Casandra terdiam sambil mengingat-ingat jadwal pelajaran hari ini, setahu dirinya hari ini tidak ada pelajaran fiksika. "Tugas fisika? Hari ini kan... "
"Sudahlah kami duluan! Daaahhh" Nanda dan Sara langsung berlari menjauh meninggalkan Casandra dan Riko di taman.
"Aduh... Gimana ini. Aku deg degan Casandra resah"
"Casandra." ucap Riko yang sekarang sudah duduk di sampingnya.
"I... Iya. Ada apa Riko?"
"Kenapa semalam kamu ngga dateng ke pestaku?" tanyanya dengan wajah agak kesal.
"Aku... Maaf Riko, aku memang ngga bisa datang ke pestamu karena ayah dan ibu mengajakku ke pertemuan. Tapi, aku masih punya hadiah buat kamu" ucap Casandra riang.
"Oh ya?" Riko menyipitkan matanya.
"Iya! Bentar yaa" Casandra merogoh tasnya, tapi barang yang ia cari tidak ditemukan disana. "Ya ampun, aku lupa. Masih di loker Riko, maaf ya" ucapnya menyesal.
"Ayo kita ambil. Aku penasaran sama hadiah yang akan kau berikan padaku"
Riko menggandeng tangan Casandra lalu menariknya menuju loker kampus. Mereka berjalan beriringan, Casandra menahan debaran jantung dan senyum malu-malu karena baru kali ini Riko menggandeng tangannya.
*****
Di sisi lain, Anan sudah sampai di kampus. Ia bergegas pergi ke ruangan dosen yang memesan kue kakaknya. Tok... Tok.... Tok... Suara ketukan pintu, Anan berdiri dengan senyum ramahnya di depan ruangan dosen itu.
"Selamat pagi prof, kue pesanan anda" ucap Anan menganggukkan kepalanya sopan.
"Nah, bawa masuk. Aku sudah menunggu dari tadi hahaha" jawab Si dosen sangat senang melihat pesanannya sudah datang.
Usai Anan mendapatkan bayaran dari kue itu, ia kembali mengawasi luar pintu sebelum dirinya keluar dari ruangan dosen. "Aman" Pikirnya, karena tidak terlihat ada gadis-gadis disana. Kemudian Anan keluar dengan santai sambil memutar-mutar kunci kontaknya dengan jari telunjuk.
"Tukang kue ganteeenggggg" ucap para gadis yang keluar dari lorong kampus menghadang perjalanan Anan.
"Sial!" ucapnya terkejut, tanpa berfikir lagi Anan langsung lari menerobos tanaman bunga. Entah kemana dia lari yang penting, Anan bisa lolos dari gerombolan gadis-gadis itu.
*****
"Iihh. Dia keren banget ya" bisik Casandra sambil menikmati pemandangan perasaan manis yang sudah ia nanti Sejak lama.
"Emm... Riko"
"Iya Sandra. Ada apa?" Riko berbalik menoleh ke Casandra dengan senyum yang penuh pesona. Casandra sampe bengong dan lupa mau ngomong apa sama Riko.
Ditengah perasaan hati yang berbunga-bunga, seseorang menabrak Casandra "Buruk..." Casandra hampir saja tersungkur tapi untung saja Anan langsung memeganginya. Mata kuning cerah yang menjadi hipnotis untuk siapapun yang menatapnya, kini sedang bertatapan dengan Casandra.
"Pedagang kue tampaann" teriak para gadis bersahut-sahutan.
"Maaf Nona. Aku harus pergi." ucap Anan melepaskan pegangannya dari pinggang Casandra, sehingga membuat Casandra jatuh ke tanah. Cepat-cepat Anan menyambar topi yang terjatuh akibat tabrakan tadi, kemudian ia langsung berlari menuju motornya.
"Hey kau brengsek! Jangan lari!" Casandra berteriak sambil mengelus pinggulnya yang terasa sakit.
"Kamu ngga papa?" Riko menjulurkan tangannya membantu Casandra bangun.
"Nga papa. Cuma agak nyeri dikit" jawabnya sedikit meringis menahan nyeri. Hal memalukan, terguling di hadapan gebetan. iya kan Hiks, Hiks.
Casandra mengambil kembali topinya yang jatuh gara-gara tabrakan tadi dan kembali memakainya. "Kok topiku jadi longgar gini si!" keluhnya dalam hati.
Riko dan Casandra pun melanjutkan langkahnya ke loker untuk mengambil hadiah dari Casandra. "Coba kita lihat, hadiah apa yang akan aku terima dari gadis terkaya di kota ini" bisik Riko dalam hati.
"Oke. Sekarang ayo tutup matamu" ucap Casandra menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya.
