"Mau kan Agnes menolong Tante?"
"T-tolong apa, Tante?"
"Tolong ceritakan Claudio bagaimana dia di sekolah, siapa teman-temannya dan apa yang biasanya dia lakukan."
Kata-kata itu entah kenapa terus terngiang di telinga dan pikiran Agnes. Rasanya, dia sangat bersalah karena tak bisa memenuhi permintaan dari sahabat sang mami. Agnes dan sang mami, Abigail yang telah selesai mempercantik penampilan dari ujung rambut hingga ujung kaki kemudian segera meninggalkan salon dan butik mewah milik Donna menuju sebuah restoran yang telah dipesan oleh Abigail sebelumnya. Sepanjang jalan, Agnes sesekali melirik sang mami yang tampak santai dan tenang, bahkan senyum tipis teruntai sekilas di wajah anti tuanya.
"Ada yang mau kamu katakan sama Mami, Nes?" tanya Abigail tiba-tiba.
"A-apa, Mi? Eng-enggak. Enggak ada, Mi." Agnes buru-buru menundukkan tatapannya, menghindari interogasi yang biasanya akan dilakukan oleh Abigail jika dia merasa tak puas dengan jawaban yang diberikan.