Chereads / kisahku yang berbeda / Chapter 2 - Chp-1 | Hari pertama masuk sekolah

Chapter 2 - Chp-1 | Hari pertama masuk sekolah

Akhirnya hari masuk ke sekolah baru pun tiba, hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Arum.

Ia sangat bersemangat untuk berangkat ke sekolah. Ia memiliki sebuah ambisi untuk bisa membuat teman-temannya merasa senang terhadap dirinya.

Ia memiliki tekad yang sangat kuat untuk bisa merubah dirinya yang sangat introvert ini menjadi eksrovert.

Di sekolah barunya itu, ia tak memiliki seorang teman ataupun seorang kenalan untuk bisa ia tanyai. Akhirnya ia memilih untuk duduk di sebuah bangku yang cukup panjang.

Beberapa siswi yang lain lewat di depannya dan duduk di sampingnya. Karena ia bertekad untuk merubah dirinya, ia mencoba untuk memulai pembicaraan dengan seorang siswi yang duduk di sebelahnya yang sedang berbicara bersama teman-temannya

"Hmm... Anu nama kamu siapa?" Ia menepuk pundak siswi yang berada di sampingnya sembari memikirkan kata selanjutnya.

Siswi itu menoleh ke arahnya "Eh... Oh namaku Keysha, kamu?" Nada bicaranya terdengar sedikit ketus.

Saat mendengar nada bicaranya yang kurang ramah, ia sudah tak berniat untuk berteman lebih jauh dengannya.

Tapi untuk menghargai nya ia tetap menjawabnya sembari memberikan senyum kecil padanya "Arum".

"Oh salam kenal" lalu ia kembali mengobrol dengan teman-temannya.

Karena ia tak mau merusak moodnya yang sedang baik, ia mengalihkan pikirannya dengan melihat sekelilingnya. Ia sempat berpikir kalau sekolah negeri memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari SMP swasta-nya dulu. Ternyata bayangannya itu salah, justru sekolah barunya ini memiliki ukuran yang jauh lebih luas ketimbang SMP swastanya dulu.

Sekolahnya memiliki desain khas ala sekolah negeri pada umumnya tapi di sekolah itu memiliki berbagai fasilitas yang lumayan bagus dan lengkap. Lingkungan sekolahnya pun sangat asri, banyak pohon dan tanaman hias yang di tanam di depan setiap kelas.

***

Karena terlalu lama ia menunggu, ia berharap waktu segera berlalu, karena situasi yang ia rasakan saat itu sangatlah tak enak. Walaupun ia sering mengalaminya dulu, tapi saat itu ia situasinya sedikit berbeda.

Akhirnya tak berapa lama bel masuk pun berbunyi, siswa dan siswi kelas 11 dan 12 semuanya masuk kedalam kelas. Dan siswa kelas 10nya di giring ke lapangan untuk diadakan pengenalan lingkungan sekolah (PLS).

Saat dilapangan terlihat ada seorang guru yang sudah tua dan beberapa senior yang memakai jas biru tua dengan simbol osis di dadanya.

Saat PLS dilaksanakan, menurutnya

kegiatan itu lumayan menyenangkan. Senior dan guru yang berada di depan sangat berkompeten dalam melaksanakan PLS tersebut.

Di umumkan bila PLS akan diadakan selama 3 hari berturut-turut di jam yang sama dan kondisi yang sama seperti sekarang ini.

Setelah guru tersebut selesai memberikan amanat, yel-yel, dan lagu sekolah. Sekarang adalah giliran senior-senior dari osis yang memperkenalkan sekolah kepada junior-juniornya.

Arum sedikit tertarik dengan salah satu seniornya. Ia tertarik karena senior tersebut sangatlah humoris, ia bisa membuat hampir semua orang yang ada di lapangan tertawa karena melihat tingkah lucunya.

Tapi ada kejadian yang tak di sangka oleh Arum, saat semua murid baru di persilahkan duduk, tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya dari belakang dan menepuk pundaknya.

"Loh Arum? Kamu masuk sini juga" sembari jongkok karena tak enak bicara sambil berdiri tapi lawan bicaranya duduk

"Loh bang Bryan?" Ia kaget karena ada orang yang kenal dengannya dan menyapa ia terlebih dahulu.

