Diandra meninggalkan kamar Diana dan berjalan keluar rumah, Diandra duduk di teras rumahnya seraya menatap pesan di ponselnya.
Diandra tidak bisa tinggalkan Diana sekarang, tapi Diandra juga tidak bisa biarkan Bian datang kembali ke rumahnya.
Diana tidak boleh melihat orang asing ada bersama Diandra, atau Diana akan kembali histeris, tapi apa yang harus dilakukan Diandra sekarang untuk semua itu.
Maya terlihat menyusul keluar dan duduk di samping Diandra, keduanya saling lirik setelah Diandra sadar kedatangan Maya.
"Kamu kenapa sih, Di?" tanya Maya.
Diandra kembali melihat depan dengan tetap diam tanpa mengatakan apa pun.
"Siapa yang datang tadi, kok kamu seperti panik gitu?"
Diandra masih diam, kalau Diandra katakan itu, apa Maya akan bisa membantunya.
"Diandra, diam saja."
"Gak apa-apa kok, May."
"Gak apa-apa tapi kayak gitu wajahnya."
"Kayak gitu gimana?"
"Ya gitu, gelisah."
"Enggak, kamu saja salah menyimpulkan."
"Kok aku yang salah, sebelum Ibu kembali memanggil kamu, lebih baik kamu ceritakan sekarang."
Diandra kembali diam, mungkin itu benar, tapi Diandra butuh bantuan untuk ceritanya nanti, dan apa Maya mampu membantunya.
"Diandra."
"Tadi yang datang itu Bian."
"Apa?"
Diandra menoleh dan mengangguk, Maya tidak salah dengan karena memang itu kebenarannya.
"Kamu serius?"
"Untuk apa aku bohong?"
"Tapi bagaimana bisa, kamu yang bilang kalau Bian tidak tahu rumah ini."
"Ya memang gak tahu, tapi memang Bian datang kesini tadi."
"Iya bagaimana bisa, Diandra?"
"Dia cari aku ke rumah sewa itu, tapi aku gak ada, dan tadi di jalan dia lihat aku keluar dari warung jadinya dia ikuti aku sampai kesini."
Maya berpaling, ceroboh sekali Diandra itu, kenapa bisa sampai seperti itu lagi pula kenapa harus jalan, Maya sudah ingatkan untuk beli online saja.
"Setelah makan malam, Bian suruh aku datang ke rumah sewa itu, tapi kalau aku gak datang maka Bian yang akan kembali kesini."
"Ya sudah kamu kesana saja."
"Ya bagaimana caranya, selesai makan malam Ibu belum tentu tidur, dan aku gak akan bisa pergi."
Maya diam, benar juga apa yang dikatakan Diandra, dan lagi Diandra sudah janji tidak akan pergi dari rumah.
Diana pasti akan kembali histeris jika tahu Diandra pergi lagi di rumah, Maya menunduk, lalu harus bagaimana sekarang.
"Aku pusing, May."
"Ya sudah, kamu biarkan saja Bian datang lagi kesini."
"Gak bisa juga, Maya."
"Kenapa gak bisa?"
"Ibu gak akan bisa tenang kalau ada orang asing yang bareng sama aku, dia pasti akan histeris meski Bian tidak melakukan apa-apa."
Maya mengangguk, Maya tidak tahu tentang itu sehingga Maya memberikan lontaran kata itu.
"Mungkin semua harus selesai saja May, aku harus berhenti dengan semuanya."
Maya mengernyit, kenapa Diandra jadi bicara seperti itu, putus asa hanya karena Bian telah tahu rumahnya.
"Bian tadi bicara apa sama kamu?"
"Gak ada, Bian dengar kamu sebut Ibu, dan Bian bertanya siapa Ibu."
"Terus kamu jawab apa?"
"Aku jawab kalau itu Ibu kamu."
Maya mengangguk, baguslah kalau memang seperti itu.
"Tapi Bian gak percaya, dia bilang kenapa Ibu teman kamu bangun tidur tapi panggil kamu, maksudnya kenapa panggil aku padahal itu Ibu kamu."
