Malam harinya, di meja makan hanya ada Sam dan Riyu saat itu. Casandra harus menikmati makan malam di kamarnya untuk mematuhi hukuman dari Sam. Tentu saja sangat berbeda jauh suasananya. Biasanya makan malam sambil ngobrol ngalor ngidul bahas segala hal bersama anaknya, kini ruangan makan terdengar sepi, hanya ada sendok dan piring yang berbenturan pelan.
"Hey kau." ucap Sam pada pelayan muda yang bekerja mengurusi semua keperluan Casandra.
"I... Iya tuan" ucap pelayan itu melangkah ragu menuju hadapan Sam.
"Siapa namamu? Dan berapa usiamu?"
"Nama saya Tira tuan. Umur saya 23 tahun" jawabnya dengan perasaan berdebar. "Ada apa ya? Apa aku bikin kesalahan?" Tanya Tira dalam hati. Ia jadi cemas dan takut.
"Apa yang kau lakukan pada saat umur 16 tahun?" tanya Sam menatap seksama. Sedangkan Riyu hanya menyimak Sam sambil mencari apa yang sedang ada dipikiran suaminya, kenapa bertanya seperti itu pada pelayan.
"Di usia 16 tahun saya masih tinggal bersama nenek saya di desa tuan"
"Apa yang kau lakukan? Kemana saja kau pergi? Apa kau juga bersenang-senang dengan teman-temanmu?" tanya Sam dengan satu kali tarikan nafas.
Riyu menahan tawanya mendengar pertanyaan bodoh dari suaminya, Sam benar-benar membuat pelayan itu ketakutan dan gugup. "Mana ingat pergi kemana aja! Dasar!" bisiknya dalam hati.
"Saat itu saya cuma membantu pekerjaan nenek tuan, dan saya juga bersenang-senang sama teman-teman. Terkadang kami pergi ke hutan untuk mencari sayuran dan juga kayu bakar, bekerja di ladang dan... "
"Ke hutan? Apa tidak ada bodyguard yang mengawasimu?! Nenek macam apa yang membiarkan cucu gadisnya pergi kehutan!" Sam tiba-tiba greget sendiri.
"Saya cuma gadis desa biasa, mana mungkin pakai bodyguard tuaann" Bisik Tira menangis dalam hati.
"Saammm" Riyu gemas.
"Apa sayang? Aku cuma bertanya. Umurnya baru 16 dan sudah berkeliaran di hutan!"
"Tira kau boleh pergi." ucap Riyu. Pelayan itu mengangguk lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Hey, aku belum selesai sayang" protes Sam.
"Iya tapi pertanyaanmu itu membuat Tira ketakutan tau!" Riyu tau kalau suaminya sedang mencari jalan supaya dia bisa mengerti anaknya. Bisa bersikap tidak terlalu prosesif, meskipun sebenarnya berat untuk Sam membiarkan Casandra pergi jauh-jauh dari dirinya.
"Sayang. Aku tau kau sangat khawatir pada Casandra, tapi coba beri dia kesempatan. Biarkan dia menikmati masa mudanya" ucap Riyu lembut.
"Aku... " Sam terdiam.
Ingatannya kembali pada masa itu. Masa dimana ketika darah keluar dari dada kanan Casandra dengan cukup deras. Wajahnya membiru, matanya terpejam, mesin pengejut jantung terhentak di dada kecilnya. Hal paling mengerikan dalam hidup Sam.
"Aku akan memberinya kesempatan tapi bukan berarti aku mengurangi penjagaan untuk Casandra." Sam beranjak dari tempat duduknya. "Sebelum itu, aku akan meminta maaf pada putriku. Oke?" Sam mengecup kening Riyu sebelum naik ke anak tangga menuju kamar Casandra.
*****
Perlahan Sam memutar gagang pintu kamar putrinya, ia ngintip dari pintu yang sudah terbuka sedikit tapi tidak terlihat Casandra di atas tempat tidurnya. Sam pun masuk melihat ke arah sofa, meja belajar, tapi juga tidak menemukan Casandra di sana.
"Sayang" ucap Sam sambil mengetuk pintu kamar mandi, pintu itu tidak terkunci dan terbuka ketika Sam mengetuknya.
Sam langsung masuk dan menyisir ruangan kamar mandi dengan matanya tapi Casandra tidak ada. Kemudian ia berjalan ke balkon, disana tetap tidak menemukan Casandra.
"Casandra? Casandra!" panggil Sam, namun tetap tidak ada jawaban sama sekali.
Sam mulai panik, cemas, karena dimanapun tidak menemukan putrinya. Sam langsung bergegas menuju ruangan utama di kediamannya.
