Agnes sangat terkejut mendengar ucapan Adi Waksana yang langsung bicara tentang pertunangan. Kedua bola mata gadis belia itu segera mengarah tajam pada sahabat sang mami yang tampak asyik dan santai bercengkerama, begitu pula dengan Abigail yang tampak welcome setelah mendengar pernyataan sahabatnya.
"Oh, ya Nes. Apa kamu mau Om kenalkan sama anak Om?" tanya Adi Waksana melirik Agnes.
"Apa saya juga mengenal anak Om?"
Sedikit tersentak, Adi kemudian berkata, "Mungkin, karena kalian bertemu saat masih kecil, tapi dia selalu ingat sama kamu-"
Agnes yang sedang memotong steik-nya langsung menghentikan potongan terakhirnya dan melihat Adi Waksana dengan datar. "Saya memiliki memori yang buruk tentang mengingat seseorang, Om. Jadi, tolong jangan buat saya berpikir sangat keras untuk mengingat."
"Agnes! Sikap macam apa itu!?" Abigail mendelikkan matanya ke arah putrinya, namun tak dipedulikan oleh Agnes.