"Baiklah" ucap Riko menuruti perintah Casandra.
Sebelum memberikan hadiahnya, Casandra memandang Riko yang masih tersenyum sambil terpejam. Matanya, alisnya, bibirnya, cowok yang sempurna kan? "Hihihi". Casandra tersenyum malu-malu.
"Ehem... Apa, aku boleh buka mata sekarang?" tanya Riko.
"Eh. Tunggu, jangan buka mata dulu!" ucap Casandra yang tersadar dari lamunannya. Ia menggenggam tangan Riko lalu memasangkan sebuah arloji khusus yang telah didesain oleh Casandra sendiri.
"Sudah. Kau boleh lihat hadiahnya sekarang."
Casandra menyembunyikan keduanya tangannya dibalik punggung. Sesekali ia bergerak membetulkan topi yang terasa kendur di kepalanya, sambil menatap Riko menunggu komentar apa dia suka dengan hadiahnya atau sebaliknya.
"Sial! Ini kan arloji yang cuma ada dua disini." ucap batin Riko sambil terus melihat arloji yang telah terpasang di tangannya. Arloji mewah, dengan 12 titik berlian melingkar searah jarum jam.
"Kenapa? Kamu ga suka ya?" tanya Casandra agak berdebar, takut Riko tidak akan menyukai hadiah pemberiannya.
"Casandra. Apa kamu bercanda? Ini hadiah paling indah yang pernah aku terima. Makasih ya." ucap Riko tersenyum langsung merengkuh Casandra masuk kedalam pelukannya.
"Tolong. Aku ga mimpi kan? Riko memelukku. Katakan padaku kalau ini bukan mimpi" bisik Casandra dalam hati dengan jantung yang berdegup kencang.
"Makasih" ucap Riko lagi sambil tersenyum, ia mendekatkan wajahnya pada Casandra. Nafas Riko menerpa wajah Casandra dengan lembut. Tapi, ia terhenti ketika tanda jam kuliah dimulai berdering.
"Oh. Em... Sorry" Riko langsung melepaskan Casandra.
"Em... Aku... Masuk kelas dulu" ucap Casandra tersipu malu langsung berlari menuju kelas dengan perasaan yang tidak karuan.
*****
Sepanjang pelajarannya Casandra hanya melamun sambil senyam senyum mengingat saat-saat bersama Riko tadi. Kini, tiga sekawan itu sedang duduk di kantin sekolah. Sara dan Nanda saling berpandangan heran melihat Casandra yang dari tadi cuma senyum-senyum sendiri.
"Kamu ga eror kan Sandra?!" tanya Sara menempelkan punggung tangannya di kening Casandra.
"Aku eror gara-gara dipeluk Riko Sar. Eh" Casandra tersadar keceplosan, ia langsung menutup mulutnya dengan tangan.
"Cieeee" ucap Nanda dan Sar serentak.
"Trus gimana? Riko udah nembak?" tanya Nanda.
Casandra menggeleng cepat, topinya yang kegedean langsung bergerak membuat Casandra tidak nyaman. "Aduuh. Ini topiku kok jadi keged..... Loh" Casandra terkejut sambil memperhatikan topinya.
"Kenapa Ndra?" tanya Nanda.
"Ini bukan topiku!"
"Casandra. Eror boleh, tapi jangan banget-banget deh. Kalau itu bukan topimu trus topi siapa?! Cewe kan yang pake topi disisni cuma kamu" sahut Sara.
Seketika tatapan tajam Casandra langsung menusuk Sara. "Hehe. Aku bercanda Casandra" Sara tidak enak hati.
"Bukan itu! Ini pasti topi punya cowok menyebalkan itu!" Casandra kesal.
Sedangkan Sara dan Nanda tidak paham apa yang diucapkan Casandra. "Maksudnya apa si?"
"Tadi waktu aku lagi jalan sama Riko, ada cowok tukang kue nabrak aku. Sialnya, selain dia ambil topi, dia juga jatuhin aku di depan Riko!" jelasnya kesal.
"Kok bisa sih!" Sara tidak percaya.
"Ga tau. Tapi tadi dia dikejar-kejar sama para senior kita."
"Wah... Pasti ganteng kan?" Sahut Nanda.
"Ganteng apanya! Nyebelin iya!. Nanda, Sara, gimana dong. Itu topi hadiah dari Ayah waktu ultahku ke 17 kemarin" Casandra panik.
"Topi yang ada gold diamond itu???" ucap Sara.
"Iya Sara. Masa topi berhargaku ditukar sama topi kecut ini!" Casandra mengamati topi Anan. Warnanya sama hitam hanya saja, milik Casandra ada lambang S dari gold diamond, sedangkan milik Anan ada lambang A yang dibuat dari Tipe-X.