Chereads / Bukan Cinta Sedarah / Chapter 13 - Bab13. Berdebar

Chapter 13 - Bab13. Berdebar

Mikayla bersama Devan dan Niara telah berada di kantin, ketiganya sedang menikmati makanannya dengan diselingi perbincangan kecil.

Mereka mengaku senang dengan hari pertama mereka belajar disana, Bu Riska guru pertama yang mengajar mereka dianggap sangat baik, cara mengajarnya sangat menyenangkan.

"Aku mudah mengerti dengan cara Bu Riska menjelaskan materi tadi," ucap Niara.

Devan dan Mikayla mengangguk kompak, itu memang benar dan mereka tidak bisa untuk tidak mengakui itu.

"Semoga saja, guru berikutnya bisa sebaik Bu Riska."

"Gak akan semua kali, Niara." ucap Devan.

"Tahu nih, kalau gurunya baik semua gak akan ada tantangannya." ucap Mikayla yang kemudian menguk minumannya.

Niara tak menjawab dan memilih melahap makanannya saja.

"Gak ada enak saja."

"Masa sih, gak ada pasti ada, buktiknya kan udah sampai kesini."

"Kenapa sih maksa?"

"Kan biar jelas."

Fokus Mikayla teralih pada suara itu, suara yang begitu jelas di telinganya, dan suara itu juga yang pernah di dengarnya.

"Jangan macam-macam ya."

"Satu macam saja, jangan hanya diam saja, kaya kuya lelet banget."

"Berisik."

Mikayla mendengar suara itu semakin mendekat, itu artinya pemilik suara tersebut berjalan kearahnya.

Mikayla mengambil makanan dengan sendoknya, dan memakannya perlahan.

"Tunggu saja, jangan sok tahu seperti itu."

"Kita tahu makanya ngomong."

"Tapi salah."

"Hahahah."

Benar sekali, itu memang tawa yang sama dan pasti orang yang sama juga, Mikayla mengangguk dan meraih gelasnya.

Mikayla meneguknya seraya membalik tubuhnya, bersamaan dengan itu ada tubuh yang menabrak tangannya dan membuat gelas itu jatuh.

Prang .... gelas itu pecah di lantai, jelas saja airnya membasahi baju dan rok Mikayla, seketika itu tawa mereka terhenti dan Mikayla langsung bangkit dari duduknya.

Niara dan Devan juga turut bangkit dan bingung melihat Mikayla yang basah seperti itu, Mikayla melirik orang yang menabraknya.

"Maaf, aku tidak sengaja." ucapnya.

Mikayla tak merespon dan memilih memperhatikan mereka bergantian, tiga lelaki tampan dan Mikayla baru melihat mereka kali ini.

Devan dan Niara saling lirik, mereka khawatir kalau Mikayla akan marah dan akan terjadi keributan di kantin saat ini.

"Hallo, kamu mendengar ku?" tanyanya seraya melambaikan tangan.

Mikayla mengerjap dan berpaling sesaat, apa yang dilakukannya, kenapa malah menatap mereka seperti itu.

Mikayla menepuk baju dan roknya yang basa, berharap air itu bisa menghilang saja dari seragamnya.

"Basah nih, gimana, kan masih ada kelas."

Mikayla mengeluh sendiri, Niara hendak mendekati Mikayla tapi tertahan oleh lelaki di hadapan Mikayla.

"Jangan khawatir, mari ikut dengan ku."

Mikayla menoleh dan kembali terdiam, ikut kemana dan apa juga yang akan dilakukannya.

"Ayo."

"Kemana?" tanya Mikayla

"Sudah ayo," ucapnya seraya menarik Mikayla.

Satu temannya menepuk pundak lelaki itu dan keduanya tersenyum bersamaan.

Niara dan Devan saling lirik, akan dibawa kemana Mikayla sekarang.

"Ada saja caranya memanfaatkan keadaan."

"Ayo susul."

Keduanya turut pergi menyusul kepergian Mikayla dan lelaki itu, Niara meliriknya, apa maksudnya, apa mereka akan melakukan hal buruk pada Mikayla disana.

"Gimana ini, Dev?" tanya Niara

"Ya sudah ayo kita susul juga," ucap Devan.

Niara mengangguk, setelah meneguk minumannya, mereka lantas menyusul kepergian Mikayla dengan tiga lelaki itu.

"Ih kemana mereka membawa Mika?"

"Sabar, pasti ketemu juga."

