"Kau sudah memperbaiki pompa air itu?" tanya tuan Davidson saat menatap Ares yang pulang dengan ekspresi sedih. Ares menggelengkan kepala.
"Aku tidak melihat apapun yang rusak kecuali melihat istriku sedang selingkuh lagi," jelas Ares lirih. Dia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Ares mencoba menenangkan dirinya yang kalud. Tuan Davidson yang melihat Ares sedang galau malah tertawa.
"Kau terlalu miskin, Ares. Makanya Martha tidak tertarik denganmu!"
"Ini adalah uang terakhirmu di bengkel ini, pergilah!" ucap tuan Davidson sambil memberikan sebuah amplot berwarna putih.
"Kau memecatku?" tanya Ares tidak percaya. Tuan Davidson menganggukan kepala. Sangat berat mengatakan hal ini kepada Ares. Lelaki itu sudah berkerja lima tahun di tempatnya.
"Mengapa tuan Davidson?" tanya Ares tidak terima.
"Tuan Thomas sudah mengambil alih tempat ini, jadi aku tidak punya pilihan lain!" jawab tuan Davidson. Ares mengambil amplod cokelat itu kemudian bergegas pergi. Senorita yang sudah tahu rencana pemecatan Ares hanya bisa memandangi Ares dari kejauhan.
"Ares, hidup ini keras!" seru Senorita.
"Kau harus tahu itu!" sambungnya lagi. Ares menghela napas panjang. Dia berjalan tanpa alas kaki menuju gerbang pabrik. Ares menatap ponsel buntutnya.
Lima menit kemudian, lima pengawal datang menjemputnya. Senorita yang memandangi hal itu hanya bisa membulatkan mata tidak percaya. Para pengawal itu terlihat tampan. Mengapa Ares mengenal mereka? Pikir Senorita kemudian.
Ares yang berada di dalam mobil melihat keluar jendela dengan perasaan kalud. Hari ini semua terlihat menyakitkan. Martha selingkuh lagi dengan Thomas dan juga tuan Davidson menghianati kepercayaanya. Ares kira, dengan bekerja sungguh-sungguh tanpa libur di bengkel itu, tuan Davidson akan memperpanjang kontraknya. Namun, Ares seperti binatangan yang diusirnya secara paksa.
"Tuan, ada apa?" tanya salah satu pengawal saat melihat wajah Ares yang tidak bersemangat. Ares tidak menjawab. Lidahnya mendadak keluh untuk menjelaskan semua kepahitan ini.
"Apakah tuan sudah memakai kartu hitam itu?" tanyanya lagi. Ares menggelengkan kepala. Sampai sekarang, dia belum memakai black card yang diberikan ayahnya.
"Tuan, bagaimana kalo tuan Alderic mengumumkan bahwa tuan adalah putranya yang menghilang puluhan tahun? Agar orang-orang tidak menghina tuan ares lagi?' tanya salah satu pengawal. Ares menggelengkan kepala tidak mau.
"Jangan dulu!" sahut Ares kemudian.
"Mengapa tuan?" tanya pengawalnya. Ares punya rencana yang sudah dipikirkannya jauh-jauh hari. Dia ingin membuktikan dirinya kepada keluarga Smith bahwa dia bukan menantu yang tidak berguna. Ares ingin membuat keluarga Smith berlutut di hadapannya atas semua hinaan itu.
"Makan malam nanti, tuan Alderic berencana akan menyebarkan informasi ini. Sudah puluhan tahun tuan Alderic menanti moment ini, Ares!" ucap lelaki itu. Ares menganggukan kepala mengerti.
"Aku tugaskan kau untuk membeli berlian, kirim ke keluarga Smith dan katakan bahwa berlian itu dari aku!" perintah Ares kepada pengawal yang terus bertanya.
"Baik tuan," jawab lelaki itu kemudian.
Tuan Alderic tersenyum menatap Ares yang baru datang. Lelaki itu mendorong kursi rodanya dengan semangat. Tuan Alderic memeluk Ares.
"Putraku, mengapa kau tidak membeli mobil dan juga pakaian bagus?"
"Pasti di luar sana, banyak yang menghinamu yah?" seru tuan Alderic. Ares menghela napas panjang. Seakan ada beban yang berada di tengorokannya saat ini. Tuan Alderic benar-benar bingung dengan semuanya.
"Ayah, apakah ayah bisa mengambil alih bisnis keluarga Smith secata keseluruhan dan juga perusahaan Clound Group?" tanya Ares kemudian. Tuan Alderic mengerutkan kening tidak percaya. Dia bingung dengan ucapan Ares.
"Ada apa putraku?"
"Mengapa kau bertanya seperti itu?" seru tuan Alderic.
"Aku ingin mereka menerima segala kepahitan hidup!" jawab Ares tegas.
"Baik putraku, semua akan terwujud," ucap tuan Alderic. Ares tersenyum puas. Dia benar-benar bahagia.
