Agnes yang terus memperhatikan Lina selama di kelas, selalu menyunggingkan senyum tipisnya. Begitu pula ketika dia harus berkolaborasi dengan mantan sahabatnya itu, Agnes tampak lantang menggesek senar biolanya penuh percaya diri.
"Bagus! Bagus sekali! Inilah duo yang Ibu harapkan dari kalian! Benar-benar tanpa cela. Agnes, Lina … jika kalian selalu kompak seperti ini, Ibu yakin kalian akan jadi duo violin yang akan menghentak dunia." Odele dengan semangatnya terus bertepuk tangan puas dengan performa anak didiknya.
Lina terdiam dan hanya menundukkan kepalanya. Tanpa banyak kata, gadis delapan belas tahun itu segera berdiri dan kembali ke kursinya. Agnes menyeringai melihat mantan sahabatnya tampak tak senang, dan sebaliknya, Agnes tambah memanasi Lina. "Nona Odele, jangan lupa dengan permintaan saya tadi." Agnes mengedipkan sebelah matanya dan kembali ke kursi. Sambil melihat dengan tatapan sinis, Agnes membelakangi Lina dan dengan santai duduk terus tersenyum puas.
***