Chereads / Thaumaturgy (INA) / Chapter 57 - IUDICIUM PLUMBUM

Chapter 57 - IUDICIUM PLUMBUM

Haddock masih melayang di antara lorong ruang yang terdistorsi tanpa akhir.

Betapa menakjubkan sekaligus mengerikan mantera milik Merlin; Sebuah dinding datar dengan berbagai aksesoris ruangan dapat ia bentang serenggang-renggangnya, menjadi terowongan tanpa tujuan. Sudah beberapa menit berselang, sang Grand Magus berada di sana dan tidak ada yang berani secara sukarela masuk ke lubang tersebut untuk menolong pemimpinnya. Para ๐˜ธ๐˜ช๐˜ป๐˜ข๐˜ณ๐˜ฅ sudah terkuras tenaganya. Para ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ณ juga sudah kelelahan, kecuali tentu saja Merlin, pemimpin mereka. Merlin masih tampak bugar sembari menghajar para penyihir tanah barat, sementara Bartholomew Strongbark menggantikan Haddock sekali lagi guna memimpin pertarungan.

"Tidak ada waktu bermalas-malasan, bodoh! Ini tidak sebanding dengan perang sesungguhnya!" kata Bartholomew. Ia menciptakan putting beliung yang membawa tumpukan kertas. Kertas-kertas tersebut berputar-putar dan menempel ke para ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ณ sebelum tongkat Barthie menghembuskan napas api ke angin tersebut! Kehadiran puing-puing kertas hanya membuat penyebaran api semakin merajalela.

***

Haddock akhirnya siuman dan menyadari dirinya terlempar ke jurang tak berdasar yang sebenarnya adalah dinding kantornya. Ia sempat terkejut beberapa saat tapi berhasil menahan emosinya. Ia melihat bahwa dirinya sudah sangat jauh dari ruangan lobby ibarat tenggelam di palung terdalam, menjauh dari permukaan.

"Aku tak seharusnya menggunakan mantera-mantera ini, tapi kurasa kalian tak memberikanku pilihan lain." Haddock mengeluarkan sebuah peti kecil berisikan sekumpulan daya Arcane, tersimpan dalam beberapa kapsul kecil. Rupanya masih sempat ia mengambil sejumlah daya dari Orb dan menyimpannya sebagai pasokan untuk dirinya sendiri. Grand Magus diam-diam licik.

Ia mengeluarkan tongkat andalannya.

"๐˜๐˜ฏ๐˜ต๐˜ฆ๐˜จ๐˜ณ๐˜ฐ!"

Sontak di tengah pertarungan, para rahib dan sarjana merasakan mana bergejolak. Kumpulan daya hidup yang terbuang berkumpul dan menggumpal, membentuk kepulan awan dan melesat ke terowongan buatan Merlin. Ternyata Haddock mencoba menghisap mana yang ia keluarkan saat bertarung tadi untuk dimasukan kembali ke tubuhnya. Merlin melihat pula awan yang bergerak menuju liang artifisial. Taulah dia bahwa Grand Magus berjuluk 'Anak Ajaib Europa' belum melayangkan tanda menyerah.

Mana adalah daya hidup penyihir, saat dimuntahkan melalui mantera sihir, mana tidak serta merta lenyap begitu saja, namun menyatu menjadi tenaga alam dengan semesta. Mantera 'Integro' ini tidak membutuhkan mana yang banyak, tapi tenaga asing yang menerpa tubuh seseorang dan dipaksa masuk akan membuat pemanggilnya kejang-kejang. Kesakitan yang begitu kental bahkan dapat membunuh pengguna mantra jika kewalahan. Inilah mengapa sihir ini hanya digunakan di saat-saat genting, menjadikannya sebagai salah satu sihir terlarang.

Tapi Haddock adalah Grand Magus. Ia juga seorang veteran perang yang akan menghadapi perang lainnya. Rasa sakit adalah hal makanan sehari-harinya. Saat kumpulan energi itu datang, ia menyambutnya lebar-lebar. Paparan mana menusuk-nusuk kulit sang penyihir, memberikan sensasi terbakar pada sekujur tubuhnya. Jika Haddock tidak tahan dengan hal tersebut, pastilah ia tidak diakui sebagai ketua penyihir dunia.

Haddock berhasil menerima mananya kembali. Dirinya langsung memanggil Jubilant Jay keluar dari jasnya dan mulai menungganginya keluar dari lubang jahanam tersebut. Haddock mengambil satu dari tiga kapsul kecil berisikan Arcane, memasukannya ke suatu peralatan andalan lainnya.

