"Astaga doamu itu. Ya jangan sampai di pecat juga dong Mita sayang dan aku janji kalau ini yang terakhir aku telat. Ya tidak sepenuhnya janji juga sih." Kata Dila yang melanjutkan kalimat akhirnya dalam hati dimana tidak ada satu orangpun yang mendengarnya.
Sementara Mita yang mendengar itu memutar bola matanya malas dan berkata, "Kau itu sudah berpuluh kali telah mengatakannya padaku dan kau selalu saja mengulanginya. Ah sudahlah, sebaiknya kita mulai bekerja sebelum ketahuan bos dan kita bisa kena marah nantinya. Ayo." Kata Mita yang terlebih dulu berlalu pergi dari sana untuk memulai pekerjaannya yang langsung disusul oleh Dila yang kini beranjak menuju ke tempat seharusnya ia berada.
Oh iya, posisi Dila di sini sebagai pengantar makanan kepada pelanggan restauran dimana dalam hal ini biasanya orang-orang menyebutnya dengan pelayan.
---
Di sisi lain, jauh dari tempat dimana Dila berada terlihat seseorang yang tampak sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon genggamnya.
"Kita harus bergerak cepat! Pekerjaan ini harus diselesaikan segera karena aku sudah muak berada di kantor ini dan kita harus mencari informasi tersebut. Ingat! Jangan sampai informasi itu tidak dapat dan aku tidak ingin menunggu terlalu lama!"
"Baik bos, laksanakan! Kami telah menyiapkan segalanya, jadi bos tidak perlu khawatir. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana kita tanpa ada kesalahan sedikitpun." Jawab orang yang berada di sebrang sana.
"Bagus! Saya tidak ingin mendengar adanya kegagalan dan sayang akan menunggu kabar baiknya."
"Baik bos!"
Setelahnya percakapan itu terputus begitu saja dengan senyuman yang menyeramkan tercipta di wajah orang yang dipanggil dengan kata bos itu.
Meninggalkan orang misterius itu, mari kita kembali kepada Dila yang saat ini sedang istirahat dimana ia saat ini tengah menikmati makanannya bersama Mita di kantin yang memang khusus untuk para pekerja seraya mengobrol ringan.
"Oh iya Dil, gimana keadaan ibumu?" Tanya Mita seraya meminum minumannya.
Mendapat pertanyaan itu membuat Dila menghembuskan napasnya lelah. "Ya begitulah Mit, ibuku masih sama seperti sebelumnya. Tidak ada perubahan, oh, hanya sedikit perubahan. Doain ajalah yang terbaik untuk ibuku. Aku sangat ingin ibuku sehat seperti dulu."
Mita yang mendengarnya menatap sendu ke arah Dila. "Aku pasti mendoakan yang terbaik untuk ibumu, kau dan adikmu. Aku ini kan teman baikmu!" Jawab Mita memberikan senyuman terbaiknya berharap temannya itu ikut tersenyum. "Jangan menyerah dan jangan sungkan untuk meminta bantuanku, mengerti?"
Dila yang mendengarnya ikut tersenyum, ia bersyukur bisa mendapatkan teman seperti Mita. "Pasti dong! Oh, kita harus mengakhirinya dan segera makan. Aku sangat lapar. Kau tahu, perutku terus berteriak meminta untuk segera diisi." Katanya diiringi tawa kecil di sana membuat Mita juga ikut tertawa bersamanya.
"Hum! Tentu saja, ayo makan. Aku juga sudah sangat lapar dan lagian kita harus kembali bekerja setelah ini." Jawab Mita yang dimana mereka langsung menyantap makanan mereka dalam diam.
Setelah memakan waktu beberapa menit, mereka telah selesai menikmati makanan mereka dan saat itu juga mereka harus kembali bekerja.
Restauran saat itu tidak terlalu ramai membuat mereka sedikitnya memiliki waktu untuk beristirahat walau hanya sebentar itu sudah sangat berarti bagi mereka.
Mereka melakukan pekerjaan mereka yang tanpa sadar hari sudah semakin gelap dimana hal itu menandakan waktunya mereka untuk pulang.