"Wah uda lama ya kita gak ketemu, gimana kabar mama papa mu?" Tanyanya basa basi karena mereka berdua sudah lama tak bertemu.

"Alhamdulillah sehat kk, orang tua kk gimana?"

"Alhamdulillah sehat juga" Bryan memberikan senyuman lebar pada Arum.

Tapi hal itu menarik perhatian beberapa temannya Bryan, karena ia salah satu murid yang berparas rupawan yang juga dikenal sebagai orang yang sangat sulit untuk di dekati dan sangat jarang ramah pada orang lain, kecuali guru.

Selama berbica dengan Arum, Bryan terus memperhatikan sorot mata Arum, ia menyadari bila mata Arum tidak melihat kearahnya, melainkan melihat kebelakangnya. Kemudian ia sadar jika teman-temannya menatapinya dari tadi.

Karena merasa tak enak pada Arum ia kembali ke barisan teman-temannya.

Tentu saja, beberapa anggota osis mempertanyakan anak itu siapanya Bryan?

Saat Bryan kembali ke barisan teman-temannya, banyak dari mereka yang langsung bertanya padanya

Ia hanya menjawab nya singkat

"Oo dia? teman main ku dulu. Orangnya unik"

Tak berapa lama, akhirnya ketos dan beberapa anggota lainnya mempromosikan osis kepada mereka. Ada yang langsung tertarik dan langsung mengajukan dirinya untuk daftar, ada pula yang masih ragu-ragu untuk daftar, dan ada juga siswa yang mendaftar karena ada seseorang yang ia suka walau ia tak yakin dengan pilihannya itu.

Sebelum penutupan, waketos mengatakan kalau akan ada beberapa orang dari berbagai perwakilan ekskul akan datang menghampiri kelas mereka masing-masing untuk mempromosikan ekskul mereka seperti mereka mempromosikan osis kepada mereka, yang pastinya dengan cara khas mereka tersendiri.

Akhirnya mereka semua dibubarkan dan mengikuti guru-guru yang telah diberitahu kepada mereka sebelum PLS selesai untuk hari ini.

Mereka semua mengikuti arahan dari gurunya masing-masing dengan tertib, tapi ada saja sebagian murid yang mencoba-coba untuk bandal dan tak patuh di hari pertama mereka sekolah.

***

Setelah guru-guru meng kelompokkan mereka sesuai dengan nama-nama tanaman, guru yang bertanggung wajib untuk langsung mengarahkan murid-muridnya kedalam kelas yang telah di tentukan.

Arum masuk kedalam kelas yang di beri nama 'Glodok Tiang '. ia segera masuk kedalam kelas tersebut. Terlihat yang lain sudah mulai kenal satu sama lain, tapi Arum masi belum mendapatkan teman karena ia masi ragu untuk memulai topik pembicaraan.

Karena masi belum kenal dengan yang lain, ia memilih untuk mencari bangku terlebih dahulu. Ia mendapatkan 2 bangku kosong dari urutan 2 paling belakang dibarisan dekat pintu. Ia memilih duduk di dekat dinding agar ia bisa menyender.

Ia melihat sekelilingnya. Suasana hening sekaligus sedikit ribut. Ia juga melihat ada seorang perempuan yang sangat cantik dan ia terlihat sedang mengobrol dengan teman di sebelahnya.

Ruangannya cukup besar hanya untuk menampung 34 siswa didalamnya dan segala benda-benda yang ada di dalamnya. Ada berbagai poster pahlawan dan beberapa tokoh ilmuwan dunia. Ada dua papan tulis yang di sampingnya terdapat sebuah lemari penyimpanan yang berukuran cukup besar ukurannya.

Ada 6 pasang jendela yang berada di kanan kiri kelas. Tapi sepasang jendela yang berada di sebelah kanan Arum, ukuran bisa terbilang cukup besar dari jendela-jendela yang lain. Tapi sangat disayangkan satu kaca jendela hancur dan belum di perbaiki oleh pihak sekolah.

Dan tak jauh dari posisi Arum duduk ada beberapa tumpukan bangku dan meja yang tak terpakai yang berada di belakang pojok kelas. Tumpukan bangku itu membuat suasana kelas menjadi sedikit semak dan tak enak untuk di pandang.