Sebuah revolver laras panjang.

Haddock dan sapu Jay melaju sampai menyentuh permukaan dunia yang sebenarnya. Para ๐˜ธ๐˜ช๐˜ป๐˜ข๐˜ณ๐˜ฅ bersorak gembira akan kedatangan Grand Magus yang kedua kali. Merlin melihatnya dari bawah dengan tatapan kosong. Hal yang sama dilakukan Haddock terhadap manusia yang mengaku sebagai Merlin, dengan tatapan tajam.

Grand Magus segera turun dan segera menodongkan revolvernya yang mengkilat-kilat!

"Apa kau sungguh akan menembakku dengan sebuah pistol, Grand Magus?" olok Merlin dengan wajah datarnya. Beberapa pengikutnya juga tampak meremehkan tindakan sang Grand Magus. Lain halnya gelagat dengan para ๐˜ธ๐˜ช๐˜ป๐˜ข๐˜ณ๐˜ฅ . Suasana seketika terdiam. Para ๐˜ธ๐˜ช๐˜ป๐˜ข๐˜ณ๐˜ฅ budiman menurunkan tongkat mereka. Bartholomew menggelengkan kepala. Ia yang pertama melangkah mundur dari pertarungan, disusul koleganya yang lain.

"Jangan bilang kau berniat mengeluarkan 'itu' di ruangan tertutup, dasar Grand Magus tolol!" Barthie bergumam sambil mendorong yang lain agar segera kabur dari lokasi yang kelak menjadi 'tempat kejadian perkara.'

Jika seorang ๐˜ธ๐˜ช๐˜ป๐˜ข๐˜ณ๐˜ฅ memutuskan untuk membuang tongkatnya untuk sebuah revolver, ada dua kemungkinan (atau kepastian): satu, sang target merupakan ancaman tingkat dunia; dua, takdir sang target adalah mati ditelan Hades.

Haddock hanya membalas Merlin dengan sepotong kalimat:

"๐˜๐˜œ๐˜‹๐˜๐˜Š๐˜๐˜œ๐˜” ๐˜—๐˜“๐˜œ๐˜”๐˜‰๐˜œ๐˜”"

Mantan Grand Magus itu harusnya segera menarik perkataannya saat angin kencang berhembus di belakang Grand Magus, dan selongsong revolvernya berpendar hebat. Tapi apa yang ia lakukan? Ia hanya bisa terpaku dengan mata terbuka lebar.

Sorotan kilau putih menggelegar menuju Merlin dan sebagian pengikutnya! Saking kuatnya, yang hanya bisa mereka dengar adalah dengungan, beberapa tuli dibuatnya. Tembakan laser milik Haddock seketika membatalkan sihir milik Merlin dan meledakkan sisi gedung hingga meninggalkan lubang menuju dunia luar! Tidak hanya tembok didepannya, dinding di belakang Haddock juga ikut hancur akibat letusan energi saat penembakan! Semuanya adalah bayang-bayang putih untuk beberapa waktu.

Haddock berlutut lemah setelahnya. Ia juga tidak tahan akan sihir yang menghancurkan fungsi inderanya tersebut. Sayang seribu sayang, tembakannya hanya mengakibatkan gajinya terpotong untuk periode yang lama akibat istana langit hancur lebur dibuatnya. Merlin dan pengikutnya berhasil menghindar dan sekarang mereka berdiri terbalik di langit-langit.

"Tidak buruk," tutur Merlin kepada Haddock, "Aku tak pernah melihat sihir seperti itu dalam ilmu Wizardry. Adalah salahku karena meremehkan dirimu."

Haddock mendecakkan bibir, balasnya, "Dan kau berhasil membawa dirimu dan yang lain menghindar dari magnum opus-ku. Kau memang bukan sembarang orang, walaupun aku tetap tidak mengakuimu sebagai Merlin."

"Magnum opus? Nak, kau terlalu muda dan arogan untuk menyebut sihir itu sebagai magnum opus. Ini penyakit orang-orang barat. Jangan sampai sindrom Pusat Dewa-Dewa kalian kambuh lagi."

"Aku masih punya amunisi untuk membedilmu sekali lagi, tua bangka!"

Sebuah portal berupa retakan dimensi muncul di hadapan Haddock. Ko Zarni, Tenshin serta Garnika melihat sekelilinginya yang sudah porak poranda.

"Melihat keadaan kalian, kurasa kalian belum bisa membujuk si Anak Mukjizat." Merlin berkata kepada trio yang berdiri di bawah.

