pelindung."kata Mutiara.
"Ide bagus.Aku suka."kata Nadia.
Rehan tersenyum dan mengecup dahi Nadia saat itu juga.Mutiara dan Sahrul berusaha menyembunyikan isi hati mereka saat ini.
Dasar pelakor jahat,batin Mutiara.
Emal rupanya telah memesan menu untuk meeting ini.Menu itu adalah teh panas dan aneka kue tradisional Indonesia.Kadang Nadia terlihat menyuapi Rehan dan demikian pula sebaliknya.
Ingin rasanya Mutiara menumpahkan teh panas yang ada di hadapannya saat ini di wajah Rehan.Sahrul ingin sekali membawa Nadia pergi jauh dari ruangan tersebut.
Mereka kemudian membahas banyak hal terkait acara yang berlangsung selama 18 hari itu.Keinginan Nadia dan Rehan sangat banyak,Mutiara dan Sahrul mendengar semua keinginan itu sambil menahan diri sebisa mungkin.Mutiara menahan diri untuk tidak murka sedangkan Sahrul menahan diri untuk tidak cemburu di hadapan banyak orang saat ini.
Meeting usai setelah berjam-jam lamanya.Ruangan itu seperti neraka bagi Mutiara dan Sahrul.Keduanya bersyukur bisa menyembunyikan isi hati mereka dengan baik.Pak Zunan,Nadia,dan Rehan kemudian mohon pamit terlebih dahulu.Hanya Emal,Mutiara,dan Sahrul saat ini yang ada di ruangan tersebut.
"Aku harap kita bisa bekerjasama dengan baik,bu.Terima kasih sudah jadi partner yang baik."kata Emal kepada Mutiara.
"Sama-sama,pak."kata Mutiara.
Sahrul bersyukur Emal tidak membongkar identitas dirinya di hadapan Mutiara saat ini.
........