Saat Arum sedang asik untuk melihat kesekelilingnya, Ia sedikit merasa terusik karena di belakangnya di tempati oleh 2 orang pria. Mereka terlalu ribut, akhirnya ia membuka ponselnya untuk mengalihkan pikirannya dari mereka.

Tak lama, ada seorang perempuan datang kearahnya. "Disini ada orang gk? Kalau gk ada aku duduk disini ya"

"Oh iya duduk aja, gk ada orang juga" Arum sedikit bingung untuk menjawab karena ia di tanya tiba-tiba.

Gadis tersebut langsung duduk dan mulai membuka topik pembicaraan dengannya.

"Namamu siapa?"

"Arum, kamu?" ia mengingat jika orang yang ia ajak berkenalan sebelumnya juga menanyakan balik namanya, jadi ia ikuti.

"Nur Nabila Iskandar, kalau mau panggil aja nabila" sembari tersenyum kepada nya

"Oke..."

Ia kaget kalau orang yang ada di hadapannya itu langsung memberikan nama lengkapnya pada nya.

"Namamu cuma Arum aja?" Tanyanya lagi.

"Eh enggak.. Arum Asteria Az-Zahra" Jawabannya sambil memikirkan perkataan selanjutnya.

"Waah bagus namamu ya. Ngomong -ngomong, Asteria itukan kalau gk salah ingat itu nama lain dari bunga Daisy kan?" Tanyanya dengan penuh semangat karena ia lumayan mengenal tentang jenis bunga.

"Iya, Aster atau bisa dibilang Daisy. Ibuku memberiku nama itu karena beliau suka sama bunga Daisy"

Tak lama setelah mereka mengobrol. Ada beberapa senior yang terlihat seperti menjadi perwakilan dari berbagai ekskul datang dan masuk ke dalam kelas Arum secara bergantian. Setiap yang menjadi perwakilan dari ekskul, memiliki waktu sekitar 25 menit untuk mempromosikan ekskul mereka kepada murid-murid baru.

Arum dan Nabila pum mulai membahas setiap ekskul yang masuk karena setiap perwakilan ekskul yang masuk, wajib untuk memberikan brosur tentang ekskul mereka.

Tapi obrolan mereka terus di ganggu oleh beberapa murid laki-laki yang berada di belakang mereka.

Mereka mencoba menjahili Arum dan Nabila. Karena Arum memiliki pribadi yang tenang dan santai, ia tak merasa di ganggu oleh kelakuan mereka. Tapi sebaliknya Nabila sangat terganggu oleh perbuatan mereka. Ia mencoba untuk melawan tapi murid laki-laki itu malah mempermainkan kata-katanya yang terdengar lucu bagi mereka.

Itu justru membuat ia semangkin marah, akhirnya tak berapa lama Nabila menyiram air ke salah satu dari mereka.

Tentu saja murid laki-laki yang terkena siraman air itu sangatlah marah, dan hampir memukul Nabila. Tapi mereka segera dilerai oleh beberapa senior dari ekskul Sispala yang kebetulan saat itu sedang berada di dalam kelas mereka.

Tak berapa lama, beberapa anggota osis pun masuk ke kelas dan melihat kejadian itu. Mereka langsung sigap untuk segera memisahkan tempat duduk mereka berdua. Murid-murid osis itu segera menasehati dan memarahi mereka karena baru hari pertama sudah mulai bertengkar.

Setelah Nabila dan anak laki-laki itu berdamai dan saling berkenalan, beberapa kakak-kakak dari osis menghampirinya dan bertanya.

"Dek.. kamu kenal Bryan?"

"iya kk" Arum kaget tiba-tiba mereka menghampiri dirinya

"Kenal dari mana?"

"Oo itu, abang itu tetangga saya dulu, tapi dia sempat pindah jadinya kami sempat lost kontak"

"Oo okey makasi ya" Kakak itu langsung pergi setelah mereka bertanya

Ia masih bingung kenapa hampir semua seniornya mempertanyakan tentang Bryan. Yang ia tahu Bryan adalah orang yang ramah dan suka bercerita tentang apapun itu. Tapi yang teman-temannya tahu Bryan adalah orang yang susah untuk di dekati karena ia tak suka banyak berbicara.