Tenshin menatap ke sumber suara, "Master Merlin," katanya, "Maaf, maafkan aku, Master! Aku tidak berkonsentrasi dengan baik saat melawannya. A-aku โ€ฆ aku masih butuh latihan โ€ฆ Aku siap dihukum saat kita kembali!"

Merlin terdiam sesaat dengan tatapannya yang dingin. "Kita mundur untuk sekarang. Kalian bertiga, buat portal untuk kalian sendiri!"

Merlin dan lainnya kabur menggunakan portal untuk kembali ke tempat persembunyian mereka. Alicia dan para ๐˜ธ๐˜ช๐˜ป๐˜ข๐˜ณ๐˜ฅ penjaga berhasil mendobrak pintu hanya untuk memastikan fakta bahwa sang gadis berkacamata melewatkan pertunjukkan sihir spektakuler lainnya dari Grand Magusโ€”hanya menyisakan puing-puing belaka. Tidak hanya mereka, sekumpulan penyihir di luar beserta griffin tunggangan menyambut sekutu mereka lewat lubang bekas tembakan Haddock.

Alicia berjalan melihat istana sihir yang dulunya luas dan indah kini tak berbentuk. Semua semata karena dirinya. Rasa bersalah semakin bergejolak dalam hati sang gadis.

"Alicia โ€ฆ." Haddock memanggilnya lemah. Alicia menatap sang Grand Magus yang sedang ditopang penyihir yang lain. "Apapun yang kau pikirkan, jangan berpikir bahwa ini adalah salahmu."

"G-Grand Magus โ€ฆ."

Belum sempat ia berkata lagi, teriakan suara dari luar memanggil dirinya.

"Alicia!"

"P-Papa? Papa!"

Sang gadis berlari kencang demi memeluk ayahnya. Tak lupa ia merangkul Leith yang datang belakangan. Mata Alicia kembali berkaca-kaca, namun dia menahan diri untuk terisak.

"Kak, kau baik-baik saja?" tanya Leith. Alicia mengangguk pelan.

Donar menepuk pundak putrinya agar tetap tenang. "Syukurlah kamu tidak apa-apa." Sang ayah kemudian melakukan observasi kembali, kastil kebanggan Magisterium habis seperti dirampok. "Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kukira kamu dan yang lain berhasil diburu oleh kelompok penyihir bertopeng."

"Penyihir bertopeng? Mengapa papa bisa tahu? J-jangan bilang โ€ฆ." Alicia memandang kedua anggota keluarganya. Ia melihat Leith, dengan jeli ia menemukan perban serta bercak darah yang tersembunyi di balik pakaiannya.

"LEITH, APA YANG TERJADI DENGAN TUBUHMU!"

Leith menarik bajunya dari genggaman sang kakak, "Aku baik-baik saja, kak. Kau selamat, itu yang penting."

"Jangan bercanda! Para penyihir bertopeng tersebut adalah kerabat kita sendiri, bagaimana mungkin aku baik-baik saja ketika mereka tidak bermasalah membunuh kita semua?"

Alicia semakin mencengkram kain baju sang ayah erat. "Ini tidak adil, aku tidak pernah meminta ini sedari awal."

Donar hanya mendesah. "Jadi tidak ada tempat yang aman untuk putriku? Bahkan untuk benteng sihir seperti Skycastle? Apakah para penyihir Crimsonmane melakukan ini?"

"Tidak, tidak." Haddock yang sudah dirangkul oleh penyihir lain mendekati keluarga Crimsonmane. "Ini ulah kelompok penyihir timur dan pemimpinya yang dipanggil 'Merlin'.

"Merlin? Mengapa dia disebut demikian?"

"Kau tebak saja. Dia mengaku sebagai orang yang sama dengan Grand Magus pada masa dinasti Pendragon. Kurasa mereka berbeda dengan penyihir bertopeng yang kalian ungkit-ungkit itu, tapi kau ada benarnya. Kita tidak bisa diam melindunginya terus menerus. Alicia tidak akan aman. Tidak dengan kekuatan Arcane-nya. Tidak dengan takdir yang akan menantinya."

Alicia langsung menolah wajah sang Grand Magus. "Si 'Merlin' itu โ€ฆ dia mengatakan hal yang sama. Para ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ณ juga. Bahwa aku punya 'takdir' yang besar. Anda tahu akan hal itu, kan? Tuan juga sempat ingin memberitahukannya kepadaku. K-kumohon beri tahu kepadaku apa yang mereka maksud!"

Haddock hanya dapat memandang wajah melas sang gadis dengan penuh keprihatinan. []