Tidak ada yang menyadari waktu berlalu begitu cepat saat kau terlalu asik dengan duniamu. Saat itulah mereka semua bergegas untuk mengganti seragam mereka dengan pakaian mereka yang semula.
Tentunya mereka sudah menyelesaikan segala pekerjaan mereka yang dimulai dari merapikan meja dan membersihkan perlengkapan yang mereka gunakan selama bekerja.
"Woah... Akhirnya selesai juga pekerjaan kita hari ini." Kata Dila yang terlihat kelelahan saat itu.
"Yeah dan untung saja hari ini tidak terlalu banyak pelanggan ya walaupun bisa dikatakan cukup ramai juga hahaha..." Kata Mita membuat Dila menggelengkan kepalanya.
Temannya itu sedikit unik.
"Huh, sangat melelahkan. Tubuhku hampir remuk." Kata Mita lagi meregangkan otot-ototnya.
Untuk yang satu itu Dila mengangguk setuju, ia juga merasa kelelahan saat ini dan ia melihat ke arah jam dimana menunjukkan waktu kalau ia harus segera pulang. Saat itu juga ia langsung membereskan barang bawaannya dan setelahnya ia berpamitan pada temannya.
"Kalau begitu aku pulang duluan ya Mita sayang. Kau tahu kan kalau adikku harus diberi makan dan aku harus merawat ibuku. Aku takut adikku tidak mengingatkan ibuku untuk meminum obatnya." Kata Dila beranjak dari sana seraya melambaikan tangannya ke arah Mita.
"Oh, hati-hati di jalan ya." Kata Mita membalas lambaian Dila yang tidak sempat menjawab perkataan temannya itu dan hanya mengeluarkan kalimat supaya Dila hati-hati dalam perjalanannya.
"Tentu! Kamu juga hati-hati saat pulang nanti!" Balas Dila.
Terlihat seseorang tengah berada di sebuah jalanan yang saat ini hendak menuju ke suatu tempat dimana ia akan bertemu dengan seseorang yang sepertinya mereka ingin melakukan transaksi.
Orang itu langsung disambut saat sampai di tempat tujuannya oleh beberapa anak buah orang yang saat itu hendak melakukan transaksi dengannya.
"Selamat datang tuan, tuan Deno sudah menunggu anda di ruangannya." Kata salah satu dari mereka seraya memberi hormat yang sepertinya ditugaskan untuk mengantarnya kepada orang yang bernama Deno itu.
Ia hanya menganggukkan kepalanya mengerti dan mengisyaratkan kepada orang itu untuk segera mengantarnya ke tempat dimana orang yang bernama Deno itu berada.
"Lewat sini tuan." Katanya memberi petunjuk dengan sopan dimana mereka berjalan bersama menuju ruangan yang dimaksud.
Mereka terus berjalan sampai akhirnya mereka telah berada di saah satu ruangan yang ada di sana dimana dapat ia lihat bahwa orang yang ia ketahui bernama Deno itu tengah duduk di sana yang kini sedang menatap ke arahnya.
Mereka akan memulai transaksi.
"Selamat datang tuan Rian." Sambut Deno yang merupakan orang yang akan melakukan transaksi dengannya.
"Tidak perlu basa basi, langsung ke intinya saja." Kata Rian yang memang tidak suka berbasa basi dengan wajah datarnya.
"Hahaha... Tidak perlu terburu-buru seperti itu tuan Rian. Lebih baik kita minum dulu dan bersenang-senang bersama wanita yang sudah saya siapkan." Tawar Deno yang membuat Rian jengah dan wajahnya semakin datar saat itu.
"Sudah aku bilang dari awal kalau aku tidak suka berbasa basi, jadi langsung ke intinya saja." Kata Rian dengan penekanan setiap katanya.
"Baik, baik, setidaknya mari minum bersama baru setelahnya kita mulai membicarakan tentang bisnis kita, deal?"
Oh sungguh ingin rasanya Rian menembak kepala orang itu kalau saja ia tidak ingat orang yang ada di depannya juga memiliki pengaruh dalam dunia mereka.
Tanpa berkata apapun, Rian mengambil gelas yang memang sudah dihidangkan untuknya yang setelahnya mereka langsung meminum minuman itu bersama.