"Alin!"
"Alin!"
"Bangun Alin!"
Alin yang tengah memjamkan kedua matanya erat, merasa sedikit terganggu saat seseorang memanggil namanya sambil menepuk nepuk sebelah lengannya.
Dengan sedikit terpaksa, Alin pun membuka kedua matanya untuk melihat siapa orang yang sudah memanggil namanya sambil menepuk nepuk sebelah tangannya disaat dirinya sedang tertidur nyenyak.
Saat Alin sedikit membuka kedua kelopak matanya, Alin dapat merasakan hangatnya sinar matahari menelisik masuk menerpa retinanya dengan perlahan Alin pun mengerjap ngerjapka kedua matanya untuk membiaskan sinar matahari yang menerpa retinanya.
Saat sudah berhasil membuka kedua kelopak matanya, Alin mengerutkan dahinya dalam saat dirinya melihat konsep ruangan yang tidak asing baginya terpampang di depannya saat ini.
"Alin! Kamu bisa bisanya tertidur saat kita akan pergi bertemu dengan klien!"
Alin yang mendengar namanya di panggil pun langsung menolehkan kepalanya cepat keasal suara dan dirinya sedikit bingung saat mendapati salah seorang rekan kerjanya dulu saat masih bekerja di sebuah kantor akuntan tengah berdiri tepat di sebelahnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ka Sarah, kamu ngapain disini?" Tanya Alin yang masih benar-benar sangat merasa heran melihat keberadaan Sarah di dekatnya.
Sarah yang mendengar pertanyaan Alin pun merasakan sebuah perempatan kecil muncul di keningnya. Dirinya merasa kesal karena sempat sempatnya Alin menanyakan hal konyol seperti itu kepada dirinya saat ini?
Helaan nafas panjang dan kasar Sarah hembuskan sebelum dirinya membuka suara untuk menyahuti pertanyaan yang di berikan oleh Alin tadi kepada dirinya.
"Hah, Alin cantik nan pintar. Aku ada disini ya karena hari ini kita akan ketemu sama klien kita loh."
Alin semakin mengerutkan dahinya dalam tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh Sarah. Karena dirinya saat ini sudah tidak bekerja lagi di kantor akuntan sejak tiga tahun yang lalu.
"Ih ka, kamu jangan bercanda. Aku kan udah ngga jadi karyawan di kantor lagi dari tiga tahun yang lalu." Ucap Alin membuat Sarah semakin merasa heran mendengar apa yang di katakan oleh rekan kerjanya saat ini.
"Alin, aku rasa nyawa kamu masih belum ke kumpul semua deh abis tidur tadi. Kamu masih ngelindur. Jelas jelas kamu masih kerja di kantor ini ya, sekarang ini masih tahun pertama kamu kerja disini."
Alin terdiam mematung di tempatnya mendengar perkatakan Sarah yang mengatakan jika tahun ini masih tahun pertamanya bekerja di kantor akuntan.
"Ka, kalender mana?? Sekarang tahun berapa?" Tanya Alin dengan nada sedikit panik kepada Sarah.
Sarah yang melihat Alin tiba tiba menjadi panik pun mengerutkan dahinya dalam, namun meski begitu dirinya tetap mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil sebuah kalender yang berada di atas meja kerjanya lalu memberikannya kepada Alin.
"Ini, sekarang itu masih di tahun dua ribu delapan belas, Alin. Dan lebih tepatnya sekarang ini di bulan April tanggal lima April. Kalau kamu mau ngerjain aku karena hari April mop, itu udah lewat empat hari yang lalu dan kamu juga udah berhasil ngerjain aku!"
Alin yang sedang focus melihat kearah kalender sama sekali tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Sarah kepadanya, saat ini dirinya sedang mencoba untuk mengingat kembali apa yang sudah terjadi kepada dirinya.
Ingatan terakhir yang dirinya miliki hingga sampai saat ini adalah dirinya pamit pergi pulang ke apartemen dengan Bara kakak dari kekasihnya setelah menemani sang kekasih yang sedang dalam keadaan koma di rumah sakit. Lalu saat dirinya baru saja akan pergi menghampiri Ilham yang merupakan driver pribadi keluarga Dimitra dirinya mengingat ada sebuah mobil yang melaju cepat kearah dirinya.
Seketika kedua bola mata Alin membulat terkejut saat mengingat jika dirinya sudah menjadii korban tabrak lari mobil yang melaju kencang saat dirinya akan menyeberangi jalan raya.
