Suasana tegang dan mencekam kini mengudara di salah satu ruangan yang menjadi ruang kerja milik Direktur dimana Alin bekerja.
Suasana tegang terjadi sejak Alin menyodorkan sebuah amplop putih kecil dengan tulisan 'Resign Letter' diatas amplop tersebut, kepada sang Direrktur.
"Bisa kau jelaskan maksud dari apa yang tengah kau lakukan saat ini Alin?" Tanya sang Direktur dengan nada dalam dan juga sorot mata tajam yang mengarah kepada dirinya.
Glup..
Susah payah Alin menegup saliva nya melihat seperti apa respon yang di berikan oleh sang Direktur kepada dirinya. Namun Alin yang kembali mengingat peristiwa apa yang sudah di sebab kan oleh pria ini kepada dirinya di kehidupan sebelumnya, membuat Alin memilih untuk tidak takut dan ragu lagi, karena saat ini keputusannya sudah bulat ingin mengubah semua alur kehidupannya dari akar permasalahan yang terjadi kepadanya.
"Ya, seperti apa yang anda lihat saat ini. Saya mengajukan surat pengunduran diri." Jawab Alin dengan nada tegas tanpa terdengar ragu sama sekali.
Pria paruh baya yang merupakan Direktur tempat Alin bekerja pun memilih terdiam ditempatnya saat ini dengan sorot mata tajam tetap mengarah kearah Alin.
"Karena alasan apa kau ingin mengundurkan diri? Bukan kah kontrak mu baru akan berakhir awal tahun depan?" Tanya sang direktur lagi, kali ini sambil membuka surat pengunduran diri yang di berikan oleh Alin tadi.
Alin yang melihat surat pengundurannya diirnya sedang dibuka oleh sang Direktur pun semakin memantapkan hatinya jika dirinya tidak akan gentar dan ragu dengan apa yang sudah dirinya lakukan saat ini.
"Ya, saya mengetahui kontrak kerja saya masih tersisah sampai awal tahun depan pak. Tapi saya sudah memiliki keputusan tersendiri untuk mengundurkan diri saat ini pak." Jawab Alin namun masih belum di balas dengan sang Direktur karena saat ini tengah fokus membaca surat pengunduran dirinya.
"Kamu mengundurkan dengan alasan karena tidak nyaman bekerja disini?" Ujar sang direktur kepada Alin sambil tetap melayangkan tatapan tajamnya.
Dengan pasti Alin pun mengangggukan kepalanya, karena itu adalah alasan paling baik yang dapat dirinya pakai saat ini.
"Bisa kamu jelaskan dari sisi mana kamu merasa tidak nyaman bekerja disini?"' Ujar sang Direktur bertanya kembali kepada Alin.
Alin terdiam sesaat untuk mempersiapkan kata kata yang sudah dirinya rancang sebelumnya, karena dirinya sudah dapat menebak jika direkturnya ini pasti akan bertanya hal tersebut.
"Saya merasa tidak nyaman dengan beberapa klien yang saya tangani kemarin maupun yang akan datang kedepannya. Dan saya rasa saya juga kurang cocok untuk bekerja di perusahaan ini pak." Ucap Alin dengan tegas dan lugas menjawab apa yang di tanyakan oleh sang Direktur.
Sang Direktur yang mendengar perkataan Alin pun terdiam ditempatnya dengan kening yang berkerut tipis.
"Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan baru? Jika kau sudah mendapatkan pekerjaan baru saya akan membiarkan mu untuk mengundurkan diri dari kantor ini. Tetapi jika kamu belum mendapatkan pekerjaan baru saya tidak akan membiarkan kamu untuk mengundurkan diri."
Alin diam tercengang di tempatnya saat ini mendengar apa yang baru saja di katakan oleh direkturnya.
"Saya sudah mendapatkan pekerjaan baru pak. Maka dari itu saya mengajukan surat pengunduran diri." Ucap Alin tanpa banyak berpikir lagi, karena saat ini yang dirinya inginkan adalah secepatnya berhenti bekerja di kantor ini.
Sang Direktur pun langsung menyipitkan kedua matanya menatap kearah Alin. Alin yang mendapatkan tatapan seperti itu dari sang Direktur pun langsung membuka suaranya kembali.