Makan malam terlaksanakan dengan begitu meriah. Hanya keluarga dari tuan Alderic dan beberapa petinggi dari keluarga Yuan yang diundang di makan malam itu. Alderic memperkenalkan Ares sebagai putra satu-satunya. Ares juga dinobatkan sebagai pemilik perusahaan Yuan yang berada di seluruh dunia.
Ares selalu merasa ini mimpi. Namun saat menatap cincin kuno milik tuan Alderic, Ares menyadari bahwa cincin itu adalah milik keluarga Yuan dan siapa saja yang memiliki cincin itu adalah orang yang sangat penting.
"Ares, mengapa kau tidak ingin ayah memperkenalkanmu di seluruh anak buah perusahaan Yuan?" tanya tuan Alderic di sela makan malam. Ares tersenyum sambil memasukan satu potong daging ke dalam mulutnya.
"Karena aku ingin memberikan pelajaran kepada keluarga Smith," ucap Ares kemudian.
"Ayah mendengarkan bahwa istrimu menghianatimu yah? Ayah bisa memperkenalkanmu dengan perempuan cantik di keluarga Yuan," jelas tuan Alderic lagi. Ares secepat mungkin menggelengkan kepala.
"Tidak perlu ayah, aku ingin memberikan pelajaran kepada orang yang menghinaku," jelas Ares kemudian.
"Aku ingin memimpin perusahaan keluarga Smith, tapi jangan katakan kepada siapapun bahwa aku adalah pemimpinnya," jelas Ares kemudian. Tuan Alderic hanya bisa mengikuti kemauan putranya itu.
"Baiklah, tapi jangan terlalu larut dalam kesedihan, Ares. Banyak perempuan cantik yang bisa bersamamu, pastinya dia akan menjadi setia," jelas tuan Alderic. Ares menganggukan kepala mengerti.
***
"Kau memecatnya?" tanya Ladifa. Dia sengaja bertemu dengan Thomas di sebuah cafe. Ladifa sedang membicarakan mengenai proyek yang akan mereka garap.
"Ares itu tidak memiliki kekuatan apapun, apa yang kau takutkan Ladifa?"
"Tugasmu sekarang, buat Martha untuk jatuh cinta denganku dan pernikahan kami secepatnya terlaksanakan!" jelas Thomas. Ladifa menganggukan kepala mengerti.
"Sangat mudah membuat Martha mencintaimu," jawab Ladifa.
"Kau cukup memberikan dia berlian kesukaanya dan berikan puluhan bunga dan juga rumah baru," jelas Ladifa kemudian. Thomas menganggukan kepala. Permintaan Ladifa begitu kecil untuk Thomas yang memiliki kekayaan yang tidak terhitung.
"Tapi, Martha ingin koh i noor diamond, kau sanggup?" tanya Ladifa kemduian. Koh i noor diamond adalah diamond terkaya di dunia. Martha sudah menginginkan bend aitu jauh-jauh hari.
Thomas terdiam cukup lama. Dia harus mencari koh i noor diamond di luar Barcelona dan harganya pasti sangat fantastis.
"Bagaimana, Thomas?"
"Adikku sangat menginginkan itu," seru Ladifa.
"Oke, aku setuju!" jawab Thomas kemudian. Ladifa tersenyum puas. Setidaknya hubungan Martha dan Thomas memberikan dampak yang baik kepadanya.
***
"Jadi, kau sudah tidak ingin tinggal di sini, Ares?"
"Kau akan tinggal di mana, gelandangan lagi?"
"Aku tahu sih, tuan Davidson memecatmu dan keluargamu hancur. Tapi, kembali menjadi gelandangan itu memalukan," seru Senorita.
"Menjadi miskin memang tidak menyenangkan Ares," jawab Senorita kemudian. Ares tidak mengubris ucapan Senorita. Dia fokus memasukan beberapa potong bajunya ke dalam plastik. Walaupun ayahnya bisa membelikannya banyak barang berharga, namun Ares belum ingin memintanya.
"Aku pergi dulu, Senorita!" jawab Ares kemudian. Senorita menganggukan kepala mengerti. Dia memandangi Ares dengan ekspres sedih. Hidup lelaki itu benar-benar terpuruk.
Dring!
Ponsel Ares bergetar, dia segera mengangkat teleponnya.
"Perintahkan mobil untuk menjemputku sekarang!" titiahnya kemudian.
"Siap tuan muda," jawab lelaki yang berada di sambungan telepon.
"Hari ini, aku ingin memberikan pelajaran kepada keluarga Smith!" ucapnya. Ares mengepal tangannya sambil membawah kantong plastiknya keluar dari kompleks rumah.
Lima pengawal segera turun dan mempersilahkan Ares untuk masuk ke dalam mobil. Ada dua mobil yang selalu mengawalnya ke mana pun dia pergi.
Bersambung …