Maya kembali mengangguk, itu memang wajar dan pasti akan selalu dipertanyakan, tapi bagaimana pun Diandra harus bisa meyakinkan jika itu memang bukan Ibunya.
"Ya sudahlah, kamu tinggal yakinkan saja kalau itu memang Ibu aku bukan Ibu kamu, biarkan saja Bian datang kesini."
"Gak bisalah, May."
"Bisa Diandra, biarkan saja dia datang untuk selesaikan urusannya sama kamu, Bian pasti punya alasan dong kenapa sampai berkata seperti itu sama kamu."
Diandra diam, itu memang benar, Bian pasti akan membahas tentang semua yang telah terjadi, sehingga dia memaksa untuk menunggu Diandra hingga nanti menemuinya.
"Kamu ngerti kan maksud aku, kalau misal Bian datang kesini, kamu iya-iyakan saja semua yang dikatakannya, dengan begitu urusan bisa cepat selesai dan Bian akan cepat pergi."
Diandra menoleh, ada benarnya juga apa yang dikatakan Maya, mungkin dengan begitu Bian tidak akam mempertanyakan soal Diana Ibu siapa.
Dan semoga saja dengan Bian cepat pergi, maka Diana tidak akan sampai melihat Bian, keadaan Diana pun akan tetap baik-baik saja.
Diandra hanya harus mempercepat pembicaraan mereka saja, Bian akan cepat pergi dan tidak akan ada apa pun lagi.
"Diandra."
"Iya kamu benar, May."
Maya mengangguk, baguslah kalau memang Diandra mengerti apa yang menjadi maksud pembicaraannya itu.
Semoga saja memang akan semudah itu kejadiannya, jangan sampai Diana menyadari kehadiran Bian yang pasti akan berdekatan dengan Bian.
"Jadi, keputusannya?"
"Iya, aku akan biarkan Bian datang kesini."
Maya tersenyum, dengan begitu mungkin Bian tidak akan memiliki kecurigaan apa pun pada Diandra dan rumah tersebut, juga penghuni yang lainnya.
"Tapi nanti, kalau Bian sudah datang kesini, kamu jaga Ibu di kamar ya."
"Tenang saja, aku mengerti kok."
Keduanya tersenyum, semoga saja semua akan tetap baik-baik, Bian tidak akan membuat keributan nanti malam.
"Ya sudah masuk ah, ngapain bengong disini, langit sudah gelap."
"Iya, sana duluan, sebentar lagi aku masuk juga kan mau makan"
Maya mengangguk dan meninggalkan Diandra sendiri di luar sana, biarkan saja mungkin wanita itu masih ingin berfikir sekarang, Maya lebih baik temani Diana saja di dalam kamar.
Diandra menggaruk alisnya yang terasa gatal, kedatangan Bian yang memang diluar rencanya, memang membuat Diandra panik.
Entah apa yang akan terjadi setelah ini, setelah Bian tah kalau Diandra ternyata memiliki kenalan lain selain dari pada Bian.
Diandra menutup wajah dengan kedua tangan, tapi meski apa pun yang terjadi, Diandra tidak boleh sampai berhenti, bukankah pintu pembalasan dendamnya sudah terbuka sekarang.
Diandra hanya harus melanglah beberapa langkah lagi, dan disaat Diandra melakukan itu, Diandra harus sudah siap dengan resikonya.
"Tapi sekarang, aku harus hati-hati, aku tidak boleh asal melangkah lagi, kalau aku hilang saat Bian mencari sudah pasti Bian akan mencari aku ke rumah ini."
Diandra mengangguk, iya itu memang benar, Diandra harus lebih hati-hati, karena akibat dari kecerobohannya sore tadi, Bian jadi tahu kalau Diandra ada rumah lain lagi.
"Tidak apa Diandra, semua akan baik-baik saja, Bian tidak akan mempermasalahkan semua ini, Bian hanya akan bertanya pertanyaan yang umum saja."
Diandra mengusap wajahnya dan berlalu meninggalkan tempatnya, sudah cukup Diandra memikirkan semua itu.
Sekarang Diandra hanya harus siapkan diri untuk menghadapi Bian nantinya, Bian akan datang ke rumahnya dan Diandra harus bisa setenang mungkin berbicara dengannya.