"Kumpulkan semua penjaga! Bawa mereka ke hadapanku!" teriak Sam pada Doni.
"Ada apa Sam?" tanya Riyu terkejut kemudian menghampiri suaminya yang pucat.
"Casandra hilang. Dia tidak ada di kamarnya Riyu, dia tidak ada dimana-mana" ucap Sam mulai berkeringat.
"Apa???"
Tidak memerlukan waktu yang lama, semua orang sudah berkumpul di ruangan utama. "Apa saja yang kalian lakukan sampai tidak tau kalau putriku diculik?! Apa gunanya kalian disini?! Putriku menghilang tapi kalian semua cuma diam di tempat!" ucap Sam dengan nada tinggi. Ia benar-benar tidak bisa mengendalikan diri.
"Sam tenanglah" ucap Riyu mencoba mengendalikan suasana.
"Bagaimana aku bisa tenang! Anakku di culik Riyu! Kalian semua cari Casandra di seluruh penjuru! Jangan kembali kalau kalian belum menemukannya!" ucap Sam menatap tajam.
"Siap Tuan!" jawab para bodyguard serempak dan tegas. Seketika itu semua bodyguard berpencar menjalankan tugasnya.
"Ini semua salahku Riyu, maafkan aku" Sam menyeka wajahnya dengan telapak tangan.
Tidak ada yang bisa Riyu ucapkan. Rumah ini sudah dijaga ketat bagaimana bisa Casandra diculik? Apa dia kabur dari rumah?. Berbagai pertanyaan yang ada dibenak Riyu.
Doni langsung menghubungi orang-orang supaya berpencar ke seluruh tempat untuk mencari nona mudanya. Sedangkan para pelayan dirumah Sam, mencari disetiap tempat yang ada di kediaman itu.
"Eh... Ada si apa kok pada rame?" ucap Casandra mengamati para pelayan wanita dan pria yang mondar mandir di taman samping. Ia mengamati apa yang sedang mereka lakukan, bahkan ada salah satu pelayan pria yang masuk ke tanaman seperti sedang mencari sesuatu.
"Lagi nyari apa si? Apa ada maling? Atau... Penyusup?!" gumam Casandra terkejut dengan tebakannya sendiri. Ia menoleh ke gerbang utama, terlihat banyak mobil yang keluar dari kediamannya sambil membunyikan sirine semakin membuat Casandra bertanya-tanya dan bingung.
"Hey. Apa yang terjadi? Kenapa mobil para penjaga keluar dari gerbang?" Teriak Casandra dari atap yang tidak jauh dari balkonnya. Atap itu memang tempat favorit Casandra saat sedang suntuk, ia berada di sana setelah makan malam tadi.
Seorang pelayan menoleh keatas dan melihat Casandra yang sedang duduk santai diatas atao dengan beberapa cemilan di sampingnya.
"Nona muda ketemu!" teriak salah satu pelayan. Semua pelayan langsung melihat ke atap tempat Casandra yang sekarang menatap mereka bingung.
"Aku???" Casandra menunjuk wajahnya sendiri.
*****
"Tuan.... Nyonya.... Nona muda sudah ketemu" ucap Tira berlari menuju ruang utama.
"Syukurlah." Riyu tersenyum lega.
"Dimana dia sekarang? Apa dia terluka? Panggil dokter Lukman sekarang!" ucap Sam cemas.
"Nona baik-baik saja Tuan. Nona... sedang bersantai di atap dekat balkon sambil menikmati cemilannya." Tiara tertunduk menahan tawanya.
"Pfft... " Riyu juga menahan tawanya. "Sam. Kau menghebohkan seisi rumah dan orang yang kau cari malah sedang bersantai di atap rumah sambil ngemil." tawa Riyu pun meledak.
Sam memperhatikan istrinya yang menertawakannya, ia juga heran kenapa putrinya harus bersantai di atas atap, sedangkan di rumah ini ada banyak sekali tempat santai yang nyaman. "Anak itu benar-benar ya!" gumam Sam dalam hati, ia kesal tapi juga lega karena ternyata Casandra tidak hilang.
"Ayah, Ibu, kenapa semua orang mencariku?" tanya Casandra dengan kripik kentang rasa keju di tangannya.
"Kenapa kau tidak bilang kalau kau ada di atap?" tanya Sam kesal.
"Casandra, ayahmu kira kau diculik tadi. Dia sampai mengerahkan semua orang untuk mencarimu" ucap Riyu kemudian tertawa, begitu juga Casandra.
Sam bersedakap membelakangi mereka. Membiarkan kedua orang ini menertawakannya sampai puas.