Lalu tatapan mata Alin kini kembali mengarah pada kalender yang sedang dirinya pegang dan menujukan jika saat ini masih berada pada tahun dua ribu delapan belas, sedangkan peristiwa yang menimpa dirinya dan sang kekasih terjadi di tahun dua ribu dua puluh dua.
Alin menyimpulkan jika kini dirinya sudah mengalami perjalanan waktu dan kembali ke tahun di mana dirinya pertama kali baru akan bertemu dengan Gio sang kekasih. Dan semua drama mengenai profesi pekerjaannya baru akan dimulai dua bulan lagi dari sekarang.
Sarah yang memperhatikan Alin tengah serius menatap kearah kalender pun menaikan sebelah alisnya heran dan beralih melirikan matanya kearah jam dinding yang menempel diruangan kerja milik dirinya dan Alin saat ini.
Sontak Sarah langsung membulatkan kedua bolamatanya terkejut melihat jam berapa yang tertera pada jam dinding di ruangan mereka.
"Alin! Kita ngga punya banyak waktu lagi! Kita harus berangkat sekarang atau kita akan habis di marahi bos karena telat datang ke pertemuan klien." Pekik Sarah panik dan dengan cepat langsung mengerahkan kedua tangannya untuk menarik sebelah tangan Alin dan juga untuk membawa kedua tas kerja milik mereka.
Alin yang tiba tiba merasakan tarikan cukup kuat dari Sarah pun membulatkan kedua bola matanya terkejut dan mengikuti saja kemana Sarah akan membawanya saat ini sambil dirinya mencoba kembali mengingat apakah dirinya pernah melewati kejadian seperti ini atau tidak sebelumnya dan kejadian apa selanjutnya yang akan dirinya alami kedepannya untuk menjadi materi perencaan agar dirinya tidak kembali terjebak pada kejadian yang sudah pernah di lewati sebelumnya.
Seulas seringai kecil tercetak di wajah Alin, merasa sedikit senang karena harapan yang dirinya inginkan dapat terkabul untuk kembali mengulang lagi waktu agar dirinya dapat menyelamatkan Gio dari niatan jahat yang akan di lakukan oleh salah seorang kliennya.
Alin yang kini menghentikan langkah kakinya saat melihat Sarah menghentikan langkah kakinya tepat di depan sebuah taxi lalu masuk kedalam mobil tersebut.
Alin pun hanya bisa pasrah mengikuti saja apa yang di lakukan oleh Sarah saat ini, karena dirinya masih mencoba mengingat kembali mengenai kejadian di tanggal saat ini, kemanakah dirinya dan Sarah akan pergi dan akan bertemu dengan klien siapakah mereka.
Jika melihat dari kepanikan yang terpampang di wajah Sarah saat ini kemungkinan besar klien yang akan kami temui saat ini merupakan klien penting. Tapi sayang sekali Alin masih sama sekali belum dapat mengingatnya, karena dirinya sudah melewati berrbagai macam hal, sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat mengingat semua peristawa yang sudah dirinya lewati pada tahun ini.
Sarah yang baru saja menyandarkan tubuhnya pada kursi penumpang, menolehkan kepalanya kearah Alin yang kini tengah terdiam melamun sambil menatap keluar jendela mobil.
Sarah sedikit merasa heran melihat Alin yang seperti orang bingung. Selama dirinya menjadi rekan kerja Alin di kantor ini, dirinya sama sekali belum pernah melihat Alin yang terlihat seperti orang bingung, bahkan saat di hadapkan dengan permasalahan kerja yang menurutnya rumit, Alin sama sekali tidak terlihat bingung dan dengan santai mengerjakan pekerjaan itu hingga akhirnya selesai dan membuat sang klien puas.
Sarah mengerutkan dahinya dalam, apa karena tadi dirinya yang membangunkan Alin dengan sedikit membentak, sehingga nyawa rekan kerjanya ini masih belum terkumpul semua karena terkejut?
Sarah menggelengkan kepalanya pelan, menghalau apa yang dirinya pikirkan tadi tidak mungkin terjadi. Kini dirinya harus focus terlebih dulu pada klien mereka satu ini, baru setelah itu dirinya akan bertanya kepada Alin mengani mengapa perempuan itu terlihat seperti orang bingung sampai saat ini.