"Maka dari itu pak saya mengajukan surat pengunduran diri di hari ini, karena peraturan perusahaan one month notice kan pak. Jadi saya di bulan besok saya sudah dapat bekerja di perusahaan yang baru." Ucap Alin tanpa perduli jika sang direktur merasa tersinggung atau apapun itu.
Sang Direktur pun memilih untuk tetap diam di tempatnya sesaat, sebelum akhirnya membuka suara untuk membalas apa yang di katakan oleh Alin tadi.
"Kalau begitu saya ingin melihat bukti jika kau memang sudah di terima di perusahaan itu dan hanya tinggal menunggu masa terakhir kamu di perusahaan ini."
Alin yang mendengar apa yang dikatakan oleh sang Direktur langsung terdiam mematung di tempatnya. Dirinya sama sekali tidak menduga jika sang Direktur akan langsung menanyakan hal seperti ini kepadanya.
"Untuk saat ini perjanjian masih belum dapat di berikan oleh perusahaan yang akan menjadi tempat kerja baru saya pak. Karena akan di berikan pada saat saya masuk di hari pertama." Ucap Alin mencoba memberikan alasan yang menurutnya masih masuk akal dan sang Direktur dapat mempercayainya.
"Tapi bukankah kamu bisa meminta kepada mereka secara langsung? Kau hanya perlu bilang kepada mereka jika perusahaan ini membutuhkan surat seperti itu agar bisa memproses surat pengunduran diri mu." Ucap sang Direktur membuat Alin merasakan sebuah perempatan kecil muncul di keningnya.
"Ah begitu pak. Tapi setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing. Mereka tidak dapat memberikan surat seperti itu kepada calon pegawai yang sama sekali belum masuk bekerja di perusahaan mereka." Sahut Alin mencoba untuk tetap sabar menghadapi sang Direktur nya ini agar surat pengunduran dirinya dapat di proses dengan cepat.
"Tapi bukankah kamu kandidat calon karyawan mereka? Seharusnya jika kamu meminta surat seperti itu kepada mereka, mereka tidak akan merasa keberatan. Sebab ini sangat berpengaruh dengan dirimu yang akan segera bergabung dengan mereka bukan? Jika kamu mengatakan kepada mereka surat ini sangat penting untuk proses pengunduran dirimu, mereka pasti akan memberikannya tanpa berpikir panjang."
Alin ingin sekali berdecak kesal mendengar apa yang dikatakan oleh sang Direktur saat ini.
"Saya akan memberikan mu waktu satu minggu untuk meminta surat perjanjian itu, jika kamu sudah berhasil mendapat kan surat itu, saya akan langsung memproses pengunduran diri mu ini. Bahkan kau tidak perlu mengikuti prosedur perusahaan, saya bisa memberikan mu waktu satu minggu untuk merapihkan data data mu disini, agar dapat segera bergabung di perusahaan mu yang baru." Ucap sang Direktur mengatakan hal yang amat sangat menarik bagi para karyawan yang ingin secepat mungkin mengundurkan diri dari kantor lama untuk ke kantor baru. Namun tidak bagi Alin yang saat ini sama sekali belum mendapatkan pekerjaan baru, jangan kan itu, bahkan Alin sama sekali belum berniat untuk melamar pekerjaan di perushaaan baru, namun bisa bisa dirinya membuat alasan jika sudah menerima tawaran untuk bekerja di perusahaan baru, jadi dirinya harus merasakan kebingungan seperti in ikan.
Alin yang merasa kepalanya sudah sedikit pusing pun akhirnya memilih untuk menganggukan kepala saja, menyetujui apa yang di katakan oleh sang Direktur tadi. Yang terpenting saat ini dirinya segera mungkin keluar dari ruangan ini untuk memikirkan langkah selanjutnya harus mencari perusahaan mana yang bisa memperkejakan dirinya dalam waktu satu minggu ini.
"Baik pak, saya akan coba untuk meminta kepada mereka mengenai surat perjanjian yang bapak minta tadi." Ucap Alin yang hanya di balas dengan anggukan kepala oleh sang Direktur.
"Baiklah, kalau begitu kamu bisa kembali untuk bekerja. Dan untuk surat ini akan saya proses setelah mendapatkan surat perjanjian dari mu."
Alin hanya dapat menganggukan kepalanya pasrah lalu melangkahkan kakinya berjalan keluar dari dalam ruangan sang Direktur menuju meja kerjanya untuk memikirkan kembali apa yang harus dirinya lakukan setelah ini.