Niara menggeleng, bagaimana bisa sabar, Mikayla dibawa pergi oleh senior itu, bagaimana kalau Mikayla justru akan dipermalukan oleh mereka.

----

Mikayla dibawa masuk ke salah satu ruangan, disana memang ada beberapa seragam sekolah laki-laki dan perempuan.

Mikayla melirik mereka bertiga setelah melepaskan genggaman dari tangan Mikayla, Mikayla melihat sekitar, tidak ada siapa pun disana dan Mikayla hanya sendiri perempuannya.

"Ada seragam disana, mungkin ada yang pas di tubuh kamu." ucapnya.

Mikayla tak menjawab, fikirannya semakin tak terarah, apa mereka akan melihat Mikayla berganti baju.

"Gantilah, nanti kamu masuk angin kalau pakai seragam basah seperti itu."

Mikayla menggeleng cepat, kenapa Mikayla justru merasa takut dengan tiga orang itu sekarang.

"Jaga fikiran kamu," ucapnya seraya mengacak rambut Mikayla.

Mikayla menunduk menghindari tangan itu, berani sekali ia menyentuh Mikayla seperti itu.

"Baiklah baiklah, silahkan kamu ganti pakaian mu biar aku menunggu di luar, jangan khawatir kita bukan lelaki kotor seperti apa yang ada dalam fikiran mu itu."

Mereka sedikit tertawa mendengarnya, Mikayla hanya diam tanpa melakukan apa pun juga, dan tidak ada satu kata pun yang terlontar dari mulutnya.

Mereka bertiga pergi meninggalkan Mikayla di dalam sana, baguslah karena dengan begitu Mikayla bisa sedikit merasa aman sekarang.

Mikayla melihat seragam itu, dan sepertinya memang akan cukup di tubuh Mikayla.

Mikayla meraih satu seragamnya, dan melirik pintu di sana khawatir kalau mereka mendadak masuk saat Mikayla sedang berganti seragam.

"Sebaiknya aku ganti sekarang saja," ucap Mikayla yang dengan cepat mengganti seragamnya, baik sekali orang itu mau bertanggung jawab atas ulahnya.

Dan Mikayla sekarang jadi tahu, kalau di sekolah itu ada persediaan seragam baru, memang sekolah bagus dan Mikayla semakin tidak menyesal masuk ke sana.

Mikayla merapaikan seragam dan rambutnya, sekarang semua telah kembali rapi dan bersih, Mikayla melihat seragam miliknya yang berwarna merah akibat tersiram jusnya tadi.

"Ibu marah gak ya kalau aku tunjukan ini, pasti susah membersihkannya."

Mikayla menghembuskan nafasnya sekaligus, dan melipat seragamnya itu, biarkan saja Mikayla akan mencucinya sendiri nanti di rumah.

Mikayla tersenyum, karena bisa tetap mengikuti pelajaran dengan seragam yang rapi dan bersih.

Pintu kembali terbuka dan Mikayla seketika berbalik melihat siapa yang datang, Mikayla mengernyit saat melihat lelaki yang memasuki ruangan itu.

Berbeda lagi, dia bukan tiga orang yang tadi mengantarkannya, mereka terdiam dalam tatapan satu sama lain.

Mikayla merasa sulit untuk menghindar dari tatapan lelaki itu, apa maksudnya dan kenapa harus seperti itu.

Mikayla berhasil terlepas tatapan itu saat, mata lelaki itu berpindah menatap Mikayla dari atas kepala sampai kaki.

Mikayla turut melihat dirinya sendiri, ada apa kenapa harus melihatnya seperti itu, apa ada yang salah dari Mikayla saat ini.

"Sedang apa kamu disini?" tanyanya.

Jantung Mikayla mendadak bergemuruh, suara itu terdengar begitu lembut, Mikayla kembali menatapnya dan itu membuat gemuruh di dadanya semakin hebat.

Ada apa ini, kenapa harus seperti ini, apa lelaki itu berniat jahat dan Mikayla merasa ketakutan.

"Kamu tidak mau menjawab?" tanyanya lagi.

Mikayla menelan ludahnya dengan susah payah, apa yang harus dikatakannya kenapa mulutnya mendadak gagu saat ini.

Lelaki itu berjalan mendekat dan membuat Mikayla berjalan mundur menghindarinya, gemuruh itu semakin kuat dirasakan Mikayla saat menatap balik mata lelaki itu.