Keesokan paginya, Abigail yang tengah menemani sang suami sarapan dikejutkan dengan langkah kaki Agnes yang terburu-buru turun dari tangga kamarnya. Kedua orang tuanya tampak tenang sementara Agnes seperti kebakaran jenggot.
"Ga perlu terburu-buru, Sayang. Lagipula, Mami udah telpon guru kamu tak masuk sekolah hari ini." Ucap Abigail santai menikmati sarapannya.
Bruk!
Bunyi tas ransel Agnes segera menjadi pembuka pagi hari yang tenang. "Apa? Mami menghubungi guruku? Kenapa aku tak bisa sekolah hari ini? Kenapa, Mi?"
"Agnes! Duduk!" perintah Papi melirik tajam.
Agnes menarik kursinya kasar dan duduk menyilangkan kedua tangannya. Kedua matanya tajam menatap segelas susu segar dan piring kosong yang masih dibalik di meja. "Kamu bisa bicara pelan-pelan, kan? Ini masih pagi, jangan buat mood Papi dan Mami berantakan!" ujar George tak senang.